Economica
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
No Result
View All Result
Economica
Home Hard News

Keberhasilan FEB UI sebagai Satu-Satunya Sekolah Bisnis yang Memperoleh Double Crown Accreditation

by Tara Saraswati & Anindya Vania
1 November 2022
in Hard News, Kampus

Setelah melewati proses yang panjang untuk memperoleh akreditasi AACSB (Association to Advance Collegiate Schools of Business), Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia resmi mengumumkan keberhasilannya dalam meraih akreditasi tersebut yang merupakan salah satu penilaian paling bergengsi di dunia. Bahkan, kurang dari 6% sekolah bisnis di dunia yang termasuk dalam pengesahan AACSB. Acara pengumuman ini dilaksanakan di ruang Auditorium, Gedung Dekanat, FEB UI, pada Selasa (1/11).

Acara dibuka oleh MC dengan melakukan kuis lisan untuk mengetahui pengetahuan peserta mengenai AACSB. Selanjutnya, Teguh Dartanto selaku Dekan FEB UI melakukan sambutan acara. Dalam sambutannya, Teguh berkata bahwa perjalanan FEB dalam meraih AACSB ini sempat terhenti dan baru dapat dilanjutkan pada saat Ari Kuncoro menjabat sebagai Dekan FEB UI. 

“Saya dengan bangga dan haru menyatakan bahwa FEB UI is finally AACSB accredited,” ucap Teguh. Ia juga menyatakan bahwa FEB UI memang bukanlah yang pertama mendapatkan akreditasi ini, tetapi FEB UI menjadi yang terbesar se-Indonesia dari sisi program studi yang terakreditasi AACSB, yakni dengan 12 program studi yang terdiri dari S1 Manajemen, S1 Akuntansi, S1 Ilmu Ekonomi, S1 Bisnis Islam, S1 Ilmu Ekonomi Islam, S2 Magister Manajemen, S2 Magister Akuntansi, S2 Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan, S2 Magister Sains Manajemen, S2 Magister Sains Akuntansi, S3 Ilmu Manajemen, dan S3 Ilmu Akuntansi.  

Selain mendapatkan akreditasi AACSB, FEB UI juga memperoleh akreditasi AMBA (The Association of MBAs). Teguh mengatakan, “Hal ini menjadikan FEB UI sebagai satu-satunya sekolah bisnis di Indonesia yang mendapatkan double crown accreditation.” 

Dampak Nyata dari Akreditasi

Pengumuman yang dilakukan pada hari ini menandakan berlakunya akreditasi AACSB di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. “Artinya proses pembelajaran kita tidak bisa seenaknya,” jawab teguh dalam konferensi pers. 

Dalam kesempatan tersebut, Teguh juga menyampaikan, adanya AACSB memberikan berbagai dampak positif kepada sivitas akademika FEB UI. Hadirnya AACSB membuat reputasi FEB UI diakui dalam skala Internasional. Reputasi yang dimaksudkan oleh Teguh dapat dirasakan secara langsung oleh mahasiswa dan fakultas. Mahasiswa lulusan dari FEB UI lebih dipandang ketika ingin melanjutkan studi ke luar negeri atau melamar di perusahaan internasional.

Dari sisi fakultas, Teguh mengatakan, “Dengan akreditas yang didapatkan, akan banyak mahasiswa asing yang datang (belajar) ke sini.” Saat ini hanya terdapat 1% mahasiswa asing dari total mahasiswa yang mengambil degree di FEB UI. Teguh mengatakan, secara bertahap di tahun-tahun berikutnya porsi mahasiswa asing akan ditingkatkan. “Target kita 5%, tetapi ini gradual (bertahap) ya,” lanjutnya.

Tidak sampai di situ, akreditas yang didapatkan akan membuka peluang kerjasama dengan sekolah-sekolah bisnis di dunia. “Selama ini ketika ingin melakukan kerjasama, kita (FEB UI) selalu ditanya punya akreditasi apa,” ucap Teguh. 

Tantangan Terbesar FEB UI dalam Proses mencapai Akreditasi AACSB

Inti dari akreditasi AACSB adalah bagaimana FEB UI dapat memberikan standar pendidikan bisnis di Indonesia sesuai dengan standar global, artinya process business di FEB UI harus setara dengan standar sekolah bisnis global. 

Tantangan utama dalam mencapai akreditasi AACSB adalah proses penyampaian di kelas, yakni bagaimana mengevaluasi sistem pembelajaran dan soal ujian di FEB UI yang harus mengikuti standar internasional. 

Tantangan kedua adalah dosen FEB UI harus berkualifikasi internasional, artinya dosen tidak hanya mengajar tapi juga memiliki intellectual contribution. Indikatornya adalah adanya publikasi jurnal yang terkemuka. 

“Tidak cukup hanya di situ saja, dosen-dosen di FEB UI juga selalu didorong agar engage terhadap society sehingga tidak hanya berfokus pada pengajaran di kampus saja, namun juga terkait dengan dunia nyata. Hal ini tidaklah mudah untuk dicapai,” ucap Teguh.

Target FEB UI dalam Mencapai Triple Crown Accreditation

Untuk ke depannya, sivitas akademika FEB UI akan berusaha mempertahankan akreditasi yang telah berhasil didapatkannya dan menargetkan triple crown accreditation dengan akreditasi EQUIS yang merupakan standar di sekolah bisnis top dunia. 

“Pencapaian mencapai akreditasi EQUIS akan difokuskan mulai tahun depan. Salah satu prasyarat tersulit untuk mencapai akreditasi EQUIS ini adalah jumlah mahasiswa asing yang mengenyam pendidikan di FEB UI, sehingga tahun depan FEB UI akan memberikan berbagai macam program, seperti beasiswa, agar mahasiswa asing tertarik untuk mengenyam pendidikan di FEB UI. Selain itu, FEB UI juga akan meningkatkan infrastrukturnya,” jelas Teguh.

Terdapat tiga tahapan untuk mencapai EQUIS, namun proses untuk mencapai akreditasi ini tidak sepanjang AACSB yang berjangka waktu enam hingga tujuh tahun, EQUIS dapat dicapai dalam dua sampai tiga tahun saja dan sudah mencakup seluruh prodi di FEB UI. 

Pesan bagi Seluruh Sivitas Akademika FEB UI untuk Turut Serta Mempertahankan Akreditasi AACSB

Dengan berhasilnya FEB UI dalam meraih akreditasi AACSB ini, tantangan selanjutnya adalah  mempertahankan dan meningkatkan kualitas mutu pembelajaran. “Setelah lima tahun harus ada inovasi baru dan peningkatan kualitas dari FEB UI untuk mempertahankan akreditasi ini,” ucap Teguh. Ini sesuai dengan dengan Motto ACSB berupa engage, innovate, impact, yang mengharuskan ada perubahan atau inovasi di semua stakeholder, masyarakat, dan pemerintahan.   

“Dalam proses menjaga kualitas pendidikan di FEB UI, ada Unit Penjaminan Mutu Akademik dan standar CELEB (Center for Education and Learning Economic and Business) yang berfokus pada transformasi pengajaran yang kekinian ke arah digital dan (dalam proses pembelajarannya) tidak hanya diisi oleh dosen, namun turut serta mengundang praktisi,” jelas Teguh. 

Apabila FEB UI tidak dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas mutu pendidikannya, besar kemungkinan akreditasi AACSB akan dicabut dari FEB UI. Namun, selagi FEB UI dapat memenuhi beberapa hal yang disarankan dan terus melakukan continuous improvement, Teguh yakin, FEB UI akan terus mendapatkan akreditasi itu. 

Teguh berpesan, “Akreditasi adalah sebuah proses. Saya ingin menjaga solidaritas, teamwork, kolaborasi, dan kerjasama. Kita semua adalah partner, tidak ada posisi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kita bersama-sama meningkatkan mutu pendidikan bisnis di FEB UI agar terus mendapatkan akreditasi AACSB.” 

 

Editor: Muhammad Ramadhani

Ilustrasi oleh Batrisyia Izzati Ardhie

Tweet153

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    6412 shares
    Share 2565 Tweet 1603
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    6319 shares
    Share 2528 Tweet 1580
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3938 shares
    Share 1575 Tweet 985
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3238 shares
    Share 1295 Tweet 810
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi
  • id Indonesian
    ar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)nl Dutchen Englishfr Frenchde Germanid Indonesianit Italianpt Portugueseru Russianes Spanish

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
    • Soft News
  • Sastra
  • Majalah Economica
  • Mild Report
    • In-Depth
  • Penelitian
    • Kilas Riset
    • Mini Economica
    • Cerita Data
    • Riset
  • Kajian
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT
id Indonesian
ar Arabiczh-CN Chinese (Simplified)nl Dutchen Englishfr Frenchde Germanid Indonesianit Italianpt Portugueseru Russianes Spanish