Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
Home Hard News

Hari Anak Nasional: Ancaman Nyata Covid-19 pada Anak

by Sofia Chandra & Phylicia Febian
23 Juli 2021
in Hard News, Nasional, News

Sudah dua tahun berturut-turut, ada yang berbeda dari perayaan hari anak. Di tengah pandemi Covid-19, hari yang diperingati setiap tanggal 23 Juli hanya bisa dimeriahkan secara virtual. Situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia mempublikasikan tema Hari Anak Nasional 2021, yaitu “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagar #AnakPedulidiMasaPandemi. 

Kondisi Anak Indonesia di Masa Pandemi Covid-19

Kasus Covid-19 pada anak semakin meningkat akhir-akhir ini. “Di awal pandemi, proporsi anak (di Indonesia) yang terkena Covid-19 kurang dari 5%. Namun, proporsi tersebut semakin meningkat hingga mencapai 12,8%,” tutur dr. Yogi Prawira Sp.A(K)., Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia, pada sesi wawancara bersama Badan Otonom Economica (13/07).

Tingginya kasus Covid-19 pada anak disebabkan oleh perkembangan varian virus  yang terus berevolusi. Beberapa varian Covid-19 memiliki tingkat kecepatan lebih tinggi dari virus asalnya. “Varian Alpha kira-kira 40-50% lebih cepat dibanding varian original, sedangkan varian Delta yang saat ini mulai menyebar di Indonesia 30-50% lebih menular dibanding varian Alpha. Dapat dilihat betapa berbahayanya varian Delta tersebut,” tutur dr. Yogi.

Gejala Covid-19 pada Anak

Menurut pemaparan dr. Yogi, kesalahan umum masyarakat adalah mengira Covid-19 sebagai infeksi respiratori (saluran nafas) saja. Padahal, Covid-19 merupakan penyakit multisistem. Gejala yang muncul bisa berupa demam, batuk, pilek, sesak, gejala saluran cerna, hingga merah-merah pada kulit. Covid-19 bisa dibilang master of disguise, bisa menyerupai banyak hal sehingga dalam kondisi transmisi lokal tidak terkendali.

“Jangan seperti menggunakan kacamata kuda. Saya perhatikan itu anaknya demam, di-swab, di-swab, di-swab ternyata pada hari ketiga, hari keempat, demamnya turun. Anaknya lemas, ternyata (sakitnya) DBD. Perlu diingat Indonesia ini gudang penyakit tropik. Ada banyak penyakit lain yang bisa berbahaya dan bisa tertangani dengan baik apabila terdiagnosa,” tambah dr. Yogi.

Perbandingan Kasus Covid-19 pada Anak dan Orang Dewasa

Kondisi yang menjadi perbedaan antara anak dengan orang dewasa adalah multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C). Kondisi ini ditemukan cukup banyak ketika anak mengalami perburukan, seperti peradangan, selama dua hingga enam minggu sejak terinfeksi. Dalam jangka waktu tersebut, bisa saja hasil PCR negatif dan antibodi telah terbentuk.

Keadaan ini bisa berlanjut hingga peradangan hebat dan gangguan multiorgan. Apabila terdeteksi lebih awal dan segera ditangani, perbaikannya bisa signifikan dan sembuh secara sempurna. Namun, keterlambatan penanganan akan menyebabkan gangguan jantung yang sifatnya permanen. Dengan begitu, orang tua harus tetap waspada meski anaknya sudah negatif dan segera ke rumah sakit apabila muncul gejala. 

Pencegahan Covid-19 pada Anak

Salah satu bentuk pencegahan virus pada anak yang penting dilakukan adalah menggunakan masker. “IDAI menyarankan anak di atas 2 tahun sudah menggunakan masker. Selain terhindar dari Covid, hal tersebut akan menumbuhkan kebiasaan baik bagi anak hingga dewasa nantinya,” jelas dr. Yogi.

Pemerintah juga melakukan upaya pencegahan lain seperti mewajibkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan menekankan 3T (testing, tracing, dan treatment). Kebijakan 3T ini harus lebih ditekankan karena masih banyak daerah yang belum memenuhi kapasitas tes. 

“Harusnya ada minimal testing berapa per seribu penduduk per minggu. Misalnya, begitu ada satu kasus positif, maka rasio lacak isolasi atau kontak tracing minimal 30. Satu kasus lalu dilakukan 30 pelacakan apakah ada orang di sekitar selama masa inkubasi itu tertular,” tegas dr. Yogi. Pemerintah juga mengupayakan treatment dengan memanggil relawan dan tenaga kesehatan serta mengubah lokasi tertentu menjadi rumah sakit darurat. 

Penanganan Anak yang Positif Covid-19

“Isolasi mandiri sebenarnya tidak ada yang berlaku umum. Semuanya harus dikembalikan kepada keunikan keluarga masing-masing,” tutur dr. Yogi. Hal yang harus diperhatikan adalah jangan self-diagnose atau self-treatment. Dokter Yogi menyarankan untuk berkonsultasi kepada dokter melalui layanan telekonsultasi. Jika gejala pada anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 ringan, anak tersebut bisa diisolasi mandiri dengan kondisi rumah yang memungkinkan. Jika anak memiliki penyakit menahun, lebih baik diperiksakan secara langsung untuk dilakukan pemeriksaan penunjang.

Saat melakukan isolasi mandiri untuk anak, orang tua harus memberi penjelasan yang mudah dimengerti pada anaknya, mendampingi anaknya, dan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jika memungkinkan, bagian rumah dipisahkan menjadi zona merah (tempat anak yang sakit) dan zona hijau (keluarga lain yang sehat). Zona yang penting diawasi untuk anak terjangkit Covid-19 adalah area tidur, area bermain, dan kamar mandi. Orang tua juga wajib memantau tanda vital dan menghafalkan tanda bahaya. Jika ada yang tidak normal, keluarga dapat langsung menghubungi dokter untuk konsultasi.

Serba Serbi Vaksinasi pada Anak

Vaksinasi merupakan salah satu langkah untuk menangani pandemi Covid-19. Proses vaksinasi dilakukan untuk mencapai tingkat imunitas komunal paling tidak sekitar 70% dari masyarakat. Meskipun begitu, vaksin tidak melindungi 100%. Vaksin lebih berfungsi untuk pencegahan sehingga dapat meminimalisasi gejala berat bagi yang terinfeksi.

“Apabila berbicara terkait anak, isu utama adalah isu safety, baru efficacy,” tegas dr. Yogi. Saat ini, IDAI merekomendasikan vaksinasi difokuskan pada anak usia 12-17 tahun dengan alasan isu keamanan, efektifitas, dan kemungkinan terpapar lebih besar. Penelitian lanjutan untuk vaksinasi anak di bawah 12 tahun masih terus dilakukan. Seandainya bukti menunjukkan vaksin sudah aman dan efektif maka vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun bisa segera dilaksanakan.

Pesan untuk Pembaca

“Kalau ditanya kapan pandemi ini selesai, itu bukan berdasarkan waktu, tapi berdasarkan seberapa kita bisa melakukan perubahan perilaku,” ucap dr. Yogi. “Pandemi ini bukan tentang saya, tapi kita semua. Seberapa besar kita memikirkan orang lain, bukan cuma diri sendiri. Jadilah bagian dari solusi,” tutup dr. Yogi. 

Foto oleh Atoms dari Unsplash

Editor: Muhammad Zaky Nur Fajar, Maurizky Febriansyah, Haikal Qinthara

Tweet149

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    6365 shares
    Share 2546 Tweet 1591
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    6203 shares
    Share 2481 Tweet 1551
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3800 shares
    Share 1520 Tweet 950
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3576 shares
    Share 1430 Tweet 894
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3233 shares
    Share 1293 Tweet 808
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT