“No system of government, no economic system, no currency, and no empire lasts forever, yet almost everyone is surprised and ruined when they fail.” – Ray Dalio
Perang antara Palestina dan Israel yang berpusat di Gaza semakin memburuk setiap harinya. Selama periode 7 Oktober – 1 November 2023, setidaknya lebih dari 8.900 warga Palestina terbunuh. Ini menjadi perang di antara kedua belah pihak dengan korban terbanyak dalam waktu singkat.
Gerakan boikot terhadap brand perusahaan yang dinilai mendukung Israel menjadi tren. Perusahaan mengalami dilema dalam menyikapi protes secara masif akibat gerakan ini.
Lantas, mengapa Israel-Palestina berkonflik selama puluhan tahun? Apakah keberpihakan sektor swasta terhadap Palestina akan menyebabkan instabilitas perusahaan?
Awal Mula Konflik yang Berkepanjangan
Pada tahun 1917, Inggris yang ketika itu masih menduduki Palestina, membuat perjanjian Balfour yang berisikan pembentukan ‘rumah nasional’ di Palestina bagi orang Yahudi. Perjanjian ini turut didukung oleh Liga Bangsa-Bangsa yang baru dibentuk pada 1922.
Tanah Palestina sendiri dianggap orang Yahudi sebagai tanah leluhur yang suci, tanah yang dijanjikan atau ‘the promised land’ untuk mereka. Terjadilah migrasi massal kaum Yahudi ke Palestina pasca holocaust oleh Nazi.
Pada 1947, PBB mengusulkan rencana untuk membagi wilayah Palestina menjadi dua negara yaitu Israel dan Palestina mengingat peningkatan konflik antara komunitas Arab dan Yahudi. Israel menerima rencana PBB tersebut dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948.
Tanggal pendirian Israel diperingati sebagai Nakba atau bencana. Deklarasi kemerdekaan Israel dilakukan dengan menghabisi warga sipil dan mengusir lebih dari 50 persen populasi Palestina. Terjadilah perang antara Israel dengan negara-negara Arab karena pendirian Israel yang dinilai sepihak dan mengambil wilayah warga Palestina asli.
Perang tersebut berakhir pada tahun 1949. Israel menguasai sebagian besar wilayah yang sebelumnya diusulkan untuk negara Palestina, sementara Tepi Barat dan Jalur Gaza dikuasai oleh Yordania dan Mesir.
Konflik berlanjut hingga hari ini, seperti Perang Enam Hari (1967), Perang Yom Kippur (1973) dan Intifadah (1987, 2000 – 2005, 2023), yang melibatkan wilayah-wilayah sengketa seperti Tepi Barat dan Jalur Gaza. Israel menginvasi tanah Palestina dan tidak segan membunuh anak kecil.

Perang Gaza (2023)
Dimulai pada 7 Oktober 2023, Hamas1Hamas merupakan organisasi pertahanan Islam dengan otoritas Jalur Gaza yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menentang pendudukan Zionis. Sejak berdiri pada tahun 1987, banyak warga Palestina yang mengakui Hamas sebagai pejuang kemerdekaan. menyerang Israel melalui jalur darat Gaza. Hamas meluncurkan setidaknya 5.000 roket ke beberapa titik berbeda yang mengakibatkan 250 warga Israel tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
Hamas menyatakan bahwa serangan yang mereka lakukan ke Israel pada 7 Oktober 2023 merupakan bentuk respon atas tindakan kejam Israel yang memblokade Gaza selama 16 tahun. Sebelum peristiwa 7 Oktober, memang kerap terjadi penindasan terhadap warga sipil Palestina oleh Israel seperti di Masjid Al-Aqsa
Akibat serangan ini, Israel mengumumkan keadaan darurat dan menyatakan perang. Israel beralasan bahwa invasi Gaza sebagai pembelaan diri atas aksi terorisme yang dilakukan Hamas. Negara dunia pertama ikut mengamini serangan Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa.
