Pada Sabtu (09/07) lalu, Economica melakukan wawancara bersama Ivaldy Ardaffa selaku Project Officer Orientasi Pengenalan Kampus (OPK) FEB UI 2022 secara virtual melalui platform LINE untuk membahas bagaimana kejelasan pelaksanaan OPK FEB UI 2022.
Sampai saat ini, Ivaldy menegaskan, tidak ada hambatan berarti yang mengganggu jalannya OPK. Walaupun demikian, ia tetap menyadari adanya penurunan minat mahasiswa FEB UI yang mengakibatkan open recruitment di-extend sampai tiga kali, khususnya untuk divisi mentor.
Hal di atas menyebabkan penurunan jumlah mentor sehingga komposisi mahasiswa baru di setiap kelompok menjadi semakin banyak. “Jumlahnya menurun 10 pasangan dari yang berjumlah 42 kelompok mentor di tahun sebelumnya,” tutur Ivaldy.
Dengan kata lain, adanya penurunan jumlah mentor membuat setiap satu kelompok akan beranggotakan 23-24 mahasiswa baru. “Kami akan tetap menjaga agar kelompok OPK menjadi optimal dan mengadakan training untuk calon-calon mentor agar penyampaian materi ataupun hal-hal yang ada di FEB UI dapat tersampaikan,” sambung Ivaldy.
Mekanisme Pelaksanaan FEB UI 2022: Full Offline?
Untuk pelaksanaan pada tahun ini, panitia OPK FEB UI telah mendapatkan persetujuan dari dekanat melalui kemahasiswaan FEB UI untuk menyelenggarakan OPK secara hybrid. “Dari Pak Teguh selaku Dekan FEB UI menginginkan keseluruhan mahasiswa FEB UI 2022 mendapatkan orientasi fakultas secara offline,” kata Ivaldy.
Namun, dekanat belum mengizinkan panitia OPK FEB UI 2022 untuk melaksanakan rangkaian acara OPK secara full offline. Berdasarkan keterangan Ivaldy, hal tersebut karena keterbatasan fasilitas untuk bisa menampung sesuai protokol kesehatan. Maka dari itu, kuota yang diberikan untuk mahasiswa baru adalah 50%, yang berarti pelaksanaan offline akan dilakukan secara bergantian.
“Seluruh pelaksanaan tetap dilandasi oleh beberapa persyaratan utama, seperti kewajiban vaksin sebanyak dua kali, mematuhi protokol kesehatan secara ketat, dan diperlukannya surat izin dari orang tua agar mahasiswa baru bisa mengikuti kegiatan offline dengan lancar,” tambahnya.
Detail Kegiatan Hybrid yang Disusun Panitia OPK
Sebelum menuju pada hari pertama, briefing terlebih dahulu akan dilakukan dengan tujuan untuk mempertemukan para mahasiswa baru dengan teman-temannya dalam kelompok, serta pemberian tugas yang dilakukan secara online.
“Kami memperbolehkan apabila mahasiswa baru 2022 ingin mengerjakan tugas bersama-sama di sekitar lingkungan UI dengan mentornya,” tegas Ivaldy.
Hari pertama pelaksanaan OPK yakni, pada tanggal 18 Agustus 2022 akan dilakukan secara hybrid. “Berarti karena kami memiliki 32 kelompok, ibaratnya kelompok 1-16 dilakukan secara offline dan kelompok sisanya dilakukan secara online. Begitu pun dengan hari kedua, akan dibalik,” pungkas Ivaldy.
Meskipun begitu, skenario hybrid tidak memungkinkan untuk diaplikasikan pada rangkaian acara OPK di hari ketiga (20/22), yaitu pemilihan ketua angkatan dan beberapa rangkaian acara lainnya. “Untuk hari ketiga, karena tidak bisa dilakukan secara hybrid, maka kami akan melaksanakannya secara full online karena kebutuhan rangkaian acara yang dibawakan oleh OPK FEB UI,” jelas Ivaldy.
Inovasi Program Kerja OPK
Salah satu program kerja (proker) baru yang akan diadakan oleh panitia OPK FEB UI 2022 adalah Meet The Event (MTE) yang didasari dengan ketidaktahuan mahasiswa baru akan kepanitiaan yang ada di FEB UI secara detail setelah masa open recruitment.
“Kalau tahun lalu, setelah OPK banyak dilakukan open recruitment. Ternyata setelah itu, banyak mentor yang ditanyakan (terkait gambaran tiap kepanitiaan). Di lain sisi, mentor juga tidak tahu secara penuh setiap kepanitiaan yang ada di FEB UI secara spesifik,” jelas Ivaldy terkait landasan inovasi MTE
Selain itu, inovasi proker berikutnya adalah seminar Mental Health yang diadakan dengan melihat situasi para mahasiswa dalam menjaga kesehatan mental di tengah dinamika transisi pembelajaran dari online menuju offline sehingga diperlukan adaptasi.
“Setelah berdiskusi dengan dekanat, khususnya dengan kemahasiswaan, banyak mendengar kabar bahwa teman-teman FEB UI yang membutuhkan (bantuan) bagaimana mereka menjaga kesehatan mental di tengah adaptasi, yang biasanya online menuju offline, ataupun bagaimana menjaga kesehatan mental bagi mahasiswa yang dalam tanda kutip dituntut untuk menjadi cepat tanggap dalam berbagai keadaan, misalnya tiba-tiba dikasih kuis, pr, dan lain-lain,” lanjut Ivaldy.
Berjalan di atas Tantangan dan Harapan akan Pelaksanaan Kegiatan Offline
Dengan komposisi panitia dari angkatan 2019, 2020, hingga 2021, Ivaldy menjelaskan, kendala utama yang menghambat pelaksanaan OPK secara hybrid adalah kurangnya pengalaman offline.
Salah satu solusi yang dilakukan oleh PI dan teman-teman BPH lainnya adalah selalu melakukan hearing kepada pengurus OPK di tahun-tahun sebelumnya yang pernah melaksanakan mekanisme OPK secara offline.
“Dan juga untuk temen-temen staf yang dari angkatan 2020 dan 2021, (PI dan BPH) akan mewadahi mereka untuk melakukan adaptasi, memperkenalkan gambaran opk secara offline,” sambung Ivaldy.
Di tengah kekhawatiran yang dialami, Ivaldy menegaskan, ekspetasi pertama mereka adalah bisa membawakan aura kegiatan offline di setiap kepanitiaan FEB UI.
“Ekspektasi yang kedua adalah bagaimana temen-temen FEB UI 2022 akan mengawali peningkatan dari recruitment kepanitiaan dan organisasi sehingga tidak tersendat dan tidak memerlukan extend lagi.” sambung Ivaldy.
Dengan dimulainya pelaksanaan perkuliahan offline dalam skala besar, para mahasiswa diharapkan menjadi lebih antusias untuk mendaftarkan diri dalam kepanitiaan, organisasi, ataupun kegiatan lain di FEB UI sehingga bisa menghidupkan sisi kampus secara offline kembali.
Ilustrasi Batrisyia Izzati Ardhie
Editor: Tara Saraswati, Anindya Vania, Muhammad Ramadhani
Discussion about this post