Economica
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
No Result
View All Result
Economica
Home Mild Report

Mempertanyakan Eksistensi IISMA di Tahun Ketiga

by Badan Otonom Economica
8 Maret 2023
in Mild Report, Umum

Keraguan Netizen terhadap IISMA Sulut Evaluasi Bersama

Ribuan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi Indonesia sedang menyambut pendaftaran Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) 2023, program yang memberikan kesempatan kepada  mahasiswa sarjana dan vokasi untuk menghabiskan satu semester di perguruan tinggi luar negeri. IISMA merupakan salah satu bagian dari Kampus Merdeka yang dilaksakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek). 

Bukan tanpa halangan, perdebatan di media sosial terkait evaluasi IISMA terus bergulir. Keresahan warga digital juga semakin menjadi-jadi yang dapat dilihat dari tweets dugaan target awardee IISMA yang tidak ramah golongan berpendapatan menengah ke bawah hingga indikasi IISMA sebagai program penjinak mahasiswa untuk mendukung pemerintah.

Tidak ada asap jika tak ada api, tuntutan pemerintah kepada awardee berupa dokumentasi kegiatan IISMA yang terlihat menyenangkan bagi publik menimbulkan kontroversi. Beberapa awardee yang travelling selama IISMA juga memancing emosi netizen karena anggapan penyalahgunaan waktu dan dana yang diberikan oleh pemerintah. Apalagi, awardee telah dibiayai ratusan juta rupiah per kapita, yang mana sebuah angka yang cukup besar. Oleh karena itu, kupasan terkait pelaksanaan IISMA 2023 sangatlah penting untuk diangkat agar bisa menjadi evaluasi bersama-sama.

Mahasiswa ke Luar Negeri, untuk Apa?

Tujuan penyelenggaraan IISMA wajib dikulik untuk menilai apakah program berjalan sesuai initial plan atau tidak. Berhubung IISMA merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM), tujuan MBKM wajib diketahui terlebih dahulu oleh masyarakat,

“Meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.”1Merdeka Belajar : Kampus Merdeka – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2023). Kemdikbud.go.id. https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/about/tujuan

Adapun aim dari IISMA sendiri dilansir dari Ditjen Dikti Ristek Kemendikbud Ristek sebagai berikut,

“Program IISMA 2022 bertujuan untuk memberikan hak dan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan kompetensi dan pengetahuan, serta memberikan pengalaman studi di perguruan tinggi luar negeri sebagai implementasi Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dari Kemendikbud Ristek.”2Ditjen Diktiristek Siap Luncurkan Program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) Tahun 2022 – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (18 Maret 2022). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/ditjen-diktiristek-siap-luncurkan-program-indonesia-international-student-mobility-awards-iisma-tahun-2022/

Rachmat Sriwijaya, Chair of IISMA Program, dalam wawancara bersama Tim Economica menuturkan bahwa kompetensi dan pengetahuan yang dimaksud adalah global competencies yang diharapkan oleh Institute for The Future. Ia yakin bahwa global competencies harus didapat dari pengalaman akademik dan non akademik sehingga kultur pembelajaran kelas dan pergaulan secara offline di perguruan tinggi luar negeri menjadi keharusan sebagai persiapan bagi global leader. Pengaruh kompetensi ini diharapkan secara jangka panjang dalam 10-15 tahun mendatang membuat mahasiswa mumpuni dalam memahami kondisi global serta mempermudah diplomasi antarnegara.

Kesempatan yang Ditawarkan, Sepadankah dengan Kebutuhan Zaman?

IISMA sebagai bagian dari program MBKM memiliki visi awal yang seyogyanya linear terhadap program tersebut. Kini tujuan utama yang disoroti adalah menyiapkan lulusan yang relevan terhadap kebutuhan zaman. Zaman yang bergerak menuju revolusi industri keempat bagi Indonesia menuntut kompetensi sumber daya manusia diarahkan pada beberapa sektor prioritas. Beberapa sektor prioritas itu telah ditetapkan dalam roadmap “Making Indonesia 4.0” oleh Kementerian Perindustrian berupa makanan dan minuman, otomotif, kimia, tekstil, produk tekstil, elektronika, dan alat kesehatan yang indikator atas prioritasnya diperoleh dari 70% besaran total PDB manufaktur. Hal ini menandakan Indonesia mempunyai bidang-bidang prioritas yang menyesuaikan perkembangan era dan kebutuhan di lapangan untuk  masa kini hingga masa depan. 

Beralih pada kesempatan yang IISMA tawarkan, terdapat berbagai pilihan Perguruan Tinggi Luar Negeri (PTLN) dari berbagai belahan dunia. Namun, jurusan atau mata kuliah yang IISMA tawarkan terbatas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan salah satu alumni awardee IISMA tahun sebelumnya, terdapat selipan harapan untuk mempelajari mata kuliah yang dapat menambah atau mendukung pengetahuan yang diperolehnya dari prodi yang ditempuhnya saat ini. Kenyataan yang diperolehnya, tidak begitu jauh dari dugaan, bahwa pada akhirnya sebagian besar mata kuliahnya berputar pada budaya dan sejarah. Pun secara beban akademik, ia mengakui bahwa lebih merasakan perkembangan ketika di universitas asal. Apakah ini hal yang buruk? Tidak, tentu saja ini tetap menjadi ajang pertukaran budaya bagi awardee IISMA untuk mengenal budaya negara lain dan mengenalkan budayanya kepada teman-temannya. Namun apakah ini hal yang tepat? Mari kita ulik lebih jauh tujuan utamanya terkait kompetensi dan pengetahuan yang dicanangkan IISMA 2022.

Relevansi global competencies dengan kompetensi dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk pembangunan Indonesia masih patut dipertanyakan. Rachmat pun mengaku kajian akademik mengenai landasan IISMA disusun oleh tim MBKM sehingga penyelenggara IISMA hanya menjalankan. 

Indra Charismiadji, seorang pengamat pendidikan sekaligus Direktur Utusan Khusus Pendidikan Vox Populi Institute Indonesia, turut mengkritisi urgensi dari IISMA. Indra bersikukuh bahwa sepatutnya kompetensi dan pengetahuan yang diprioritaskan pemerintah adalah yang benar-benar dibutuhkan dalam pembangunan Indonesia. Sebagai contoh, mata kuliah yang dibuka di luar negeri seharusnya merupakan mata kuliah yang tidak ada di Indonesia tetapi penting untuk perekonomian seperti mata kuliah seputar geothermal. Indra menyayangkan apabila mata kuliah yang dibuka justru bisa dipelajari di Indonesia seperti mata kuliah umum layaknya bisnis. Menjadi persoalan dan perhatian penting juga untuk mengulik setiap aspek dari program ini, seperti urgensi jurusan yang dibuka, program pengembangan mahasiswa selama di host country, dan implementasi kompetensi dan pengetahuan di Indonesia pasca IISMA. 

Program, Monitoring, dan Kolaborasi 

Menelisik lebih dalam mengenai program IISMA, terdapat dua fokus utama yang dijalankan oleh awardee, akademik dan nonakademik. Sesuai dengan tujuan utamanya, IISMA tidak hanya fokus ke akademik atau perkuliahan di kampus, namun juga kepada kegiatan-kegiatan nonakademik yang harus awardee tingkatkan. Harapannya, kegiatan nonakademik tersebut dapat meningkatkan skill leadership, etika, dan kerja sama para  awardee. 

Selama di luar negeri, tugas awardee tidak hanya berkutat pada kegiatan akademis di kampus, tapi juga melakukan tugas-tugas dari IISMA seperti tugas individu, tugas kelompok, tugas negara, dan tugas regional yang dapat membantu awardee meningkatkan softskill dan kerjasama dengan awardee-awardee lain. Rachmat menyatakan, pihaknya ingin memastikan para awardee memiliki kemampuan tambahan (di bidang akademik) sekaligus membawa nama baik Indonesia di mata global dari sisi budaya. Cara yang banyak dilakukan adalah dengan mempublikasikan kegiatan-kegiatan awardee di kampus ke media publikasi.

Dalam prosesnya, terdapat berbagai pengawasan yang dilakukan IISMA agar awardee-nya menjalankan tugasnya dengan baik. Di ranah kampus tujuan terdapat Student Representative (SR) yang berkoordinasi dengan pihak IISMA. Terdapat pula PIC kawasan (negara) yang membawahi kampus-kampus di beberapa negara dalam satu kawasan. IISMA juga melakukan berbagai kerjasama dengan pihak-pihak terkait, seperti dengan duta besar dan international office kampus asal dan kampus tujuan.  Rachmat mengklaim bahwa ada pengawasan 24 jam terhadap kondisi awardee di luar negeri. Dari pengawasan yang dilakukan, IISMA memastikan tidak ada awardee yang tidak menjalankan tugasnya.

Kontribusi dan Peran Awardee: Balik ke Indonesia, Lalu Apa? 

Pertanyaan besar yang banyak diperbincangkan adalah kontribusi apa yang bisa dilakukan awardee setelah kembali ke Indonesia. Kontribusi ini juga berkorelasi dengan apa yang telah mereka dapatkan selama berada di luar negeri. Indra mengkritik bagaimana para awardee dapat berkontribusi dengan optimal kepada bangsa jika mata kuliah yang diambil justru tidak dibutuhkan oleh Indonesia. 

Bicara kontribusi tidak pernah lepas dengan kesadaran individu. Terlebih, IISMA seakan belum memiliki sistem dan ketentuan resmi sebagai pengawasan untuk memastikan awardee-nya dapat memberikan kontribusi. Secara umum, pengabdian dilakukan secara volunteer.

Setelah kembali Indonesia, awardee IISMA memiliki beban moral untuk melaksanakan janji yang disebutkan dalam proses seleksi. Terdapat pula kegiatan yang dianjurkan kepada awardee IISMA, salah satunya mentoring atau memberikan wawasan tentang pengalaman yang didapatkan di luar negeri kepada masyarakat. Mentoring tersebut seharusnya gratis dan tidak digunakan untuk mencari keuntungan pribadi. Akan tetapi, terdapat beberapa oknum awardee yang melakukan mentoring berbayar atau bahkan membuat lembaga berbayar yang memberikan tips untuk mempermudah lolos seleksi program IISMA. 

Bagaimana dengan sanksi? Tidak ada sanksi khusus yang memberatkan awardee yang tidak berkontribusi. Rachmat menyatakan bahwa pihak IISMA menyerahkan kepada pihak kampus asal untuk memberikan edukasi dan sanksi terhadap awardee yang melanggar. Ia juga menerima masukan yang diberikan dan akan terus mengevaluasi pelaksanaan pengawasan. Meskipun begitu, terdapat IISMA Alumni Club yang menjadi wadah dan memberikan kesempatan untuk awardee dapat berkontribusi bersama dan berkolaborasi menyumbangkan sesuatu untuk Indonesia.

Terobosan dan Perbaikan

IISMA telah mengantarkan mahasiswa-mahasiswi Indonesia menempuh pendidikan ke luar negeri selama satu semester dalam dua tahun belakangan. Sepak terjang IISMA masih cukup sempit untuk dikaji secara terperinci tetapi bukan berarti tak ada ruang untuk menyempurnakan rancangan ke depan bila program ini akan berjalan secara kontinu. Tentu saja dengan usia program yang terbilang muda, IISMA tetap memerlukan banyak evaluasi dan eskalasi di sana-sini untuk setiap aspeknya. Apalagi program ini menyangkut pendidikan dan kompetensi bagi masa depan bangsa.

Saat ini beberapa persoalan yang berada pada ranah penyelenggara telah dipertimbangkan. Beberapa di antaranya adalah terobosan yang penting bagi perkembangan program ini ke depannya. Salah satunya adalah ungkapan Rachmat terkait kesadaran bahwa sebelumnya IISMA hanya berfokus pada Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi dan juga skor tes bahasa inggris yang sama tingginya sebagai parameter penyeleksian awardee namun tak mengindahkan indikator organisatoris di kalangan mahasiswa. Padahal, dalam mempersiapkan global leader, mahasiswa-mahasiswa yang terlibat keorganisasian juga berkemungkinan besar dapat berkontribusi dengan pekerjaannya nanti dan mengharuskannya beradaptasi dalam skala global seperti yang menjadi kekhawatiran utama IISMA. Oleh karena itu, tahun ini IISMA juga menjadikan organisator sebagai parameter dengan tetap menjadikan IPK dan skor bahasa inggris sebagai persyaratan minimum.

Salah satu hal yang dipertanyakan pula dalam skema penerimaan IISMA adalah diperbolehkannya mahasiswa yang mengikuti program internasional (International Undergraduate Program) untuk mendaftar pada program Kampus Merdeka ini. Padahal, mahasiswa kelas internasional seharusnya memiliki kesadaran bahwa ia dan walinya mampu secara finansial dan tahu jika ia harus membiayai sendiri pendidikannya di universitas luar negeri selama waktu yang telah ditetapkan. Hal ini menambah daftar panjang kritik atas ketimpangan yang dirasakan dalam proses seleksi IISMA.

Selain itu, IISMA pada dasarnya terbuka bagi seluruh mahasiswa dari kalangan manapun. Namun pada kenyataannya, yang berani mengikuti seleksi program ini kebanyakan hanya mahasiswa dengan tingkatan ekonomi atau tingkatan sosial tertentu. Masih banyak pandangan pesimis dan rendahnya kepercayaan diri akan lolos dalam proses seleksi meskipun ada kesempatan dibiayai sebelum seleksi. Sebagai contoh, beberapa universitas biasanya memberikan bantuan dana yang menunjang kesediaan mahasiswa dalam mengikuti tes bahasa asing untuk mengikuti seleksi IISMA. Hal ini juga menjadi tugas penyelenggara IISMA untuk meningkatkan kepercayaan diri sembari mendorong mahasiswa dari daerah tertinggal maupun mahasiswa dari universitas mana saja tanpa memandang status sosial ekonomi sehingga dapat turut merasakan manfaat dari program ini.

Kesimpulan

Berjalan ke tahun ketiga, IISMA telah menerima kritik dari netizen dan pengamat pendidikan. Urgensi IISMA mengenai global competencies dipertanyakan keefektifannya dalam membangun bangsa Indonesia. Pelaksanaan program, pengawasan pasca program, dan kritik kepada awardee turut dipersoalkan. Bukan tanpa jawaban, penyelenggara IISMA telah mempersiapkan perbaikan di tahun 2023 seperti dorongan untuk mendaftar kepada mahasiswa penerima KIP-K dan organisatoris kampus. Oleh karena itu, mari kita nantikan penyelenggaraan IISMA di tahun ketiga, masihkah relevan atau hanya sekadar have fun.

Editor: M. Zaky Nur Fajar

Referensi[+]

Referensi
↵1 Merdeka Belajar : Kampus Merdeka – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2023). Kemdikbud.go.id. https://kampusmerdeka.kemdikbud.go.id/web/about/tujuan
↵2 Ditjen Diktiristek Siap Luncurkan Program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA) Tahun 2022 – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (18 Maret 2022). Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/ditjen-diktiristek-siap-luncurkan-program-indonesia-international-student-mobility-awards-iisma-tahun-2022/
Tweet144

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    6412 shares
    Share 2565 Tweet 1603
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    6318 shares
    Share 2527 Tweet 1580
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3938 shares
    Share 1575 Tweet 985
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3238 shares
    Share 1295 Tweet 810
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi
  • id Indonesian
    ar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)nl Dutchen Englishfr Frenchde Germanid Indonesianit Italianpt Portugueseru Russianes Spanish

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT
id Indonesian
ar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)nl Dutchen Englishfr Frenchde Germanid Indonesianit Italianpt Portugueseru Russianes Spanish