Mulai Senin (28/8), Kantin FEB UI (KaFE) mulai mengimplementasikan sistem self-service yang pada awalnya diinisiasikan oleh Departemen Pengabdian Masyarakat (Pengmas) BEM FEB UI. Secara umum, self-service adalah suatu sistem dimana pembeli mengambil dan mengembalikan piring ke vendor tanpa melalui pelayan. Sistem self-service juga telah diterapkan lebih dulu di beberapa fakultas di UI lainnya, seperti Fakultas Psikologi, FMIPA, dan FIB.
Urgensi Diterapkannya Sistem Self-Service di KaFE
Roy Wijaya (Roy) selaku Kepala Departemen Pengmas BEM FEB UI mengaku bahwa penerapan sistem self–service di KaFE merupakan salah satu bentuk komitmen dari Departemen Pengmas BEM FEB UI, khususnya dalam program kerja Social Celebration. “Kita sadar sendiri bahwa di kantin FEB UI ini cukup semrawut. Piring-piring sering ditinggal di meja dijadiin asbak dan itu kotor,” keluh Roy.
Selain tidak jelasnya sistem di KaFE, alasan lain yang menjadi latar belakang penerapan sistem self-service ini adalah karena banyaknya pekerjaan yang harus diurus oleh para pedagang kantin serta penjaga kebersihan di KaFE. Roy menjelaskan, “Nah, supaya KaFE ini bisa lebih bersih, lebih teratur, dan juga para pedagang serta karyawan kantin di sini lebih termudahkan, makanya kami (Departemen Pengmas BEM FEB UI) menginisiasikan ada sistem self-service.”
Roy menceritakan bahwa ia dan fungsionaris Departemen Pengmas BEM FEB UI pada awalnya melakukan brainstorming terlebih dahulu sebelum menginisiasikan ide penerapan sistem self-service ini. Lalu, mereka melakukan audiensi kepada Nanda Ayu Wijayanti selaku Wakil Dekan FEB UI Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum. “Ternyata dari pihak Dekanat pun setuju dan mereka men-support ide ini. Mereka menyambut positif karena ini kan juga menjadi suatu hal yang cukup umum ya di kantin-kantin fakultas lain,” ujar Roy.
Sistematika hingga Tantangan Penyelenggaraan Sistem Self-Service
Sistematika self-service hampir sama dengan sistem yang ada sebelumnya, tetapi pembedanya adalah mahasiswa harus mengembalikan piring di tray yang telah disediakan. “Terus, kalian buang sisa makanannya ke tempat yang sudah disediakan juga dalam satu lokasi yang terpusat, baru piringnya kalian taruh beserta peralatan makan lainnya,” ujar Roy.
Dalam upaya adaptasi sistem self-service di KaFE, ternyata terdapat tantangan tersendiri dalam pengimplementasiannya. Departemen Pengmas BEM FEB UI harus mencari cara untuk merombak kebiasaan lama mahasiswa.
“Tantangan penyelenggaraan sistem self-service tentu ada karena mahasiswa angkatan 2020 hingga 2022 sudah terbiasa untuk meninggalkan piring di meja, nanti petugasnya yang ambil. Maka dari itu, cukup sulit untuk menanamkan kebiasaan baru pada mereka. Namun, dengan adanya mahasiswa baru, justru kami terbantu karena mereka dibiasakan dari awal,” terang Roy.
Lomba Video Interaktif sebagai Bentuk Promosi serta Sosialisasi Sistem Self-Service
Selain publikasi melalui Instagram BEM FEB UI dan dibantu oleh hubungan masyarakat (humas) Dekanat mengenai penyelenggaraan self-service di KaFE, Departemen Pengmas BEM FEB UI juga akan mengadakan lomba berbentuk video interaktif dengan hadiah jutaan rupiah.
“Mahasiswa akan terstimulasi untuk ikut lomba ini dan akhirnya publikasinya enggak cuma dari BEM, Dekanat, dan Instagram program kerja, tetapi semua mahasiswa pun juga bisa berperan aktif untuk publikasi,” terang Roy.
Harapan Departemen Pengmas BEM FEB UI dengan Diselenggarakannya Self-Service
Departemen Pengmas BEM FEB UI mengungkapkan rasa syukurnya karena ternyata di hari pertama pelaksanaannya sudah banyak mahasiswa yang menerapkan sistem ini dengan benar dan banyak pedagang di KaFE yang merasa terbantu.
“Tadi ada beberapa pedagang kafe dan karyawan yang ngomong, “Mas, terima kasih BEM sudah ngadain (sistem self-service) ini”, karena mereka terbantu meskipun tidak 100 persen mahasiswa melakukanya. Namun, dengan adanya persentase besar yang menerapkan self-service ini, bantuan yang kita berikan kepada mereka (para pedagang) juga besar,” jelas Roy.
Departemen Pengmas BEM FEB UI juga berharap agar dalam jangka panjang sistem self-service ini dapat tetap berlangsung karena sistem ini sudah sejalan dengan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor dua belas, yang berkaitan dengan produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab.
“Karena ini menjadi habit untuk membentuk kebiasaan baru kepada mahasiswa FEB UI untuk sadar diri terhadap apa yang sudah dilakukannya. Artinya, ketika gue selesai makan nih, sudah tanggung jawab dong untuk mengembalikannya ke tempat yang seharusnya,” ujar Roy.
Editor: Anindya Vania dan Tara Saraswati
Discussion about this post