Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
Home Resensi

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa: Perjalanan Meraih Impian

by Nur Shafira Febrianti
1 Desember 2020
in Resensi

“Jika kita tak pernah jadi apa-apa, sebuah buku yang akan menemanimu dalam proses perjalanan meraih impian dan meyakinkan dirimu bahwa kamu istimewa dengan segala mimpi mu.” – Alvi Syahrin.

Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa, sebuah novel karya Alvi Syahrin ini, mengajak pembaca untuk menyelami kisah jatuh bangun hidupnya serta kegelisahannya akan masa depan. Alvi, yang telah menulis buku sejak tahun 2012 adalah seorang lulusan Teknik Informatika di salah satu universitas swasta, namun pada akhirnya memilih jalan sebagai penulis buku karena memiliki passion di bidang sastra.

Rajutan Cerita Perjalanan dalam Meraih Impian

Dalam buku ini diceritakan bahwa Alvi dahulu pernah merasakan jatuh-bangunnya ditolak dan gagal. Ia pernah ditolak dua kali saat mengikuti ujian masuk universitas negeri dan akhirnya terpaksa melanjutkan studi di universitas swasta berakreditasi B. Sudah pasti sempat ada penolakan di hatinya. Namun, ia terus meyakinkan diri bahwa ini sudah takdir yang terbaik versi-Nya dan akan ada satu hari spesial yang disiapkan-Nya. Alhasil, ia lulus dengan memuaskan, telah menerbitkan buku bahkan sebelum lulus kuliah, dan mendapatkan pekerjaan di luar negeri saat perusahaan-perusahaan dalam negeri menolaknya. Dan benar, hari-hari spesial yang telah Alvi yakini, telah datang padanya sesuai dengan besarnya usaha yang ia lakukan.

Untuk menjadi seseorang yang mengetahui akan menjadi apa di kemudian hari, seseorang harus melalui proses yang panjang, begitu juga Alvi. Ia mengalami gagal ini-itu dalam hidupnya. Akan tetapi, satu hal yang ia lakukan–pantang menyerah. Ia selalu mencoba segala hal hingga kini ia dapat menemukan passion dan minatnya yaitu menulis. Akhirnya, Alvi pun merajut dua hal itu: hobi menulis dan kisah kegagalan yang kemudian menyatu menjadi sebuah cerita dalam buku ini.

Pesan dari Perjalanan: Arti Kesuksesan Sejati

Melalui cerita-cerita kehidupannya, Alvi juga menggambarkan bahwa kesuksesan yang sejati itu bukan berdasarkan pada standar yang diciptakan oleh orang-orang pada umumnya. Menurutnya, kesuksesan semacam itu tidak ada yang permanen di dunia ini. Tetapi, kesuksesan sejati di dunia ini adalah dengan mampu merasa cukup atas segala pencapaian yang kita miliki. Dengan begitu, kita dapat menghargai usaha yang telah kita lakukan dan mencapai rasa kesuksesan itu sendiri.

Alvi juga mengungkapkan jika kita berada pada posisi sudah ingin menyerah dengan apa yang kita lakukan sekarang, cobalah untuk bertahan sedikit lagi dan teruslah berjuang untuk menyukai dan memperbaikinya. Juga, tetaplah berdoa, karena boleh jadi, jika kita berjuang sedikit lagi, kita akan menemukan manisnya hasil dari perjuangan selama ini.

Buku ini untuk Kalian

Secara keseluruhan, buku ini cukup bagus dan recommended bagi kalian yang merasa khawatir tentang masa depan dan gelisah akan menjadi apa di masa depan. Karena buku ini menyadarkan kita bahwa setiap perjalanan hidup yang kita lalui pastilah memberikan pembelajaran baru bagi kehidupan. Sekalipun dalam perjalanannya harus mengalami kegagalan. Dan mungkin saja kejadian-kejadian yang kita alami tersebut menjadi langkah kesuksesan hidup nantinya. Tidak semua hal yang kita suka akan menjawab segalanya. Karena pada kenyataannya, saat kita telah menggenggamnya, kekurangan akan tetap muncul juga. Itulah kehidupan di dunia, tidak ada yang sempurna. Hal-hal kecil yang kita lakukan saat ini lama kelamaan dapat menjadi hal besar yang mampu mengubah keadaan.

“A little change counts. A little change will chain reaction.”

 

Editor: Madina Fiscarine, Rani Widyaningsih

Tweet160

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    5969 shares
    Share 2388 Tweet 1492
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    5464 shares
    Share 2186 Tweet 1366
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3232 shares
    Share 1293 Tweet 808
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3203 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3173 shares
    Share 1269 Tweet 793
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT