“The distinction between “assistant” and “intern” is a simple one: assistants are paid, interns are not. But of course interns are paid, in experience”. -Joyce Carol Oates
Menurut KBBI, magang adalah calon pegawai yang belum diangkat secara tetap serta belum menerima gaji atau upah karena dianggap masih dalam taraf belajar; calon ahli. Menurut Anwar (2015:77), magang adalah proses belajar dimana seseorang memperoleh dan menguasai suatu keterampilan tanpa dan atau dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam pekerjaan itu. Manusia didorong oleh berbagai kondisi dan motivasi dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut KBBI, Kondisi adalah persyaratan; keadaan. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Weiner, 1990). Dalam melakukan kegiatan magang, terdapat berbagai kondisi yang berkontribusi terhadap keputusan mengikuti magang seperti usia, latar belakang ekonomi, IPK, asal daerah, fakultas, dan lain-lain serta motivasi yang berpengaruh dalam keputusan mengikuti magang seperti gaji, pengalaman, ilmu, peluang kerja, hingga memperluas koneksi (FWC, 2017). Saat ini, kegiatan magang semakin lazim dilakukan dan digaungkan serta diminati oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Pada tahun 2021, terdapat 13.272 mahasiswa yang dinyatakan lolos dalam seleksi dan diterima sebagai peserta pada program Magang dan Studi Independen Bersertifikat periode pertama. Dengan semakin maraknya mahasiswa mengikuti kegiatan magang, timbul berbagai pertanyaan mengenai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia yang mengikuti magang, seperti apa saja kondisi yang berkontribusi terhadap kegiatan magang bagi mahasiswa FEB UI? Apa saja motivasi mahasiswa FEB UI dalam mengikuti kegiatan magang? serta masih banyak pertanyaan lainnya yang ingin dieksplorasi lebih lanjut di tengah keingintahuan kita.
Terlepas dari berbagai kontroversi magang mulai dari eksploitasi pegawai magang, kontrak kerja magang yang tidak jelas, unpaid internship, hingga pekerjaan magang yang tidak sesuai dengan job description, magang memberikan banyak sekali manfaat bagi mahasiswa yang mengikutinya seperti mendapatkan pelatihan, kompensasi, relasi hingga meningkatkan peluang diterima kerja setelah lulus nanti. Magang diminati oleh banyak sekali mahasiswa karena selain alasan yang disebutkan tadi, magang juga sering dianggap keren dan dapat meningkatkan “pride” seseorang seperti magang di startup, BUMN, big 4, hingga multinational companies (MNC).
Sejauh ini, memang belum ada penelitian yang menggali lebih dalam mengenai kondisi dan motivasi yang berkontribusi terhadap kegiatan magang khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Kami ingin tahu lebih dalam mengenai kondisi dan motivasi apa yang berpengaruh terhadap magang. Oleh sebab itu, kami Tim Cerita Data tergerak untuk mencari tahu apa saja kondisi dan motivasi yang berkontribusi terhadap kegiatan magang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. Kriteria mahasiswa dalam penelitian kami adalah yang sedang menempuh pendidikan strata satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia dan sudah pernah mengikuti kegiatan magang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai kondisi dan motivasi mahasiswa FEB UI dalam mengikuti kegiatan magang, bukan untuk menganalisis hubungan maupun pengaruh kondisi dan motivasi terhadap kegiatan magang yang diikuti mahasiswa FEB UI.
Profil Responden
Tim Cerita Data melakukan survei kepada mahasiswa strata satu di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia secara daring menggunakan alat bantu berupa Google Form. Survei dilakukan kepada mahasiswa program vokasi, reguler, paralel, dan KKI. Sampel yang diambil merupakan mahasiswa dari angkatan 2018-2021 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis secara sembarang dengan teknik convenience sampling. Pengambilan data survei tidak secara spesifik memilih angkatan tertentu melainkan seluruh angkatan yang pada umumnya masih aktif agar dapat memberikan gambaran yang lebih representatif. Dengan asumsi setiap angkatan pasti pernah, setidaknya sekali, melakukan kegiatan magang, kami berharap bisa mendapat pertimbangan jawaban dari kalangan yang bervariasi dan pemikiran yang beragam.
Tim Cerita Data melakukan survei kepada mahasiswa strata satu di lima jurusan yang ada di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia secara daring. Survei dilakukan kepada mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi Islam, dan Bisnis Islam pada program reguler, paralel, dan KKI. Sampel yang diambil merupakan mahasiswa dari angkatan 2018-2021.
Pada survei kali ini, terkumpul responden sejumlah 151 responden dengan rincian asal jurusan sebagai berikut: 44 mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi, 42 mahasiswa jurusan Manajemen, 22 mahasiswa jurusan Akuntansi, 28 mahasiswa jurusan Ilmu Ekonomi Islam, 15 mahasiswa jurusan Bisnis Islam. Berdasarkan angkatan, latar belakang responden dikelompokan sebagai berikut: 48 mahasiswa angkatan 2018, 51 mahasiswa angkatan 2019, 36 mahasiswa angkatan 2020, dan 16 mahasiswa angkatan 2021. Sedangkan pembagian responden berdasarkan usia meliputi 15 mahasiswa berusia 18-19 tahun, 70 mahasiswa berusia 20-21 tahun, 43 mahasiswa berusia 22-23 tahun, 15 mahasiswa berusia lebih dari 24 tahun.
Hasil Survei
Pertanyaan yang mungkin terlintas di banyak mahasiswa FEB UI adalah kapan waktu yang paling tepat untuk magang? Kondisi seperti apa yang mempermulus kesempatan untuk diterima magang? Tim Cerita data mencoba mencari tahu bagaimana gambaran mahasiswa FEB UI yang mengikuti magang. Tim Cerita Data menemukan bahwa lebih dari setengah responden (55%) melakukan magang pertama kali pada semester lima atau lebih. Responden yang melakukan magang pada semester tiga atau empat sebanyak 32,4%, sedangkan 12,6% sisanya melakukan magang pada semester satu atau dua. Terdapat banyak anggapan bahwa jumlah kepanitiaan dan organisasi yang diikuti selama kuliah mempengaruhi kemungkinan penerimaan magang karena dianggap memiliki pengalaman yang lebih banyak. Berdasarkan survei, terlihat bahwa mayoritas responden (42,4%) mengikuti lima atau lebih kepanitian selama kuliah. Disusul tiga hingga empat kepanitian (33,2%), satu atau dua kepanitiaan (17,9%), dan tidak pernah mengikuti kepanitiaan (6,5%).
Jumlah organisasi yang pernah diikuti memberikan hasil yang berbeda dari jumlah kepanitiaan. Mayoritas responden (45,5%) hanya mengikuti satu atau dua organisasi selama kuliah. Posisi kedua dan ketiga adalah responden yang mengikuti lebih dari lima organisasi (30,4%) dan tiga atau empat organisasi (16,3%). Responden yang tidak pernah mengikuti organisasi hanya 12 orang (7,8%). Selain itu, terdapat 40 orang yang mengikuti lomba lebih dari 5 (26%), 32 orang yang mengikuti lomba antara 3-4 (21%), 46 orang yang mengikuti lomba antara 1-2 (30%), dan 25 orang yang tidak pernah mengikuti kegiatan perlombaan (17%).
Motivasi dalam Mengikuti Kegiatan Magang
Tim Cerita Data membandingkan temuan yang diperoleh dari sumber primer terkait motivasi mahasiswa dalam menjalankan kegiatan magang. Motivasi yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
- Mendapatkan gaji
- Mendapatkan pengalaman dan koneksi
- Menerapkan ilmu yang dipelajari secara langsung
- Meningkatkan peluang diterima kerja setelah lulus
- Meningkatkan skills
- Motivasi intrinsik (personal goals, pride, sense of accomplishment, the satisfaction of being part of a team)
Dari grafik, terlihat bahwa motivasi utama (nomor satu) mahasiswa FEB UI mengikuti magang adalah untuk mendapatkan pengalaman dan koneksi, yaitu sekitar 38%. Di samping itu, motivasi utama lainnya (nomor dua dan nomor tiga) secara berurutan adalah menerapkan ilmu yang dipelajari secara langsung (33%) dan meningkatkan peluang diterima kerja setelah lulus (40%). Selain itu, motivasi sampingan (nomor enam) mahasiswa FEB UI mengikuti magang adalah mendapatkan gaji, yaitu sekitar 44%.
Manfaat Magang
Berdasarkan hasil kuesioner, dengan menggunakan skala likert 1-4 didapatkan bahwa sebanyak 95 orang (63%) merasa magang memberikan manfaat yang sangat besar, 41 orang merasa magang memberikan manfaat yang besar (27%), 9 orang merasa manfaat magang kecil (6%), dan 6 orang merasa manfaat magang sangat kecil (4%). Selanjutnya, kami juga menanyakan mengenai relevansi kegiatan magang yang diikuti dengan ilmu yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil kuesioner, sebanyak 49 orang (32%) merasa sangat relevan, 58 orang (38%) merasa relevan, 33 orang (22%) merasa tidak relevan, dan hanya sebagian kecil saja yaitu 11 orang (7%) yang merasa sangat tidak relevan.
Dengan melakukan kegiatan magang, tentunya kita akan mendapatkan koneksi dan pengalaman baru. Berdasarkan hasil survei, sebanyak 69 orang (46%) merasa manfaat koneksi dan pengalaman yang didapatkan sangat besar, 48 orang (32%) merasa manfaat koneksi dan pengalaman yang didapatkan besar, 29 orang (19%) merasa manfaat koneksi dan pengalaman yang didapatkan kecil, dan 5 orang (3%) merasa manfaat koneksi dan pengalaman yang didapatkan sangat kecil. Kami juga bertanya mengenai manfaat dari gaji magang yang kemudian didapatkan mayoritas merasa manfaat gaji magang sangat kecil yaitu sebesar 42 orang (28%), disusul oleh 31 orang (21%) merasa manfaat gaji magang kecil, sebanyak 40 orang (26%) merasa manfaat gaji magang besar, dan 38 orang (25%) merasa manfaat gaji magang sangat besar.
Dalam merekrut pekerja, perusahaan bisa memilih untuk merekrut mereka yang pernah melakukan magang di perusahaannya. Hal ini karena perusahaan sudah lebih mengenal kemampuannya melalui kegiatan magang dan lebih efisien karena tidak perlu melatih pekerja tersebut lagi. Berdasarkan hasil survei, diperoleh 59 orang (39%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan peluang diterima kerja sangat besar, 52 orang (34%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan peluang diterima kerja besar, 30 orang (20%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan peluang diterima kerja kecil, dan 10 orang (7%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan peluang diterima kerja sangat kecil. Dengan mengikuti kegiatan magang, tentunya kita akan mempelajari ilmu dan keterampilan baru yang diperoleh dari berbagai pekerjaan yang diberikan. Berdasarkan hasil kuesioner, didapatkan 59 orang (39%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan keterampilan sangat besar, 45 orang (30%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan keterampilan besar, 23 orang (15%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan keterampilan kecil, dan 16 orang (11%) merasa manfaat magang dalam meningkatkan keterampilan sangat kecil.
Range Gaji Magang dan Tempat Magang
Gambar di atas menunjukkan bahwa alasan mahasiswa melakukan kegiatan magang belum tentu didasari oleh keinginan untuk mendapatkan gaji (unpaid internship). Hal ini dapat dilihat dari persentase mahasiswa yang tidak mendapatkan gaji ketika magang sebesar 39,7%. Namun memang, tidak sedikit pula mahasiswa yang melakukan kegiatan magang kemudian mendapatkan gaji, perbedaannya hanya terletak pada kisaran gaji yang didapatkan. Berdasarkan survei, mayoritas mahasiswa mendapatkan gaji sebesar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta (16,5% mahasiswa), kemudian mahasiswa dengan gaji kurang dari Rp 1 juta sebanyak 14%, lebih dari Rp 3 juta sampai Rp 4 juta sebanyak 14% mahasiswa, lebih dari Rp 2 juta hingga Rp 3 juta sebesar 9% mahasiswa, lebih dari Rp 4 juta hingga Rp 5 juta sebesar 3%, dan mahasiswa magang dengan gaji lebih dari Rp 5 juta hanya 3,8%. Berdasarkan survei, mayoritas mahasiswa cenderung memilih untuk melakukan kegiatan magang pada perusahaan startup, BUMN, Pemerintahan, dan perusahaan multinasional. Hal ini dapat dijelaskan melalui grafik di atas, yakni mayoritas mahasiswa memilih perusahaan startup (30,5%), disusul dengan mahasiswa yang memilih Pemerintahan (18,6%), dan BUMN (17,2%) serta dilanjutkan dengan mahasiswa yang memilih perusahaan multinasional (14,5%), sektor swasta (10,6%), hingga non-profit (8,6%).
Kesimpulan
Berbagai narasi dan opini yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa penting bagi mahasiswa untuk memiliki pengalaman yang banyak, koneksi yang luas, dan portfolio yang kaya melalui berbagai kegiatan seperti kepanitiaan, organisasi, lomba, hingga magang. Selain itu, saat ini juga banyak terjadi fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan mahasiswa yang merasa tertinggal atau tersaingi saat temannya sudah mengikuti berbagai kegiatan seperti magang sehingga mahasiswa berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat dan terbaik dengan mengikuti berbagai program magang semaksimal mungkin dengan tujuan menjadikan dirinya lebih unggul dibanding mahasiswa lain. Media sosial juga memiliki peranan penting dalam mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan magang dimana para influencer banyak membagikan pengalamannya saat magang serta berbagai manfaat yang didapatkan. Magang dapat memberikan berbagai manfaat positif seperti mengembangkan keterampilan, memperluas koneksi, hingga mendapatkan pengalaman baru. Namun, magang juga memiliki sisi negatif seperti eksploitasi pegawai magang, kontrak kerja magang yang tidak jelas, unpaid internship, pekerjaan magang yang tidak sesuai dengan job description, tingginya tuntutan kerja hingga keterlambatan pencairan upah magang. Walaupun begitu, magang saat ini sudah merupakan hal yang sangat lazim dan diminati oleh banyak mahasiswa. Sebanyak 27.952 mahasiswa dari 648 perguruan tinggi berhasil lolos berbagai tahapan seleksi Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) angkatan 3.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia angkatan 2018-2021, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa mahasiswa FEB UI melakukan magang pada semester 5 dan atasnya dengan mayoritas mengikuti kegiatan kepanitiaan lebih dari 5 dan 1-2 organisasi selama kuliah serta 1-2 kegiatan perlombaan yang diikuti. Mayoritas juga merasa bahwa kegiatan magang memberikan manfaat yang sangat besar walaupun manfaat dari gaji magang paling banyak menjawa sangat kecil. Hal ini karena banyak kegiatan magang yang tidak menerima gaji sehingga tidak mendapatkan manfaat dari pendapatan magang. Akan tetapi, magang memberikan manfaat yang sangat besar dari koneksi dan pengalaman yang diberikan. Magang juga dianggap meningkatkan peluang diterima kerja dan meningkatkan keterampilan secara umum oleh responden kuesioner ini. Selain itu, survei juga menunjukkan tempat magang paling banyak diminati oleh mahasiswa FEB UI adalah Startup.
Walaupun begitu, penelitian ini memiliki keterbatasan seperti minimnya responden dan kurang tersebar serta terbatas pada mahasiswa FEB UI saja sehingga kurang dapat merepresentasikan kondisi dan motivasi sebenarnya yang berkontribusi terhadap kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa. Akan tetapi, penelitian ini dapat berguna sebagai permulaan dan gambaran awal untuk mengetahui bagaimana kondisi dan motivasi yang berkontribusi terhadap kegiatan magang mahasiswa FEB UI.
Ilustrasi oleh: Deasma Hazel dan Batrisyia Izzati Ardhie
Discussion about this post