Jumlah korban yang berjatuhan meningkat drastis setiap harinya. Bahkan, dalam kurun waktu 2 minggu, sudah terdapat 6.100 korban jiwa dari warga Palestina.
Israel juga memutus pasokan air, makanan, listrik, hingga bahan bakar di wilayah Gaza sebagai imbas dari disanderanya warga Israel oleh Hamas. “Ini sangat sulit. Kami tidak punya air, tidak punya internet, tidak punya listrik,” ujar salah satu warga Gaza yang bernama Kemal Mashharawi, dikutip dari BBC, Kamis (12/10/2023).
Kekejaman Israel masih berlanjut dengan pengeboman beberapa fasilitas publik di Gaza seperti rumah sakit, sekolah, dan gereja. Diketahui pada Selasa (17/10), ledakan di Rumah Sakit Al-Ahli yang menewaskan lebih dari 500 warga sipil termasuk pasien menyebabkan kutukan keras dari beberapa tokoh negara.
Israel menolak bertanggung jawab atas serangan terhadap RS Al-Ahli. “Juru bicara militer Israel pada pekan lalu menyatakan untuk mengevakuasi rumah sakit. Rumah sakit menjadi target. Dan faktanya, mereka menyerang satu rumah sakit pada pekan lalu. Sehingga ada tendensi bahwa rumah sakit harus dievakuasi atau rumah sakit akan diserang,” ujar Duta Besar Palestina di PBB, Riyad Mansour.
Di lain sisi, peristiwa RS Al-Ahli disikapi oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dengan, “Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini.”
Meskipun dihujani kecaman internasional, Israel masih melancarkan serangannya ke Gaza. Pada Rabu (1/11), Kamp Jabalia, tempat pengungsian terbesar di Gaza yang menampung lebih dari 16.000 pengungsi, dibombardir oleh Israel. Setidaknya, terdapat 195 korban tewas dan 777 lainnya terluka akibat serangan tersebut. Sebagian besar korban merupakan wanita dan anak-anak.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri di Gaza, Iyad al-Bazum, mengatakan, “Bangunan ini menampung ratusan warga. Angkatan udara Israel menghancurkan distrik ini dengan enam bom buatan AS. Ini adalah pembantaian terbaru yang disebabkan oleh agresi Israel di Jalur Gaza.”
Serangan demi serangan yang tidak bermoral oleh Israel terhadap warga sipil Palestina menuai seruan gencatan senjata dari seluruh dunia, baik PBB dan pemimpin negara. Banyak yang menilai serangan dari Israel sudah bukan didasari pada hak mempertahankan diri, tetapi genosida penduduk Palestina.

Artis hollywood ikut menyuarakan keadilan untuk Palestina, seperti Angelina Jolie yang membagikan keprihatinannya tentang Jabalia melalui laman instagram miliknya. Demonstrasi juga menggema di seluruh penjuru dunia mulai dari London, Chicago, Roma, Barcelona, Dusseldorf, Sydney, New York, Seoul, Tokyo, Jakarta, dan lain-lain.
Masyarakat Geram dengan Sikap Netral
Terjadi peningkatan konten media sosial yang dibagikan terkait serangan Israel. Tak heran bila sering ditemukan adu argumen antara pro Palestina dan pro Israel di berbagai platform media sosial.
Pendukung Palestina turut menyangsikan pihak netral dalam peristiwa genosida ini. Sikap netral dianggap secara tidak langsung mendukung genosida terhadap Palestina. Ramai-ramai netizen Indonesia memprotes beberapa publik figur yang bersikap netral.


Masyarakat turut memboikot perusahaan mana saja yang mendukung atau netral terhadap Israel. Perusahaan yang dinilai pro-Israel di Indonesia didominasi oleh perusahaan multinasional seperti Starbucks, Disney, Unilever, KFC, dan masih banyak lagi. McDonald’s memberikan makanan gratis kepada tentara Israel dan Disney yang mendonasikan 2 juta dolar AS untuk Israel.
Tidak hanya perusahaan internasional, dua perusahaan lokal di bidang kosmetik, ESQA dan Rose All Day, ikut terkena boikot warganet. Kedua founder menyatakan berada di pihak netral melalui laman instagram pribadi.
Namun, pada akhirnya, co-founder Rose All Day Cosmetics mengunggah permintaan maaf di akun instagram pribadi (@tiffyds).

Hal ini justru menimbulkan pertanyaan besar, apakah permintaan maaf ini benar-benar bentuk rasa solidaritas kepada Palestina? Apakah perusahaan akan merugi dengan bersikap pro Palestina?
Kontra terhadap Genosida Tidak Membuat Anda Gagal di Pasar Internasional
Sikap beberapa brand kekinian bisa dilihat secara historis. Bisnis kolonialisme Eropa pasca pencabutan Bubble Act2The Bubble Act 1720 merupakan undang-undang parlemen Inggris yang melarang pembentukan perusahaan saham bersama lainnya kecuali jika disetujui piagam kerajaan memiliki implikasi sejarah yang kuat terhadap struktur persaingan perusahaan di negara-negara selatan, termasuk Indonesia. Frieden (1994) menuturkan bahwa konialisme hanyalah salah satu contoh interaksi antarnegara yang terjadi dalam dua dimensi.
Hubungan yang pertama adalah seberapa mungkin keuntungan investasi diambil paksa oleh kolonial. Perbedaannya, dahulu perebutan paksa dilakukan oleh militer sementara saat ini bisa berbentuk sanksi perdagangan.
Kini, kekuatan perekonomian dunia tidak sesentral pada akhir abad 20 atau era pasca keruntuhan Uni Soviet. Mulai muncul blok-blok perekonomian khusus yang berisikan negara berkembang seperti BRICS. Deglobalisasi perekonomian meredakan ketergantungan perdagangan dan mata uang terhadap pemain lama yang notabene saat ini mendukung Israel.
Hal ini yang perlu disadari oleh influencer atau perusahaan tertentu di Indonesia yang merupakan negara berkembang. Pengambilan sikap netral atau pro terhadap peristiwa genosida sejatinya bisa saja didasari oleh paham kolonialisme yang sudah bukan zamannya.
Keuntungan maupun rantai pasok dalam perdagangan internasional tidak begitu mengikat kepada negara superpower yang mendukung Israel lagi. Timbulnya biaya yang dirasakan oleh influencer atau perusahaan dari tidak terjalinnya kerja sama dengan negara tersebut memang akan berdampak pada kehilangan kesejahteraan ekonomis dalam jangka pendek.
Namun, di tengah menyeruaknya ekonomi negara berkembang di tengah kontestasi dunia pertama dan kedua3Istilah yang berasal dari Perang Dingin yaitu dunia pertama adalah Amerika Serikat dan sekutunya, dunia kedua adalah Uni Soviet dan sekutunya, dunia ketiga adalah negara non-blok di pentas global, rantai pasok dan kerja sama bisnis berpotensi menemui alternatif.
Dalam konteks keberpihakan pada konflik Israel-Palestina, kita dapat melihat menguatnya kekuatan perekonomian negara berkembang melalui perbedaan skala demonstrasi pro Palestina di berbagai belahan dunia. Demo pro Palestina pada 2023 jauh lebih besar dibanding serangan Israel ke Gaza pada 2004.
Kedua, kerja sama antar negara kolonial dalam mengawasi kontrak antar perusahaan di negara berkembang seperti Indonesia. Semakin banyak perusahaan yang perlu diawasi maka peningkatan biaya kontrak juga meninggi sehingga kerjasama pengawasan dapat meminimalisir biaya.
Kerjasama pengawasan investasi bukan berarti nir biaya. Jika salah satu pengawas tidak lagi memiliki insentif untuk menegakkan propaganda pro genosida, maka kerjasama pengawasan justru menimbulkan biaya yang lebih besar karena beban pengawasan kontrak yang bertambah akibat hadirnya free rider.
Sebenarnya, perpecahan kekuatan superpower yang mendukung Israel dalam mengawasi perusahaan negara berkembang bisa dilihat dengan sederhana. Hanya 14 negara termasuk Amerika Serikat dan Israel yang menolak gencatan senjata pada resolusi gencatan senjata UNGA Oktober lalu. Jepang abstain dan bahkan Perancis mendukung resolusi gencatan senjata.
Perubahan lanskap kekuatan perekonomian digambarkan oleh Ray Dalio dalam Why Nations Succeed and Fail dengan kutipan berikut,
“We are like ants preoccupied with our jobs of carrying crumbs in our very brief lifetimes instead of having a broader perspective of the big-picture patterns and cycles, the important interrelated things driving them, where we are within the cycles, and what’s likely to transpire.”
Riding the Waves: Keuntungan Melalui Pergeseran Atensi Menuju Pro Palestina
Kesempatan bagi perusahaan Indonesia untuk menentukan aktivitas bisnisnya, termasuk pemasaran, yang independen dari negara superpower semakin meningkat. Dorongan opini masyarakat global yang pro Palestina harus dimanfaatkan sebijak mungkin untuk meningkatkan keuntungan penjualan sekaligus menyelamatkan kemanusiaan.
Kini, waktu perhatian konsumen dalam melihat produk semakin singkat. Misalnya, tiga detik perhatian konsumen pada produk bisa bernilai penjualan 50 persen lebih tinggi dibanding durasi yang lebih lama. Kemampuan memperpanjang durasi perhatian menjadi kunci.
Berangkat dari kepentingan tersebut, diferensiasi produk secara horizontal4Diferensiasi produk horizontal adalah perbedaan atribut pada produk dengan tingkat kualitas atau harga yang tidak jauh berbeda. menawarkan jawaban. Diferensiasi horizontal jauh lebih masuk akal dibanding perbedaan vertikal5Diferensiasi produk vertikal merupakan perbedaan tingkat kualitas produk sehingga terjadi perbedaan harga. Bordalo dan Shleifer (2015) memperingatkan harga produk akan menonjol bukan hanya secara relatif terhadap barang substitusi, tetapi juga terhadap harga barang terdahulu. jika perusahaan bukan pemain monopoli.
Diferensiasi horizontal dapat dipromosikan melalui konteks pemasaran yang berbekas pada konsumen. Kirk (2022) menjelaskan riset dari Integral Ad Science bahwa bukan hanya terjadi peningkatan viewers sebanyak 23 persen pada iklan yang sesuai konteks6Iklan kontekstual adalah iklan yang relevan dengan konten halaman digital yang sedang dilihat konsumen. Misalnya, iklan penjualan kue manis yang muncul ketika pengguna sedang mencari toko makanan., tetapi juga 40 persen lebih tinggi pada iklan yang memicu respon emosional dan sesuai konteks.
Oleh karena itu, beberapa UMKM di media sosial terlihat menggunakan simbol semangka untuk mendukung gencatan senjata atau pro Palestina. Misalnya, donasi keuntungan perusahaan untuk anak-anak Palestina.
Selain konsumen yang terpuaskan dengan emosi kemanusiaan, pelaku usaha sebagai manusia yang juga memiliki empati mendapat keuntungan psikologis. Aktivitas bisnis seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, profit sekaligus humanis.
Lalu, bagaimana dengan perusahaan yang lebih besar dibanding UMKM?
Sama saja, perusahaan global harus melihat peluang ekonomi atensi yang sedang terjadi. Pergeseran pandangan masyarakat global yang semakin pro Palestina harusnya terlihat melalui masifnya mass movement baik di ranah digital maupun luring di berbagai negara, tidak memandang agama dan etnis.
