Climate Change atau perubahan iklim dapat semakin dirasakan oleh mahluk yang ada di Bumi. Perubahan paling nyata dapat kita rasakan pada suhu permukaan Bumi yang semakin hari semakin panas, udara bersih berkurang, hingga kenaikan air laut. Pada tahun 2021, sudah banyak rekor yang bertambah, salah satunya adalah kandungan karbondioksida di atmosfer yang mencapai titik tertinggi sejak 650.000 tahun1NASA (2020). Climate Change: Vital Signs of the Planet. [online] Climate Change: Vital Signs of the Planet. Available at: https://climate.nasa.gov/.. Data menunjukkan, pada tahun 2020 yang lalu kenaikan temperatur Bumi mencapai 1.060 C, kenaikan temperatur tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Ditambah dengan kenaikan permukaan laut akibat berkurangnya es di kutub utara dan selatan. Kenaikan permukaan laut secara teoretis dapat menenggelamkan wilayah-wilayah daratan yang ada di Bumi, seperti negara belanda yang letaknya berada di bawah permukaan laut, ataupun negara-negara kepulauan seperti indonesia dan maladewa2Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Kenaikan Permukaan Air Laut Dan Implikasinya Bagi Kiribati. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.. Peristiwa-peristiwa akibat dari perubahan iklim tersebut membuat keadaan Bumi semakin parah dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, meskipun dampaknya semakin parah, masih banyak manusia yang tidak mempercayai bahwa perubahan iklim itu nyata. Banyak orang menganggap bahwa climate change bukanlah sebuah masalah yang besar, bahkan dianggap bukan masalah bagi umat manusia. Padahal, perubahan iklim yang terus-menerus terjadi dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia di Bumi. Jika perubahan iklim semakin parah, tidak hanya semakin panas, melainkan Bumi juga semakin sempit karena wilayah Bumi banyak yang tenggelam sehingga tidak layak lagi untuk ditinggali manusia. Manusia hanya diperkirakan memiliki waktu sampai dengan tahun 2050 sebelum keadaan Bumi semakin parah dan tidak bisa ditinggali lagi oleh manusia3Dr. Fadliah, M.St (n.d.). Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi. [online] . Available at: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527.
Menanggapi hal tersebut, beberapa orang terkemuka telah memaparkan idenya untuk bisa menyelamatkan manusia dari kepunahan yang ada di depan mata. Salah satu cara untuk menyelamatkan manusia adalah dengan memindahkan kehidupan dari Bumi ke planet lain. Menurut Elon Musk, CEO dari SpaceX, planet yang paling memungkinkan untuk dijangkau oleh umat manusia adalah planet Mars. Hal tersebut diafirmasi oleh NASA yang merupakan salah satu space agency terbesar di dunia 4NASA (2019). Mars. [online] Solar System Exploration: NASA Science. Available at: https://solarsystem.nasa.gov/planets/mars/overview.. Namun apakah rencana mengkolonisasi planet Mars demi menyelamatkan manusia adalah hal yang tepat?
Sebuah ide yang tidak masuk akal
Memindahkan kehidupan manusia ke planet Mars bukanlah suatu perkara yang mudah. Teknologi manusia yang masih terbatas membuat kita tidak dapat menjangkau planet Mars yang berjarak antara 54 juta km (dalam orbit terdekat) hingga 103 juta km (jarak orbit terjauh) dalam waktu yang singkat. Dengan teknologi saat ini, waktu perjalanan yang dibutuhkan manusia untuk sampai ke planet tersebut memakan waktu hingga 7 bulan . Hal tersebut dapat dilihat ketika manusia mengirimkan robot-robot penjelajah untuk mengeksplorasi Mars, di mana Nasa mengirimkan Perseverance ke Mars pada tanggal 30 juni 2020 dan mendarat di Mars pada 18 februari 20215mars.nasa.gov (n.d.). Overview. [online] mars.nasa.gov. Available at: https://mars.nasa.gov/mars2020/timeline/overview/.. Hingga saat ini, sudah terdapat 5 robot penjelajah yang mendarat dan beroperasi di Mars; Sojourner, Spirit, Opportunity, Curiosity, dan Perseverance yang bertujuan untuk mengeksplorasi dan mempelajari planet Mars. Perseverance adalah robot teranyar yang dikirim oleh NASA ke Mars. Misi pengiriman Perseverance sendiri memakan dana sebesar 2.9 miliar USD, yang merupakan biaya yang sangat besar untuk robot penjelajah. Biaya yang besar tersebut menjadi sebuah tantangan bagi umat manusia kedepannya jika ingin mengirim manusia ke Mars.
Hal lain yang menghambat usaha manusia untuk pindah ke Mars adalah keadaan alam di planet merah tersebut. Manusia membutuhkan oksigen agar bisa bernafas dengan leluasa. Bumi sendiri saat ini memiliki 21% kadar oksigen, 78% nitrogen, dan 1% zat lainnya di atmosfernya. Unsur-unsur tersebut sangatlah krusial bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk dapat bernafas dengan leluasa6Prabowo, K. and Muslim, B. (n.d.). Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan: Penyehatan Udara. [online] Available at: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Penyehatan-Udara_SC.pdf.. Hal tersebut berbanding terbalik dengan planet Mars yang hanya 1% kadar oksigennya. Ditambah, atmosfer Mars terdiri dari 96% karbondioksida yang berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Jika manusia menghirup karbondioksida yang terlalu banyak, maka tubuh manusia tidak bisa melepaskan oksigen ke sel tubuh dan menyebabkan kekurangan oksigen. Ketika manusia kekurangan oksigen, maka manusia dapat mengalami gangguan kesehatan seperti sakit kepala, mual, koma, bahkan kematian7Alodokter. (2019). Peran dan Dampak Karbon Dioksida terhadap Tubuh Manusia. [online] Available at: https://www.alodokter.com/mari-telusuri-seluk-beluk-karbon-dioksida-di-dalam-tubuh-kita. Hal tersebut membuat manusia harus menggunakan pakaian khusus untuk bisa hidup di Mars. Mungkin, pakaian khusus dapat dijadikan sebagian gaya baru di sana, tetapi pembatasan tersebut tentu akan sedikit menyulitkan bagi kehidupan manusia di Mars. Pemakaian pakaian khusus akan membuat kehidupan manusia di sana menjadi tidak bebas, karena jika ingin bernafas harus memakai pakaian khusus terlebih dahulu. Sejatinya, NASA sudah memulai eksperimen untuk mengubah karbondioksida yang ada di Mars menjadi oksigen melalui pemisahan molekul. Namun eksperimen yang sedang dilaksanakan oleh Perseverance yang baru tiba di Mars pada tahun 2021 membutuhkan waktu yang sangat lama karena alat untuk mengkonversi karbon dioksida (MOXIE) saat ini hanya sebesar baterai mobil. Di mana untuk dapat mencukupi kebutuhan akan oksigen bagi manusia, maka alat MOXIE harus memiliki ukuran 100 kali lebih besar dari saat ini8mars.nasa.gov (n.d.). Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment (MOXIE). [online] 172.31.1.192. Available at: https://mars.nasa.gov/mars2020/spacecraft/instruments/moxie/. Untuk membuat MOXIE yang sangat besar juga mendapat tantangan lain yaitu terbatasnya resources serta kesulitan dalam mengirim MOXIE ke Mars.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah gravitasi di planet Mars. Gravitasi berpengaruh kepada berbagai faktor aspek manusia mulai dari kepadatan otot, kelancaran sistem pencernaan, hingga peredaran darah. Bayangkan apa yang akan terjadi jika manusia pindah ke Mars dengan gravitasi sebesar 3.7 m/s2 atau sekitar sepertiga planet Bumi yang memiliki gravitasi sebesar 9.8m/s2. Selain sebuah kondisi yang tidak biasa, perbedaan gravitasi tersebut juga akan mempengaruhi pertumbuhan manusia yang akan hidup di Mars. Manusia Mars akan mengalami perubahan fisik yang signifikan seperti bertumbuh lebih tinggi. Tetapi, pertumbuhan yang tinggi tersebut juga akan memiliki kesulitan untuk bertahan di Mars. Dengan gaya gravitasi di Bumi, peredaran manusia menjadi lebih lancar dari jantung ke bagian tubuh bagian bawah karena adanya tarikan dari gravitasi Bumi. Peredaran darah dari jantung ke bagian atas juga mengalami perlambatan sehingga tidak terjadi penumpukan darah di jantung dan otak. Sedangkan itu, peredaran darah manusia akan menjadi lebih lambat jika berada di Mars karena daya tarik gravitasi yang lebih rendah. Pertumbuhan tinggi tersebut diiringi dengan peredaran darah yang lambat dapat menyebabkan kekurangan darah di bagian bawah tubuh serta penumpukan darah dapat terjadi di bagian atas tubuh9Manembu, M., Rumampuk, J., & Danes, V. R. (2015). Pengaruh Posisi Duduk Dan Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri Sipilkabupaten Minahasa Utara. Jurnal E-Biomedik, 3(3). https://doi.org/10.35790/ebm.3.3.2015.10150. Berbagai perubahan fisiologis dapat terjadi akibat dari perbedaan gravitasi tersebut, namun belum diketahui efek jangka panjangnya . Oleh karena itu, menjadikan Mars sebagai tempat untuk menyelamatkan manusia dari kepunahan tidaklah terlalu tepat karena dapat membuat kesulitan bagi manusia sendiri dan merupakan langkah yang berisiko bagi keberlangsungannya.
Planet Mars yang bertanah gersang berpasir sangat tidak mungkin untuk menjadi tempat hidup tumbuhan atau hewan yang merupakan unsur penting dari keberlangsungan kehidupan manusia di Bumi. Karena seperti yang kita tahu, kehidupan manusia di Bumi ditopang oleh keberadaan kedua hal tersebut. Hewan dan tumbuhan adalah penyedia makanan dan nutrisi bagi manusia agar bisa berkembang dan bertumbuh dengan baik. Namun, jika ekosistem di Mars sangat berbeda dengan yang ada di Bumi, walaupun manusia dapat hidup di sana dengan menggunakan pakaian khusus, bagaimana dengan hewan dan tumbuhan? Sebagai penyedia makanan jelas hal tersebut perlu dipertimbangkan karena manusia tidak bisa berada di Mars jika sumber makanan saja tidak terdapat di sana. Sebagai contoh adalah wilayah Antartika. Di Antartika tidak terdapat sumber makanan seperti hewan dan tumbuhan yang bisa dikonsumsi oleh manusia, sehingga tidak ada manusia yang tinggal di sana.
Pindah ke Mars: Mungkinkah?
Apakah seluruh umat manusia bisa berpindah ke Mars? Elon Musk memperkirakan bahwa untuk pindah ke Mars diperlukan biaya berkisar 100.000 – 500.000 USD. Itupun menurut Musk, merupakan estimasi jika teknologi sudah berkembang. Tidak semua manusia dapat mengumpulkan uang sebanyak 100.000 USD untuk dapat memiliki tiket ke Mars. Jika kita melihat negara Indonesia sendiri, hanya terdapat 1 juta orang yang memiliki total kekayaan lebih dari 100.000 USD10Statista. (n.d.). Indonesia: number of adults with wealth over 100,000 USD 2019. [online] Available at: https://www.statista.com/statistics/956374/indonesia-number-of-adults-with-wealth-over-100-000-usd/ [Accessed 29 Mar. 2021].. Jika kita melihat keseluruhan penduduk indonesia yang berjumlah 270 juta orang, dapat diasumsikan hanya 0.3% manusia yang merupakan orang kaya raya yang memiliki kesempatan untuk pindah ke Mars. Jika Elon Musk ingin pindah ke Mars karena climate change, itu bukanlah sesuatu yang tepat. Sejatinya, hanya sebagian kecil manusia yang dapat mengikuti ide tersebut. Tujuan awal manusia ingin ke Mars adalah menyelamatkan umat manusia dari kepunahan jika terus berada di Bumi, karena adanya masalah iklim dan populasi manusia yang semakin banyak. Namun, jika karena populasi semakin banyak, sebenarnya masih dapat diselesaikan. Dunia ini terlihat penuh karena populasi yang tidak merata dan masih ada lahan di Bumi yang tidak dijangkau oleh umat manusia. Oleh karena itu, apakah pindah ke Mars dapat dianggap menyelamatkan umat manusia? Penulis beranggapan hal tersebut lebih menyelamatkan orang kaya daripada menyelamatkan umat manusia. Karena jika mau menyelamatkan manusia, seharusnya menyelamatkan seluruh manusia tanpa harus dibedakan berdasarkan kekayaan.
Selain itu, ada berbagai masalah lain yang patut diperhatikan seperti isu keselamatan penumpang. Biaya yang mahal tersebut masih belum menjamin keselamatan para penumpang yang berangkat ke Mars. Walaupun kedepannya diperkirakan manusia dapat menciptakan teknologi untuk berangkat ke Mars, tetapi teknologi tersebut juga masih dapat gagal. Salah satu contohnya dapat kita lihat ketika manusia sudah mengirimkan manusia ke bulan, tetapi masih saja terdapat banyak kecelakaan setelah peristiwa besar tersebut. Contohnya adalah pesawat challenger (1986) bahkan pesawat SpaceX sendiri yang meledak saat melakukan percobaan pendaratan pada Februari 2021 lalu. Dapat diartikan bahwa dengan mencoba mengirim banyak manusia ke Mars, sama dengan mempertaruhkan nyawa manusia untuk dapat menginjakkan kaki ke Mars, di mana pesawat antariksa sering mengalami kegagalan bahkan walaupun teknologi sudah maju saat ini.
Mars mungkin dapat menjadi stasiun luar angkasa baru bagi umat manusia. Tetapi untuk menjadi tempat tinggal jutaan orang masih sangat sulit untuk diwujudkan. Pindah ke Mars sama saja dengan membangun kehidupan manusia dari nol, karena adanya perbedaan yang signifikan antara Mars dan Bumi. Perbedaan tersebut menjadi sangat sulit karena banyak hal yang ada di Bumi, tetapi tidak ada di Mars. Sebut saja kebutuhan dasar manusia yaitu makanan dan udara. Dana yang besar juga diiringi biaya yang besar untuk pindah ke sana. Di mana hal tersebut menjadi tidak adil karena tidak semua manusia mendapat kesempatan yang sama, hanya segelintir manusia saja. Ditambah lagi usaha ke Mars juga memiliki resiko yang sangat tinggi karena merupakan perjalanan yang sangat jauh dan berbahaya.
Solusi Lain: Perbaiki Bumi
Banyak ahli yang tidak setuju atas ide kepindahan ke Mars. Sebut saja dua astronot dari misi APOLLO 8, Frank Borman dan Bill Anders yang menyatakan bahwa pindah ke Mars merupakan suatu omong kosong. Bahkan Bill Gates juga menyatakan pendapatnya bahwa terdapat solusi lain selain memindahkan kehidupan manusia ke Mars, yaitu dengan fokus memperbaiki Bumi. Dengan kemampuan yang ada saat ini, fokus memperbaiki Bumi sembari menunggu teknologi yang terus berkembang adalah hal yang sangat masuk akal.
