Kabar berupa rencana pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk perkuliahan dan ujian wajib dilaksanakan di area FEB UI, sempat beredar sebelum registrasi online (regol) dilaksanakan. Tekanan untuk melaksanakan hybrid sudah sejak lama dituntut oleh mahasiswa mengingat evaluasi PJJ selama dua tahun terakhir. Hal ini pun juga diperkuat dengan pelaksanaan hybrid yang lebih dulu dilakukan oleh beberapa fakultas saintek, membuat tekanan dari mahasiswa FEB kepada fakultas untuk segera menginformasikan metode perkuliahan semester depan semakin menguat.
Untuk memastikan terkait mekanisme perkuliahan semester depan, Economica mewawancarai Arief Lubis, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, pada Senin (17/01) melalui pesan Whatsapp.
Keputusan Hybrid Memungkinkan untuk Dilakukan
Pada awalnya, Arief berterus terang, fakultas masih memutuskan pembelajaran akan dilaksanakan sama seperti dua tahun sebelumnya, yaitu online. Meskipun begitu, Arief juga menjelaskan, pihaknya tidak menutup mata akan isu-isu yang muncul serta tuntutan mahasiswa yang didasarkan keresahan selama kuliah online berlangsung.
Ditanya kepastian informasi PTM yang akan diberitahukan kepada mahasiswa, saat itu, Arief berterus terang masih dalam tahap diskusi dan pertimbangan.
Arief menegaskan bahwa keputusan tetap untuk pelaksanaan PTM tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, pertimbangan PTM berkenaan dengan kualitas pendidikan dan pembelajaran yang ingin dicapai di samping perkembangan kondisi pandemi saat ini serta kebijakan dari pemerintah.
“Namun, memang ada wacana bahwa fakultas akan memfasilitasi perkuliahan yang ada komponen PTM-nya,” pungkas Arief. Pihak fakultas menyatakan bahwa pelaksanaan perkuliahan tatap muka dengan mekanisme hybrid jauh lebih memungkinkan ketimbang pelaksanaan offline secara penuh. Adapun, salah satu urgensi pengadaan hybrid adalah mengenalkan kehidupan kampus yang sesungguhnya bagi mahasiswa baru
Pilihan Kelas Pembelajaran Tatap Muka Muncul pada saat Regol
Di hari Rabu (19/01), Mahasiswa yang melakukan Registrasi Online (Regol) Akademik justru mendapati beberapa kelas yang menyertakan keterangan hybrid di dalamnya.
Selepas menerima kabar tersebut, Economica segera meminta konfirmasi terkait kebenaran yang tertera di SIAK-NG (laman untuk registrasi akademik). Arief pun menjawab, pilihan kelas PTM tersebut benar adanya dan dapat dipilih oleh mahasiswa. Adapun, mata kuliah yang dilaksanakan secara hybrid sifatnya paralel. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang hanya bisa mengikuti kuliah secara online.
“Bagi yang memang masih lebih nyaman dengan daring penuh atau tidak mendapatkan izin orang tua atau belum vaksin, dapat memilih yang daring penuh,” lanjut Arief.
PTM Diadakan Secara Mendadak?
Arief menguraikan bahwa keputusan hybrid pada semester ini tidak dilakukan secara mendadak, mengingat keputusan tersebut berdasarkan hasil survei, masukan dari mahasiswa hingga keputusan PPKM terbaru di tengah naiknya kasus omicron.
“Fakultas juga menunggu perkembangan ketentuan pemerintah untuk menyatakan PTM secara resmi mengingat tanggal 17 Januari kemarin baru terbit instruksi mendagri terkait PPKM,” jelas Arief.
Pernyataan serupa juga dilontarkan Muhammad Hafizh, selaku perwakilan Birpend FEB UI, bahwa keputusan hybrid sudah berdasarkan pertemuan antara pimpinan dengan perwakilan mahasiswa pada awal semester gasal dan akhir bulan Desember.
Penetapan kelas yang dilakukan hybrid dimulai dari fakultas meminta kepada masing-masing departemen untuk menyiapkan kelas dari jenjang S1 hingga S3, baik itu kampus Depok maupun Salemba. Kemudian, masing-masing departemen melakukan pertemuan bersama kaprodi terkait alokasi pembagiannya.
“Prodi lalu meminta kesediaan para dosen yang memenuhi kriteria sebagai pengampu kelas PTM Blended Learning,” lanjut Hafizh terkait alur penentuan kelas PTM.
Berbagai elemen mahasiswa, seperti himpunan jurusan dan BEM juga menuturkan bahwa memang pihak dekanat sebelumnya telah menyiratkan niatnya untuk mengadakan pembelajaran secara hybrid. Namun, sampai regol dilaksanakan belum ada informasi dan pernyataan resmi yang diinfokan kepada mereka terkait pembukaan kelas PTM.
“Kami (BEM) sempat berdiskusi terkait perencanaan PTM dengan pihak kemahasiswaan, himpunan, juga BPM. Namun, untuk konfirmasi pelaksanaan PTM nya kita juga baru mengetahui hal tersebut dari informasi birpend FEB UI hari ini (19/01) setelah siak war sudah dimulai,” terang Zihan selaku Wakil Ketua BEM FEB UI.
Mekanisme Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan di kelas-kelas dengan penamaan berbeda dari kelas lainnya, semisal label “PTM” sebanyak 2 minggu sekali. “Konsep besarnya adalah kuliah luring diadakan 2 minggu sekali. Untuk ujian masih didiskusikan. Namun yang pasti, untuk kelas paralel, ujiannya akan dilakukan seragam, apakah itu daring atau luring,” terang Arief
Ditanya lebih lanjut, Arief menerangkan bahwa kelas-kelas PTM akan dibentuk menjadi 2 kelompok besar, yaitu “PTM ganjil” dan “PTM genap”. “Secara umum diberlakukan secara ganjil dan genap, jadi ada kelas yg PTM nya di minggu ganjil kalender akademik, ada yg di minggu genap kalender akademik,” jelas Arief.
Namun, dekanat juga memberikan kebebasan kepada prodi untuk menentukan kuantitas kelas yang dilakukan secara tatap muka. “Misalnya apabila hanya mengadakan PTM 2 kali dari total 14 kali pertemuan, hal tersebut juga diperbolehkan, yang pasti masih dalam koridor aturan-aturan yang berlaku,” tambah Arief
Menyesuaikan dengan PPKM yang berlaku, Arief menjelaskan bahwa perubahan kelas PTM kembali menjadi daring sangat mungkin untuk terjadi. “Sudah diinformasikan bahwa untuk kelas yg melibatkan PTM, harus siap apabila sewaktu-waktu akan berubah kembali menjadi full online,” jelas Arief.
Tidak sembarang mahasiswa diperbolehkan untuk mengikuti PTM. Hanya mahasiswa yang memenuhi syarat, seperti vaksin dua kali, memiliki akun PeduliLindungi, mengisi self-health declaration, surat izin orang tua, tidak melakukan perjalanan ke luar kota/negeri selama PTM berlangsung, dan melakukan karantina serta tes usap untuk mahasiswa luar jabodetabek. “Vaksin menjadi syarat mutlak, sementara untuk angkatan dan wilayah geografis sedang dalam pertimbangan,” ungkap Arief.
Hafiz pun menambah, self-health declaration didapatkan dengan mengisi edaran berupa Google form yang akan dibagikan. Tak hanya itu, Ia pun turut mengingatkan bahwa kelas yang dilakukan secara hybrid atau blended learning memungkinkan terjadinya penambahan. “Ada beberapa tambahan kelas PTM-BL (Blended Learning) di hari Senin ya,” pungkas Hafizh.
Pengadaan kegiatan keorganisasian dalam kampus
Seiring dengan mekanisme PTM yang akan berlangsung di semester depan tidak serta merta membuat kemudahan perizinan pada kepanitiaan atau organisasi yang ingin melaksanakan kegiatan dengan nuansa offline.
Menurut Arief, area FEB UI layaknya gedung dan tempat lainnya akan dikoordinasikan terlebih dahulu. Hal ini guna menunjang logistik yang diperlukan dengan prioritas kegiatan yang berlangsung tetap hanya kegiatan perkuliahan terkait.
Dalam situasi yang sedang terjadi, kondisi yang ada sangat dinamis. Semua pihak dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan peraturan pemerintah yang diberlakukan dan ketentuan dari universitas, khususnya fakultas. ”Semua pihak harus mulai aware mengenai hal ini, dimana ketentuan mengenai PPKM pun juga bisa berubah, dan kita harus menyesuaikan dengan hal tersebut,” tutup Arief.
Editor: Muhammad Zaky Nur Fajar, Muhammad Ramadhani, Hafsha Pia Sheridan, Maria Yofanka
Discussion about this post