Pendahuluan
Sistem energi yang terjaga, seimbang, dan ramah lingkungan akan menghadirkan trilema yang dapat dikontrol dengan keseimbangan penuh diantara tiga elemen penting, yaitu ketahanan energi (energi security), keadilan energi (energy equity), dan kelestarian lingkungan (environment sustainability). Dalam hal ini, trilemma energi tersebut bertujuan dalam mengukur kinerja sistem energi yang ada dalam tiga dimensi trilemma. Seperti halnya, ketahanan energi yang bertanggung jawab atas kemampuan suatu negara dalam menghadapi permintaan energi, ketahanan, dan kebutuhan infrastruktur energi di masa kini dan mendatang. Lalu, keadilan energi yang berfungsi sebagai tolak ukur suatu negara dalam pembuatan energi yang terjangkau, andal, dan terdistribusi merata untuk penggunaan komersial dan rumah tangga. Selanjutnya, kelestarian lingkungan yang mengacu pada transisi infrastruktur energi dengan mengurangi emisi karbon dioksida (CO2).
Di samping itu, pertumbuhan populasi dunia dan permintaan energi pun berbanding lurus dan diperkirakan akan meningkat dengan signifikan pada tahun 2050. Maka dari itu, tiga tantangan utama terkait trilema energi, yaitu ketahananan, keberlanjutan, dan keterjangkauan harus dapat diatasi selama masa transisi dan pengalokasian investasi untuk mempertahankan permintaan energi di masa depan. Dalam hal ini, kecepatan transisi sangat diperlukan dalam menentukan apakah pertumbuhan ekonomi akan didukung atau justru semakin menurun. Transisi energi yang cepat akan melibatkan pergeseran yang signifikan dari konsumsi ke investasi dan mendorong struktur finansial sehingga diperkirakan juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pertanyaan pertama yang akan diidentifikasi dalam studi ini adalah “seberapa besar trilema energi memengaruhi pertumbuhan ekonomi dari 10 negara teratas dalam Indeks Trilema Energi Dunia (WETI) 2020?” Dalam hal ini, Le dan Nguyen berpendapat bahwa ketahanan energi akan mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi intensitas energi dan karbon yang juga dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Energypedia menunjukkan jika akses energi juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi justru dapat meningkatkan kesenjangan sosial. Sementara itu, Demaria menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mendorong penggunaan energi dan material yang berimplikasi pada degradasi lingkungan sehingga keberlanjutan ekologis sulit digapai. Maka dari itu, berbagai permasalahan seperti kemiskinan, energi, ketidaksetaraan, pertumbuhan ekonomi, dan kerusakan lingkungan yang terjadi di setiap negara, khususnya negara berkembang menghantui para politisi dan pemangku kebijakan yang akhirnya melahirkan trilema energi global karena negara-negara berkembang tersebut menghadapi dilema atau trade-off antara perlindungan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
Pertanyaan kedua yang akan menjadi fokus dalam studi ini adalah “hubungan antara pertumbuhan populasi dan penggunaan energinya dengan pertumbuhan ekonomi.” Terkait hal ini, Esen dan Bayrak berpendapat bahwa penggunaan energi yang efisien adalah aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan dampak konsumsi energi terhadap pertumbuhan ekonomi akan menurun ketika pendapatan meningkat. Selain itu, Peterson juga berpendapat jika pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan PDB per kapita bersifat independen, maka pertumbuhan penduduk akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Maka dari itu, energi terbarukan menjadi bagian penting dari transformasi menuju nol karbon.
Aspek penting lainnya dalam studi ini menyangkut “seberapa besar pengembangan finansial (financial development) memengaruhi pertumbuhan ekonomi dari 10 negara teratas dalam Indeks Trilema Energi Dunia (WETI) 2020?” Namun, hubungan antara keduanya masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Seperti halnya Shahbaz dkk dan Levine yang menyatakan bahwa pengembangan finansial akan merangsang pertumbuhan ekonomi. Sedangkan para ahli teori neoklasik berpendapat jika pembiayaan tidak lagi menjadi faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, beban finansial dan pendanaan nyatanya menciptakan bahaya baru bagi investasi energi karena nilai pasar dan kapitalisasi dari perusahaan minyak dan gas tingkat atas telah menurun setengahnya karena investor menyadari adanya ancaman terhadap profitabilitas akibat ekspektasi terhadap volatilitas, excess supply, dan ketidakpastian harga minyak.
Tinjauan Pustaka
Hubungan antara Trilema Energi dan Pertumbuhan Ekonomi
Ketahanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi merupakan aspek yang penting dalam perekonomian karena energi selalu menjadi pusat pertumbuhan dan pembangunan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa ketergantungan yang tinggi terhadap sumber energi impor akan mengakibatkan kesenjangan yang signifikan antara permintaan dan penawaran sehingga sangat berpotensi dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di samping itu, sebagian peneliti berpendapat bahwa efisiensi energi sangat penting untuk berbagai komponen pertumbuhan ekonomi, bahkan hasil studi menemukan bahwa negara-negara berpenghasilan menengah dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal melalui upaya efisiensi energi.
Penggunaan Energi dan Pertumbuhan Ekonomi
Kualitas penggunaan energi yang tinggi akan memberikan kualitas barang dan jasa yang tinggi pula. Dampak penggunaan energi terhadap pertumbuhan ekonomi dapat menurun dengan meningkatnya pendapatan sehingga penggunaan energi yang efisien sama pentingnya dengan konsumsi energi. Bahkan, ada studi yang mengungkapkan hubungan keseimbangan jangka panjang antara energi biomassa dan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga dengan Dogan yang menyimpulkan bahwa konsumsi energi terbarukan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di negara berpenghasilan menengah ke bawah dan berdampak negatif pada negara berpenghasilan menengah ke atas.
Pertumbuhan Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan populasi dan PDB per kapita akan mendorong output perekonomian yang lebih tinggi sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain,pertumbuhan penduduk memengaruhi output pertumbuhan per kapita sedemikian rupa sehingga populasi yang lebih besar dapat menurunkan maupun meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan berdasarkan PDB per kapita. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan dari para ahli.
Pembangunan Finansial dan Pertumbuhan Ekonomi
Studi menunjukkan bahwa pengembangan finansial memiliki peranan penting dalam merangsang pembangunan ekonomi melalui akumulasi modal, kemajuan teknologi, mendorong tabungan, memobilisasi investasi, mempromosikan investasi, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Maka dari itu, pendalaman pengembangan finansial diperlukan untuk memenuhi tujuan pembangunan ekonomi.
Data dan Latar Belakang Teoritis
Penelitian ini bertujuan mengukur dampak trilema energi terhadap pertumbuhan ekonomi sepuluh negara teratas dalam Indeks Trilema Energi Dunia 2020 (WETI 2020), dengan memakai variabel penggunaan energi, pertumbuhan populasi, dan pengembangan finansial dari 1990 hingga 2016 sebagai variabel moderasi. Melalui analisis PCA, diciptakan “indeks trilema energi” dengan menggabungkan keterjangkauan energi, keamanan energi, dan keberlanjutan energi untuk mengukur dampak trilema energi terhadap pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi (PDB per kapita) dihitung dalam dolar AS konstan tahun 2010 dibagi oleh populasi pertengahan tahun; keterjangkauan energi adalah akses listrik perkotaan sebagai persentase dari populasi perkotaan yang memiliki akses listrik; keberlanjutan lingkungan diukur sebagai emisi CO2 dalam ribuan ton (kt) dari pembakaran bahan bakar fosil selama konsumsi bahan bakar padat, cair, dan gas; keamanan energi adalah total pasokan energi primer (kt setara minyak); penggunaan energi diukur sebagai energi primer sebelum dikonversi menjadi bahan bakar; pengembangan finansial adalah kredit sektor moneter kepada sektor swasta yang dihitung sebagai persentase dari PDB; dan pertumbuhan populasi adalah persentase pertumbuhan populasi perkotaan tahunan.
Dunia saat ini sedang mengalami transisi energi dari struktur yang mengandalkan bahan bakar fosil ke struktur yang berfokus pada bahan bakar rendah karbon dan ramah lingkungan, didorong oleh tujuan ganda yaitu mengurangi perubahan iklim dan menciptakan kemakmuran ekonomi. Kebijakan energi perlu menyeimbangkan berbagai tujuan seperti menjaga ketersediaan, aksesibilitas, keamanan, dan keberlanjutan sistem energi sepanjang siklus transisi. Energi selalu menjadi hal penting bagi pertumbuhan dan pembangunan, hukum termodinamika menunjukkan bahwa energi adalah hal mendasar dalam transformasi material yang terkait dengan proses-produksi yang paling produktif. Pertumbuhan ekonomi tidak sejalan dengan lingkungan yang berkelanjutan, karena menyebabkan peningkatan penggunaan material yang merusak lingkungan. Di lain sisi, akses terhadap energi cenderung meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga praktik energi bersih dan terbarukan merupakan prasyarat untuk menyeimbangkan situasi seperti ini.
Model Ekonometrika :
PDB adalah pertumbuhan ekonomi, ENT adalah trilema energi, ENU adalah penggunaan energi, FND adalah pengembangan finansial, dan PPG adalah pertumbuhan populasi. Pertumbuhan ekonomi adalah variabel dependen, sedangkan trilema energi, penggunaan energi, pengembangan finansial, dan pertumbuhan populasi adalah variabel independen. α adalah intercept, dan β adalah koefisien. i adalah unit cross-section, t adalah waktu dari 1990 hingga 2016, dan ε adalah random error.
Dalam penelitian ini, konsep cross-sectional dependence (CD) dalam analisis data panel yang melibatkan berbagai negara dieksplorasi. CD timbul akibat hubungan antara negara-negara dalam data panel, yang dapat memengaruhi hasil analisis. Peneliti mengidentifikasi dan mengukur CD, serta pengujian statistik yang digunakan untuk mengatasi masalah ini. Dengan memahami dan menangani CD ini, analisis data panel dapat memberikan hasil yang lebih andal dan akurat tentang hubungan antarvariabel dalam kerangka data yang beragam dan kompleks.
Peneliti juga menjalankan dua jenis estimasi untuk menganalisis dampak variabel dalam jangka pendek dan jangka panjang. Estimasi jangka pendek menggunakan metode GMM yang mengoptimalkan berbagai spesifikasi dan asumsi distribusi. Untuk estimasi jangka panjang menggunakan regresi random effect GLS, fixed effect GLS, dan robust FMOLS. Metode ini dipilih karena mampu mengatasi masalah heteroskedastisitas, korelasi lintang-seksi, dan mengakomodasi hubungan kausalitas antarvariabel dalam jangka panjang. Estimasi jangka panjang ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak variabel yang diteliti dalam kerangka data panel yang lebih luas dan kompleks.
Hasil dan Diskusi
Tabel 1 menampilkan data statistik deskriptif dan matriks korelasi. Sebagian besar nilai rata-rata, minimum, dan maksimum memiliki pola yang seragam. Hasil dari standar deviasi mengungkapkan bahwa variabilitas trilema energi lebih tinggi dibandingkan dengan variabilitas pertumbuhan ekonomi, penggunaan energi, pengembangan finansial, dan pertumbuhan populasi. Keberadaan koefisien korelasi menentukan sejauh mana hubungan korelasi dan hasil korelasi menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berkorelasi positif dengan trilema energi, penggunaan energi, pengembangan finansial, dan pertumbuhan populasi. Di sisi lain, pengembangan finansial memiliki korelasi negatif dengan trilema energi dan penggunaan energi pada sepuluh negara teratas dalam WETI 2020.
Hasil dari Tabel 2 mengungkapkan bahwa uji Breusch Pagan LM, uji Pesaran-scaled LM, uji bias-corrected scaled LM, dan pendekatan Pesaran CD menunjukkan adanya ketergantungan silang (CD). Karena masalah CD, maka penggunaan uji generasi kedua diperlukan untuk estimasi empiris lebih lanjut guna memastikan hasil yang tidak bias. Sehingga, dilakukan uji akar unit panel generasi kedua Pesaran pada tabel 3. Hasil menunjukkan bahwa semua variabel (pertumbuhan ekonomi, trilema energi, penggunaan energi, pengembangan finansial, dan pertumbuhan populasi) stasioner saat dilakukan transformasi first difference yang berhasil menghilangkan tren atau pola yang mungkin ada dalam data awal, membuatnya lebih stabil dan cocok untuk analisis statistik yang lebih akurat.
Peneliti selanjutnya menganalisis dinamika jangka pendek dan jangka panjang pada tabel 4 dan tabel 5. Estimasi elastisitas jangka pendek menunjukkan penggunaan energi dan pengembangan finansial signifikan pada tingkat 1% dan 10% masing-masing. Peningkatan 1% dalam penggunaan energi dan pengembangan finansial merangsang pertumbuhan ekonomi sebesar 0,174462% dan 0,280411% dalam jangka pendek. Namun, trilema energi dan pertumbuhan populasi tidak signifikan dalam jangka pendek, karena memiliki perspektif jangka panjang.
Dinamika jangka panjang mengkonfirmasi hubungan positif trilema energi, penggunaan energi, dan pengembangan finansial dengan pertumbuhan ekonomi, sementara pertumbuhan populasi bersifat negatif. Koefisien positif trilema energi menunjukkan peningkatan 1% dalam trilema energi meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,009853% (random effect GLS), 0,13301% (fixed effect GLS), dan 0,125450% (robust FMOLS). Temuan ini mengindikasikan bahwa mengatasi tiga tantangan trilema energi secara bersamaan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Selain itu, peningkatan penggunaan energi memiliki dampak positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan bahwa lebih banyak penggunaan energi dalam ekonomi dapat meningkatkan produktivitas dan merangsang pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi ketergantungan pada impor. Peningkatan pengembangan finansial sebesar juga memiliki dampak positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam sepuluh negara teratas WETI 2020. Namun, pertumbuhan populasi memiliki hubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi pada tingkat signifikansi 10%. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan populasi dapat mengurangi potensi pertumbuhan ekonomi jangka panjang karena lebih banyak orang mengonsumsi sumber daya terbatas.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Estimasi jangka panjang menunjukkan bahwa trilema energi meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena inovasi yang diperkuat secara signifikan dan akumulasi keberhasilan dalam mencapai ketahanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan energi yang mendukung proses pertumbuhan dan pembangunan. Hasil studi ini menyarankan untuk mengimbau adanya paradigma baru yang diharapkan akan mendukung agenda pembangunan berkelanjutan PBB serta meningkatkan keamanan dan akses energi modern yang terjangkau. Selain itu, pembuat kebijakan juga didorong untuk mengimplementasikan potensi yang lebih rendah untuk kesempurnaan optimalitas pareto dalam sistem energi melalui pemungutan pajak keamanan, keterjangkauan, dan keberlanjutan pada produk energi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan energi memiliki hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi karena peningkatan konsumsi energi juga akan meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian sehingga mengurangi ketergantungan pada impor. Dalam hal ini, pembuat kebijakan diharapkan dapat mendorong efisiensi energi melalui pembatasan bagi penggunaannya yang berlebihan, mengidentifikasi sektor-sektor yang paling banyak mengonsumsi energi dan menyarankan penggunaan teknologi hemat energi, mengimbau transisi energi tak terbarukan ke energi terbarukan. Statistik jangka panjang juga menegaskan bahwa pengembangan finansial memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi melalui efisiensi biaya. Dalam hal ini, diharapkan pula agar pembuat kebijakan berfokus pada jangka panjang melalui peningkatan pembangunan finansial dan memberikan reformasi finansial yang tepat, yaitu kepada industri finansial untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Hasil studi juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan populasi memiliki hubungan yang negatif dengan pertumbuhan ekonomi karena semakin banyak orang menggunakan sumber daya bumi yang terbatas, ama akan mengurangi potensi pertumbuhan jangka panjang. Maka dari itu, disarankan agar pembuat kebijakan dapat memastikan konsumsi sumber daya alam yang berkelanjutan dan mengelolanya dengan optimal dan efisien. Selain itu, pembuat kebijakan juga didorong untuk terus aktif mencanangkan program keluarga berencana serta mengembangkan pendidikan liberal dan media independen guna mendukung ukurang keluarga ideal yang lebih kecil.
Reviewed from
Khan, I., Hou, F., Irfan, M., Zakari, A., & Le, H. P. (2021). Does energy trilemma a driver of economic growth? The roles of energy use, population growth, and financial development. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 146, 111157. https://doi.org/10.1016/j.rser.2021.111157
Ilustrasi oleh: Gregory Ibrahim
Editor: Rayhan Xavier, Maura Gita, Amira Nisa
Discussion about this post