BDS (Boycott, Divestment and Sanctions Movement)7BDS di Indonesia biasanya berupa seruan boikot terhadap produk perusahaan yang terindikasi kuat mendukung pendanaan Israel seperti Starbucks. Sebenarnya, BDS global tidak terbatas pada produk FMCG tetapi cukup luas seperti boikot akademik. yang dinilai beberapa netizen akan berdampak kecil pada pendanaan Israel nyatanya menarik atensi masyarakat secara luas. Cancel culture yang bisa dilakukan oleh penduduk Indonesia menjadi ancaman nyata bagi perusahaan dalam situasi yang tinggi atensi saat ini.
Sebaliknya, jika perusahaan dengan lapang dada memanfaatkan atensi pro Palestina, peningkatan penjualan bukan tidak mungkin terjadi mengingat keberpihakan pada Palestina akan berbekas bagi konsumen. Keuntungan penjualan dari atensi global bukan tidak mungkin menutupi biaya pemutusan kerja sama dengan mitra yang netral atau pro Israel.
Kesimpulan Kami
Sejatinya, konflik yang berkepanjangan ini harus disikapi dengan hati nurani, tidak semata untung-rugi. Memang, kompleksitas konflik terkadang membuat kita ragu untuk mengambil sikap. Akan tetapi, potensi penjajahan itu nyata. Pada ujungnya, memanfaatkan momentum kemanusiaan dalam konflik ini akan menguntungkan baik secara material maupun rohani.
Editor: Alifia Yumna, Muhammad Ramadhan, dan Muhammad Zaky Nur Fajar
Daftar Pustaka
Adryamarthanino, V. (2023, October 12). Mengapa Hamas Menyerang Israel? Halaman all (T. Indriawati , Ed.). KOMPAS.com. https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/12/170000979/mengapa-hamas-menyerang-israel?page=all
Agustin, D. (2023, October 19). Serangkaian Bukti Israel Serang RS Al-Ahli | Republika ID. Republika.id. https://www.republika.id/posts/46777/serangkaian-bukti-israel-serang-rs-al-ahli
Ahdiat, A. (2023, October 23). 16 Hari Perang Israel-Palestina, Korban Jiwa 6.100 Orang | Databoks. Databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/10/23/16-hari-perang-israel-palestina-korban-jiwa-6100-orang
Bordalo, P., Gennaioli, N., & Shleifer, A. (2015). Competition for Attention. The Review of Economic Studies, 83(2), 481–513. https://doi.org/10.1093/restud/rdv048
Dalio, R. (2021). Principles for dealing with the changing world order. Avid Reader Press / Simon & Schuster.
DAY ONE: UN General Assembly convenes emergency meeting on Gaza | UN News. (2023, October 26). News.un.org. https://news.un.org/en/story/2023/10/1142847
Frieden, J. A. (1994). International Investment and Colonial Control: A New Interpretation. International Organization, 48(4), 559–593. https://www.jstor.org/stable/2706896
Hakim, I. A. (2023a, October 23). Siapa Pengebom RS Al-Ahli Gaza? Israel Ternyata Sempat Kirim Tembakan Peringatan dan Ancam Direktur (I. Firdaus, Ed.). KOMPAS.tv. https://www.kompas.tv/internasional/453060/siapa-pengebom-rs-al-ahli-gaza-israel-ternyata-sempat-kirim-tembakan-peringatan-dan-ancam-direktur#:~:text=GAZA%2C%20KOMPAS.TV%20%2D%20Serangan
Hakim, I. A. (2023b, November 2). Israel Bom Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza 3 Hari Beruntun, Hampir 200 Orang Terbunuh dan 120 Hilang. KOMPAS.tv. https://www.kompas.tv/internasional/457449/israel-bom-kamp-pengungsi-jabalia-di-gaza-3-hari-beruntun-hampir-200-orang-terbunuh-dan-120-hilang
Hutapea, R. U. (2023, October 12). Israel: Tak Ada Air-Listrik-Bantuan ke Gaza Sampai Hamas Bebaskan Sandera. Detiknews. https://news.detik.com/internasional/d-6978801/israel-tak-ada-air-listrik-bantuan-ke-gaza-sampai-hamas-bebaskan-sandera
