Pada hari Senin (19/04), Universitas Indonesia merilis hasil survei mengenai Kesiapan UI dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tatap Muka. Survei yang diinisiasi oleh Abdul Haris selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia ini melibatkan lebih dari 18 ribu mahasiswa dan 1.600 pengajar dari berbagai fakultas di Universitas Indonesia. Hasil survei ini sontak memunculkan tanya, apakah PJJ UI akan berakhir semester ini? Bagaimana langkah selanjutnya yang diambil pihak universitas?
Dikutip dari hasil survei tersebut, sebanyak 9.097 atau 48% mahasiswa cenderung lebih suka kegiatan belajar mengajar di semester ganjil Tahun Akademik 2021/2022 dilaksanakan dengan metode bauran (blended-learning). Sedangkan pembelajaran secara daring penuh dipilih oleh 5.250 mahasiswa atau 28%. Metode pembelajaran tatap muka penuh menjadi pilihan terakhir, yaitu sebanyak 24% atau 4.576 mahasiswa.
Sedangkan dari sisi pengajar, sebanyak 986 atau 61% dosen berharap agar kegiatan belajar mengajar di Semester Ganjil Tahun Akademik 2021/2022 dilaksanakan dengan metode bauran (blended-learning). Pembelajaran secara daring penuh dipilih oleh 489 dosen atau 30%. Metode pembelajaran tatap muka penuh menjadi pilihan paling sedikit, yaitu sejumlah 9% atau 135 dosen.


Dipertimbangkan untuk KBM Semester Depan
Tito Latif Indra selaku Direktur Kemahasiswaan Universitas Indonesia (Dirmawa UI) mengatakan bahwa hasil survei kesiapan UI dalam KBM Tatap Muka akan dijadikan pertimbangan untuk kebijakan pembelajaran UI pada semester ganjil 2021—2022, “Sudah pasti (hasil survei) akan menjadi pertimbangan untuk kegiatan KBM secara bauran,” jawab Tito kepada Economica melalui Whatsapp.
Menindaklanjuti hasil survei, Tito menjelaskan bahwa ada pertimbangan tertentu untuk mata kuliah yang perlu dilaksanakan tatap muka sehingga akan ada penyesuaian jadwal perkuliahan mahasiswa. Perencanaan kapasitas ruang kelas, laboratorium, asrama, dan perencanaan mekanisme pengawasan aktivitas mahasiswa dan dosen selama di kampus juga akan dipertimbangkan sebagai kelanjutan dari survei tersebut.
Selain persiapan di kampus, bentuk tindak lanjut dari survei berupa pengawasan program vaksinasi untuk dosen dan karyawan yang saat ini tengah berjalan serta perencanaan vaksinasi untuk mahasiswa. “Seperti diketahui, 17% mahasiswa UI telah divaksin dan mayoritas dari RIK yang berada di garda terdepan penanganan Covid-19,” lanjut Tito.
(Baca juga: Vaksinasi Dosen dan Mahasiswa UI: Kuliah Tatap Muka Semester Gasal?)
Hasil Survei, Apa Kata FEB?
Ketika dikonfirmasi terkait rilisnya hasil survei kesiapan, Irfani Fithria Ummul Muzayanah selaku Kepala Kantor Kemahasiswaan FEB UI, mengatakan bahwa pihak FEB UI masih menunggu arahan lebih lanjut dari pihak rektorat UI, terutama bidang 1, terkait keputusan pembelajaran di semester depan. “Sebaiknya kita tunggu saja arahan dari UI seperti apa karena kita tidak tahu apakah tiap fakultas harus menetapkan kebijakan yang sama atau boleh menetapkan kebijakan sendiri sesuai kebutuhan fakultas,” jawab Irfani via teks.
Menanggapi pertanyaan mengenai persiapan FEB UI dalam menghadapi kemungkinan pembelajaran tatap muka, Irfani menjawab, “Kalau memang nanti harus blended, tentunya pihak FEB UI akan berusaha memenuhi prasyarat yang diperlukan, baik infrastruktur maupun prokes-nya” Namun, semua fakultas masih harus menunggu arahan UI untuk menentukan langkah selanjutnya pada tingkat fakultas.
Lebih lanjut, Irfani mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan ada rapat teknis yang diadakan untuk membahas permasalahan tersebut. “Rapat teknisnya sih baru akan diadakan dalam minggu ini ya,” tegas Irfani. Ia juga menerangkan bahwa rapat tersebut akan dihadiri pihak Rektorat UI serta melibatkan Dekan dan Wakil Dekan 1 dari setiap fakultas. Ketika dikonfirmasi terkait kapan pelaksanaan rapat teknis tersebut, beliau menjawab, “Tadi saya tanya Pak WD (Wakil Dekan 1 FEB UI) sih belum tau harinya kapan, tapi baru diinfokan akan dijadwalkan,” tutupnya.
Editor: Tesalonika Hana
Sumber foto: ui.ac.id
Discussion about this post