Mengawali semester baru, mahasiswa Universitas Indonesia diwajibkan memilih mata kuliah sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh setiap jurusan. Banyak persiapan yang harus dilakukan oleh para mahasiswa sebelum mereka saling memperebutkan kelas yang diinginkan. Akan tetapi, masih banyak kendala yang dialami mahasiswa baik dari internal maupun eksternal, mulai dari sinyal yang kurang memadai, terjadinya eror dan traffic yang besar pada SIAK NG sehingga laman sulit terbuka, maupun pengetahuan individu dalam memilih dosen dan mata kuliah.
Kegiatan registrasi online (regol) bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) akan dilaksanakan mulai dari tanggal 12 Agustus 2021 pada jam 09.00 WIB dan 16 Agustus 2021 pada jam 16.00 WIB untuk mahasiswa baru. Muhammad Hafiizh, selaku perwakilan dari Birpend FEB UI, mengatakan “sistem regol mahasiswa baru tidak jauh berbeda dengan setahun yang lalu karena kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan mahasiswa baru tidak bisa hadir secara fisik ke kampus untuk melakukan kegiatan OPK sehingga kegiatan pembimbingan cara pengisian registrasi akademik di SIAK NG (ketentuan-ketentuan akademik yang menyertainya) disampaikan oleh mentor OPK.”
Peningkatan Infrastruktur Digital UI
Terdapat perbedaan SIAK NG pada tahun ini dengan tahun sebelumnya dari segi infrastruktur. Pada tahun sebelumnya, semua aplikasi seperti SIAK NG, EMAS, dan lainnya berada dalam satu server, sehingga sangat rentan untuk mengalami traffic jam. “Untuk membuka SIAK NG pastinya harus berkompetisi (adu cepat) dengan pengguna lain,” tambah Hafiizh.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kini UI memulai perbaikan infrastruktur digital untuk memudahkan akses mahasiswa terhadap sarana pendidikan yang ada. “UI sudah melakukan perbaikan infrastruktur yang ditandai dengan adanya main server kedua dari EMAS,” jelas Hafiizh.
Lalu, berdasarkan arahan Pj. Dekan FEB UI Teguh Dartanto, nama-nama dosen untuk mata kuliah mahasiswa FEB UI Program Sarjana S1 akan ditampilkan ketika regol berlangsung. “Kalau dulu-dulu kan ketika membuka jadwal prodi, di SIAK NG itu dosen di-hide sehingga gak kelihatan nama dosennya, hanya kode kelasnya. Tetapi, itu jadinya ‘kucing-kucingan’,” tambah Hafiizh.
Tidak hanya itu, Hafiizh berpendapat bahwa Birpend juga ingin melihat secara langsung preferensi mahasiswa terhadap dosen-dosen tertentu. Preferensi tersebut nantinya akan menunjukkan kualitas pengajaran dosen itu sendiri, baik dari segi penyampaian materi, kedisiplinan waktu, hingga pemberian feedback pembelajaran.
Preferensi mahasiswa ini juga sering dikaitkan dengan fenomena favoritism untuk dosen–dimana ada dosen yang direkomendasikan maupun dihindari. Menanggapi fenomena itu Hafiizh menuturkan, “Dosen-dosen yang dihindari itu, Birpend percaya bahwa tidak melulu sekadar karena bias nilai, karena ada hal-hal lain, seperti ketepatan waktunya buruk.”
Pada semester ini, Birpend juga berencana memberlakukan kebijakan yang mewajibkan dosen untuk menampilkan nilai UTS maksimal satu bulan setelah ujian tersebut berlangsung. “Birpend bikinin surat lagi buat dosen supaya mereka meng-input nilai UTS paling lambat sebulan setelah UTS berakhir, sehingga mahasiswa tau ‘wah, UTS saya nilainya 40 doang, kalo UAS ga belajar bisa ga lulus’,” ujar Hafiizh. Dosen juga wajib menyampaikan komponen penilaian sebagaimana yang tertuang di silabus.
Hasil EDOM Telah Ditindaklanjuti
Hafiizh mengungkapkan bahwa sebelum adanya proses akreditasi Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), Evaluasi Dosen Oleh Mahasiswa (EDOM) tidak ditindaklanjuti. Namun, sejak FEB UI menjalani proses akreditasi AACSB, dosen-dosen yang memiliki nilai EDOM rendah dilaporkan ke Ketua Departemen Fakultas untuk ditindaklanjuti. Apabila ada dosen yang mengulangi kesalahan yang sama seperti semester sebelumnya, dosen tersebut akan diberhentikan mengajar selama satu semester.
“Itu (hukuman bagi dosen dengan EDOM yang buruk) efektif, ada perubahan perilaku juga. Dosen-dosen yang nilainya kecil tuh makin lama makin sedikit. Itu artinya proses tindak lanjut dari EDOM sudah mulai efektif.” ujarnya.
Problematika Regol FEB
Regol FEB kerap mengalami masalah berulang, seperti tidak munculnya opsi mata kuliah secara serentak. Seringkali mata kuliah tertentu muncul di suatu jurusan, tetapi belum muncul di jurusan lainnya. Hafiizh menuturkan bahwa fenomena tersebut disebabkan karena pergantian kurikulum yang menyebabkan urutan pengambilan mata kuliah berubah. Banyak mata kuliah lama yang ditutup dan mata kuliah lama yang seharusnya ditutup, tetapi terpaksa dibuka kembali karena mahasiswa lama yang belum mengambil mata kuliah bersangkutan.
“Misalnya Koperasi. Di kurikulum lama, setiap prodi kan berbeda, ada yang di semester 6, 5, maupun 4. Nah, di kurikulum baru itu, ngambil koperasi di semester 2. Jadi beban penugasannya tuh double, biasanya hanya buka 8 kelas, jadi buka 16 kelas. Artinya, kebutuhan dosen jadi membeludak, kesiapan dari prodi tidak sesiap sebelumnya, akhirnya baru bisa dibuka agak belakangan,” terang Hafiizh.
Menanggapi jadwal yang sering dipublikasikan berdekatan dengan hari diadakannya regol, Hafiizh mengungkapkan bahwa pihak Biro Pendidikan FEB UI selalu menunggu surat edaran resmi dari pihak Universitas Indonesia. Biasanya FEB UI akan menyelenggarakan regol sehari setelah regol resmi dari UI. “Kalau misalnya UI tetap tanggal 11, ya FEB UI juga tetap tanggal 12,” jelasnya. Hal itu juga dilakukan untuk mengurangi traffic laman SIAK NG.
Koordinasi menjadi faktor lain yang menyebabkan perbedaan kemunculan mata kuliah pada setiap prodi. Di SIAK NG, perlu dilakukan accepting dalam membuat jadwal agar mata kuliah yang bersangkutan menjadi mata kuliah bersama yang bisa dilihat otomatis oleh semua mahasiswa dengan jurusan terkait. “Kalau setting-nya belum di-input, ya terlambat munculnya. Itu jadi evaluasi buat kami (Birpend) karena harusnya bisa diantisipasi dan dihindari,” tutup Hafiizh dalam wawancara bersama Economica.
Ilustrasi oleh Jamie Paulus dan Viona Avinda
Editor: Maurizky Febriansyah, Nismara Paramayoga, Muhammad Zaky Nur Fajar, Muhammad Ramadhani, Hafsha Pia Sheridan, Tahtia Sazwara
Discussion about this post