Kirk, E. (2022, March 23). Council Post: The Attention Economy: Standing Out Among The Noise. Forbes. https://www.forbes.com/sites/forbesbusinessdevelopmentcouncil/2022/03/23/the-attention-economy-standing-out-among-the-noise/?sh=72c9fd8d7fda
Palestine Awareness Coalition. (n.d.). Palestine Awareness Coalition. Retrieved November 4, 2023, from https://palestineawarenesscoalition.wordpress.com/
Planasari, S. (2023, October 31). Israel Jatuhkan Bom 6 Ton ke Kamp Pengungsi Jabalia, Ratusan Warga Palestina Dilaporkan Tewas. Tempo. https://dunia.tempo.co/read/1791107/israel-jatuhkan-bom-6-ton-ke-kamp-pengungsi-jabalia-ratusan-warga-palestina-dilaporkan-tewas
Salsabilla, R. (2023, November 1). Founder Brand Makeup Lokal Diduga Pro Israel, Netizen Ngamuk. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20231101090206-33-485412/founder-brand-makeup-lokal-diduga-pro-israel-netizen-ngamuk
Sorongan, T. P. (2023, October 16). Ini sejarah panjang konflik Israel-Palestina, awal kronologi. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20231016071343-4-480765/ini-sejarah-panjang-konflik-israel-palestina-awal-kronologi
Stern, P. (2023, May 20). The Business of Colonialism. ProMarket. https://www.promarket.org/2023/05/20/the-business-of-colonialism/
United Nations. (n.d.). About the Nakba. Question of Palestine. https://www.un.org/unispal/about-the-nakba/
Yulianingsih, T. (2023, October 18). Respons dan Kecaman Dunia ke Israel, Atas Serangan ke RS Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza. Liputan6.com. https://www.liputan6.com/global/read/5426447/respons-dan-kecaman-dunia-ke-israel-atas-serangan-ke-rs-al-ahli-arabi-baptist-di-gaza?page=3
Zahn, M. (2023, October 24). Companies from Starbucks to McDonald’s face controversy amid Israel-Hamas war. ABC News. https://abcnews.go.com/Business/companies-starbucks-mcdonalds-face-controversy-amid-israel-hamas/story?id=104219615
Referensi
↵1 | Hamas merupakan organisasi pertahanan Islam dengan otoritas Jalur Gaza yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menentang pendudukan Zionis. Sejak berdiri pada tahun 1987, banyak warga Palestina yang mengakui Hamas sebagai pejuang kemerdekaan. |
---|---|
↵2 | The Bubble Act 1720 merupakan undang-undang parlemen Inggris yang melarang pembentukan perusahaan saham bersama lainnya kecuali jika disetujui piagam kerajaan |
↵3 | Istilah yang berasal dari Perang Dingin yaitu dunia pertama adalah Amerika Serikat dan sekutunya, dunia kedua adalah Uni Soviet dan sekutunya, dunia ketiga adalah negara non-blok |
↵4 | Diferensiasi produk horizontal adalah perbedaan atribut pada produk dengan tingkat kualitas atau harga yang tidak jauh berbeda. |
↵5 | Diferensiasi produk vertikal merupakan perbedaan tingkat kualitas produk sehingga terjadi perbedaan harga. Bordalo dan Shleifer (2015) memperingatkan harga produk akan menonjol bukan hanya secara relatif terhadap barang substitusi, tetapi juga terhadap harga barang terdahulu. |
↵6 | Iklan kontekstual adalah iklan yang relevan dengan konten halaman digital yang sedang dilihat konsumen. Misalnya, iklan penjualan kue manis yang muncul ketika pengguna sedang mencari toko makanan. |
↵7 | BDS di Indonesia biasanya berupa seruan boikot terhadap produk perusahaan yang terindikasi kuat mendukung pendanaan Israel seperti Starbucks. Sebenarnya, BDS global tidak terbatas pada produk FMCG tetapi cukup luas seperti boikot akademik. |
Discussion about this post