Diperkirakan manusia hanya memiliki waktu untuk bisa memperbaiki Bumi sampai dengan tahun 2050. Karena jika manusia terus hidup seperti ini, pada tahun 2030-2050 Bumi akan semakin panas dan sudah terlambat untuk memperbaiki Bumi, agar tetap bisa menjadi rumah bagi manusia11Dr. Fadliah, M.St (n.d.). Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi. [online] . Available at: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527.. Akan tetapi, tidak semua manusia dapat pindah ke planet Mars pada tahun 2050, karena Elon Musk sendiri merencanakan hanya 1 juta orang yang bisa ke Mars pada tahun 205012Mosher, M.M.-J., Dave (n.d.). Elon Musk says he plans to send 1 million people to Mars by 2050 by launching 3 Starship rockets every day and creating “a lot of jobs” on the red planet. [online] Business Insider. Available at: https://www.businessinsider.com/elon-musk-plans-1-million-people-to-mars-by-2050-2020-1.. Lantas, bagaimana dengan sisa manusia yang lainnya? Oleh karena itu, mulai saat ini kita harus memulai langkah untuk memperbaiki Bumi. Karena dengan memperbaiki Bumi, maka dapat menyelamatkan seluruh manusia tanpa terkecuali. Cara pertama yang paling penting untuk memulai langkah memperbaiki Bumi adalah mengedukasi masyarakat mengenai apa itu climate change dan dampaknya bagi kehidupan di Bumi karena masih banyak orang di dunia ini yang menganggap climate change bukanlah hal yang penting, bahkan pemimpin dunia seperti Donald Trump, Daniel Ortega, hingga Rodrigo Duterte13Statista. (n.d.). Indonesia: number of adults with wealth over 100,000 USD 2019. [online] Available at: https://www.statista.com/statistics/956374/indonesia-number-of-adults-with-wealth-over-100-000-usd/ [Accessed 29 Mar. 2021]..
Salah satu caranya adalah melakukan reboisasi atau penghijauan kembali. Lahan hijau dapat berperan dalam proses pembersihan udara dari karbon dioksida yang berbahaya. Tidak hanya menjadikan udara bersih tetapi dengan adanya lahan hijau, maka daerah tersebut dapat menjadi daerah resapan untuk bencana alam seperti banjir. Hewan-hewan juga dapat hidup dengan tenang jika ekosistem hutan atau pepohonan terjaga. Namun, muncul pertanyaan di manakah manusia harus menanam pohon tersebut? Saat ini manusia mampu untuk membangun pulau buatan yang bertujuan sebagai ladang mencari uang, mengapa tidak menggunakan pulau buatan tersebut sebagai lokasi untuk menanam pohon? Sehingga efeknya akan dirasakan oleh banyak orang dan tidak hanya beberapa orang saja. Jika manusia tidak mampu untuk mendapatkan lahan yang dapat menanami pohon, maka solusinya adalah menanam di pekarangan rumah sendiri. Rata-rata, 1 pohon di Bumi dapat menghasilkan oksigen hingga 1.2 Kg perhari, di mana itu cukup untuk menghidupi 2 orang dewasa14www.isa-arbor.com. (n.d.). International Society of Arboriculture > Research. [online] Available at: https://www.isa-arbor.com/Research [Accessed 29 Mar. 2021].. Sehingga reboisasi dapat berjalan seiring dengan pemenuhan kebutuhan manusia akan lahan untuk kegiatan ekonomi dan sebagai tempat tinggal.
Selain penghijauan, dana yang diperlukan manusia untuk pindah ke Mars juga dapat digunakan untuk melakukan hal lain yang dapat memperbaiki Bumi. Contohnya adalah seperti melakukan uji coba penemuan-penemuan baru yang ramah lingkungan yang menggunakan energi terbarukan seperti angin, sinar matahari, atau listrik. Saat ini, manusia masih banyak memakai energi yang merusak lingkungan, contohnya seperti BBM yang pembakarannya dapat membuat udara di atmosfer Bumi semakin rusak .Sehingga, dengan menggunakan energi yang terbarukan, kerusakan alam dapat diminimalisir serta diperbaiki secara perlahan. Sebagai contohnya, 1 solar panel yang bermuatan 8 kW memiliki harga 29.000 USD15Sunrun (2019). #1 Residential Solar Panel Company | Home Battery – Sunrun. [online] Sunrun. Available at: https://www.sunrun.com/.. 1 Kwh saja dapat dipakai untuk 1 lampu LED 10 Watt selama 100 jam atau 8 hari, 1 kulkas 2 pintu 120 Watt selama 8 jam, atau 1 TV LCD 100 Watt selama 10 jam atau bahkan dapat memenuhi kebutuhan listrik 1 rumah selama 1 hari. Oleh karena itu, dapat diasumsikan 8 kW listrik dapat memenuhi kebutuhan listrik di 8 rumah dalam 1 hari. Dengan 100.000 USD, maka kita bisa membuat 3 solar panel dan dapat menghidupi 24 rumah sekaligus dengan sumber daya yang didapat setiap hari dari sinar matahari. Daripada harus membeli tiket ke Mars yang resikonya sangat tinggi, lebih baik menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia dari energi yang ramah lingkungan.
Manusia juga harus mulai memikirkan konsep Sustainability Development Goals (SDG). Contohnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari, manusia harus selalu memikirkan konsep lingkungan agar setiap kegiatan manusia tidak merusak lingkungan yang ada di sekitarnya. Salah satu cara agar SDG dapat berjalan adalah dengan membuat aturan mengenai SDG itu tersebut. Kita sebagai manusia harus dapat mengikuti aturan-aturan tersebut. Contohnya seperti mengurangi pemakaian plastik, menggunakan botol minum yang dapat dipakai berulang kali, menaiki kendaraan umum, dsb. Dengan manusia dapat melakukan dan mengamalkan nilai SDG dalam kehidupannya, makan perlahan-lahan setiap individu dapat berperang dalam proses memperbaiki Bumi dari efek climate change
Masa depan umat Manusia
Cepat atau lambat manusia akan dapat menemukan teknologi untuk dapat menjelajah luar angkasa demi menemukan habitat yang baru bagi manusia. Namun, rencana untuk pindah ke Mars merupakan langkah yang terburu-buru untuk dicapai umat manusia. Kita tahu bahwa manusia akan kesulitan untuk pindah ke Mars, karena Mars merupakan planet yang sangat berbeda dari Bumi. Jika ingin menyelamatkan seluruh manusia, lebih baik umat manusia bekerja sama untuk menciptakan teknologi yang siap membawa manusia dengan aman menuju tempat yang lebih layak dan lebih aman dari Mars. Karena masih banyak planet diluar sana yang dijuluki sebagai planet Bumi 2.0 karena kemiripannya dari segi gravitasi, lingkungan, atmosfer, dsb. Contohnya adalah planet Kepler 425b atau Proxima Centauri B.
Epilog
Kembali ke pertanyaan, apakah manusia sebaiknya pindah ke Mars atau memperbaiki Bumi? Menurut penulis, jawabannya lebih baik manusia berusaha untuk memperbaiki Bumi. Hal tersebut disebabkan karena Mars belum menjadi tempat hidup yang layak bagi manusia. Karena Mars merupakan planet yang kondisi alamnya sangat berbeda dari Bumi sehingga manusia akan kesulitan untuk bisa hidup dengan normal di sana. Ditambah lagi, teknologi manusia yang belum memadai membuat harga perjalanan ke Mars menjadi sangat mahal dan berisiko. Jika memutuskan untuk pindah ke Mars, maka hanya manusia kaya saja yang memiliki kesempatan untuk hidup dan berkembang. Hal tersebut tidak mencerminkan hasrat untuk menyelamatkan keseluruhan umat manusia, tetapi hanya segelintir saja. Manusia akan kehabisan waktu jika tetap berusaha untuk mengolonisasi Mars dan membiarkan Bumi semakin rusak. Saat ini, banyak manusia hidup dengan tidak mempertimbangkan lingkungan dalam setiap segi kehidupannya. Apabila pola pikir seperti ini dipelihara, tidak hanya Bumi saja yang akan hancur, juga setiap planet yang akan ditinggali oleh manusia. Oleh karena itu, manusia harus dapat merubah mindset menjadi cinta lingkungan dan sesama agar dapat menjaga keberlangsungan umat manusia di alam semesta ini terutama di planet Bumi yang menjadi rumah kita saat ini. Mungkin kedepannya, manusia dapat menggunakan teknologinya untuk berpindah jauh ke planet yang lebih layak untuk ditinggali daripada Mars. Namun, sembari menunggu, lebih baik manusia memperbaiki Bumi pada saat ini. Demi membentuk masa depan yang cerah untuk keberlangsungan bersama.
Referensi
↵1 | NASA (2020). Climate Change: Vital Signs of the Planet. [online] Climate Change: Vital Signs of the Planet. Available at: https://climate.nasa.gov/. |
---|---|
↵2 | Han, E. S., & goleman, daniel; boyatzis, Richard; Mckee, A. (2019). Kenaikan Permukaan Air Laut Dan Implikasinya Bagi Kiribati. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. |
↵3 | Dr. Fadliah, M.St (n.d.). Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi. [online] . Available at: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527 |
↵4 | NASA (2019). Mars. [online] Solar System Exploration: NASA Science. Available at: https://solarsystem.nasa.gov/planets/mars/overview. |
↵5 | mars.nasa.gov (n.d.). Overview. [online] mars.nasa.gov. Available at: https://mars.nasa.gov/mars2020/timeline/overview/. |
↵6 | Prabowo, K. and Muslim, B. (n.d.). Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan: Penyehatan Udara. [online] Available at: http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Penyehatan-Udara_SC.pdf. |
↵7 | Alodokter. (2019). Peran dan Dampak Karbon Dioksida terhadap Tubuh Manusia. [online] Available at: https://www.alodokter.com/mari-telusuri-seluk-beluk-karbon-dioksida-di-dalam-tubuh-kita |
↵8 | mars.nasa.gov (n.d.). Mars Oxygen In-Situ Resource Utilization Experiment (MOXIE). [online] 172.31.1.192. Available at: https://mars.nasa.gov/mars2020/spacecraft/instruments/moxie/ |
↵9 | Manembu, M., Rumampuk, J., & Danes, V. R. (2015). Pengaruh Posisi Duduk Dan Berdiri Terhadap Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Pada Pegawai Negeri Sipilkabupaten Minahasa Utara. Jurnal E-Biomedik, 3(3). https://doi.org/10.35790/ebm.3.3.2015.10150 |
↵10, ↵13 | Statista. (n.d.). Indonesia: number of adults with wealth over 100,000 USD 2019. [online] Available at: https://www.statista.com/statistics/956374/indonesia-number-of-adults-with-wealth-over-100-000-usd/ [Accessed 29 Mar. 2021]. |
↵11 | Dr. Fadliah, M.St (n.d.). Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi. [online] . Available at: https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/download/576/527. |
↵12 | Mosher, M.M.-J., Dave (n.d.). Elon Musk says he plans to send 1 million people to Mars by 2050 by launching 3 Starship rockets every day and creating “a lot of jobs” on the red planet. [online] Business Insider. Available at: https://www.businessinsider.com/elon-musk-plans-1-million-people-to-mars-by-2050-2020-1. |
↵14 | www.isa-arbor.com. (n.d.). International Society of Arboriculture > Research. [online] Available at: https://www.isa-arbor.com/Research [Accessed 29 Mar. 2021]. |
↵15 | Sunrun (2019). #1 Residential Solar Panel Company | Home Battery – Sunrun. [online] Sunrun. Available at: https://www.sunrun.com/. |
Discussion about this post