Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
Home Hard News

1000 Hari Kerja Rektor UI: Mengapa Aliansi Mahasiswa se-UI Melakukan Demonstrasi?

by Alifia Yumna Mumtazah, Jeni Rima Puspita, Muhammad Rafly Fadhly Putra, Qisthan Ghazi & Raka Yuda Priyangga
1 September 2022
in Hard News, Kampus

Selasa (30/8), sekitar seribu mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan organisasi-organisasi melakukan aksi Selamatkan UI dengan membawa isu revisi Statuta UI, implementasi Permendikbud-Ristek PPKS, kenaikan Biaya Operasional Pendidikan (BOP), dan pembunuhan Akseyna. Aksi tersebut dimulai dengan longmarch dari Stasiun UI hingga titik aksi di depan kantor Pusat Administrasi UI.

Dengan tagar #PRUIMasihBanyak, mahasiswa melakukan empat tuntutan tersebut lantaran dalam 1000 hari rektor Ari Kuncoro menjabat, terdapat pasal-pasal yang bermasalah dalam Statuta UI, belum adanya implementasi Permendikbud-Ristek PPKS di dalam kampus, kenaikan BOP yang memberatkan mahasiswa, dan tidak adanya upaya dari UI mengenai mandeknya kasus pembunuhan Akseyna. 

Longmarch Mahasiswa UI Mengutarakan Aspirasi

Mahasiswa dari berbagai fakultas berkumpul di Lapangan FISIP, Kampus UI, Depok dan membentuk barisan di sepanjang jalan untuk melakukan longmars. Kemudian, mobilisasi diarahkan ke stasiun UI sebagai titik awal menuju Rektorat UI. Longmars dihentikan sesampainya di samping Tugu Makara UI. Genderang UI pun dinyanyikan oleh mahasiswa yang berbaris di pinggir jalan disertai beberapa mahasiswa koordinator lapangan yang menghampiri Tugu Makara UI untuk melancarkan aksi yang telah direncanakan.

“Kita berhenti di sini kawan-kawan semua untuk menutup makara UI dengan kain hitam, sepakat kawan-kawan? Tolong bapak-bapak pengamanan kampus, jangan halangi kami untuk menutup makara Universitas Indonesia dengan kain hitam sebagai simbol kemarahan kami atas masalah-masalah di Universitas Indonesia,” ujar Bayu Satria, Ketua BEM UI 2022.

Pemasangan kain hitam berhasil dilakukan di bawah Tugu Makara UI atas kegigihan mahasiswa Universitas Indonesia beserta bantuan negosiasi dari Dosen Ilmu Politik FISIP UI, Reni Suwarso, meski langsung diturunkan begitu saja oleh Petugas Lingkungan Kampus (PLK). Perjalanan dilanjutkan menuju rektorat UI sembari menyerukan berbagai tuntutan, termasuk tuntutan atas tujuh tahun kematian Akseyna sepanjang perjalanan di samping Danau Kenanga. Massa juga mengenang Akseyna sepanjang perjalanan dari Danau Kenanga hingga balairung. 

Mahasiswa Terobos Masuk Pelataran Kantor Pusat Administrasi

Di depan area parkir dan pelataran Kantor Pusat Administrasi, mahasiswa disambut oleh barikade dari PLK. Namun, kedua barikade tersebut akhirnya berhasil ditembus oleh mahasiswa hingga memasuki pelataran. Mahasiswa menuju pintu Pusat Administrasi dengan tujuan ingin menemui Rektor Ari Kuncoro untuk memberikan tuntutan secara langsung. 

“Kawan-kawan, PR UI masih banyak! Jangan berhenti sampai sini! Kita harus ke depan sana, setuju?! Kita lawan semua sampai ke sana, setuju?! Jangan berhenti, jangan berhenti!” ujar Ketua BEM FISIP UI, Hendry Joveto, dari mobil komando.

Setelah massa aksi berkumpul di depan Kantor Pusat Administrasi, orasi dimulai dengan pembacaan puisi oleh mahasiswa FISIP. Massa juga menggelar teatrikal yang juga menutup rangkaian orasi.

Kericuhan Menjelang Maghrib yang Menimbulkan Korban

Menjelang Maghrib, Ari Kuncoro tak kunjung memenuhi permintaan mahasiswa untuk bertemu sehingga mahasiswa mulai mendesak masuk ke Kantor Pusat Administrasi. Hal ini kemudian menimbulkan bentrokan antara PLK dan mahasiswa sehingga kericuhan tak dapat terhindarkan.

Dua petugas PLK terluka akibat kericuhan tersebut sehingga dilarikan ambulans menuju rumah sakit. Kerumunan mahasiswa yang memaksa masuk berhasil ditangani PLK dan kemudian berangsur-angsur dibubarkan setelah Ketua BEM UI dan beberapa pihak aliansi menyelesaikan mediasinya dengan pihak UI. 

Mediasi dan Langkah Selanjutnya

Bayu Satria mengaku kecewa karena Ari Kuncoro tidak mau menemui mahasiswa. “Kami hari ini tidak ditemui rektor UI yang padahal dijanjikan bertemu dengan rektor UI. Kami hanya bertemu dengan wakil rektor dan saat kami di dalam tadi menyampaikan aspirasi kami dijawab sangat normatif.”

Hasil mediasi yang tidak memuaskan tersebut membuat aliansi BEM se-UI memutuskan walk out. Dipimpin oleh Bayu Satria, massa aksi bersama-sama menyampaikan poin tuntutan yang jelas, di antaranya:

  1. Menuntut PP Nomor 75 Tahun 2021 tentang Statuta UI dicabut dan dibahas ulang dengan mengedepankan partisipasi bermakna empat organ dan seluruh warga UI.
  2. Mendesak pengesahan Peraturan Rektor UI tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual serta membentuk Satgas PPKS sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan dalam Permendikbudristek PPKS.
  3. Menuntut adanya transparansi terkait pemanfaatan dan penetapan biaya pendidikan dengan detail yang jelas serta menuntut pihak UI untuk menjamin keringanan BOP mahasiswa dan tidak terulangnya kasus pemindahan BOP mahasiswa.
  4. Mendesak Rektorat UI untuk mendorong kepolisian melakukan upaya penyelesaian kasus pembunuhan mahasiswa UI, Akseyna, dan membentuk tim investigasi khusus serta tim bantuan hukum dari UI untuk keluarga Akseyna.

“Kami sangat kecewa dan merasa bahwa ini adalah pengkerdilan dari gerakan mahasiswa dan kami akan terus mengeskalasi isu ini menjadi isu bersama menjadi gerakan mahasiswa UI,” ucap Bayu. 

 

Ilustrasi oleh Batrisyia Izzati Ardhie

Editor: Anindya Vania, Tara Saraswati, Muhammad Ramadhani

 

Tweet139

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    6369 shares
    Share 2548 Tweet 1592
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    6220 shares
    Share 2488 Tweet 1555
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3826 shares
    Share 1530 Tweet 957
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3597 shares
    Share 1439 Tweet 899
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3233 shares
    Share 1293 Tweet 808
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT