Pembatasan Sosial Berskala Besar akibat Pandemi Covid 19 menyebabkan acara yang mengundang keramaian ditiadakan, salah satunya perhelatan festival musik. Tak sedikit perayaan festival musik yang diundur, atau bahkan dibatalkan. Namun, beberapa dihelat secara daring. Ketidakpastian akan berakhirnya pandemi menjadi penentu bagi penyelenggara festival musik untuk kembali menghadirkan acara musik secara langsung. Tak terkecuali acara musik tertua di FEB UI, Jazz Goes To Campus (JGTC). Memasuki tahun ke-43, JGTC, sama seperti festival musik lainnya, mengalami penyesuaian akibat pandemi.
Mengusung Konsep Berbeda Akibat Pandemi
Pandemi Covid 19 memaksa penyelenggara JGTC untuk mengubah konsep acara sesuai adaptasi kebiasaan baru yang ditetapkan pemerintah. Naratama Raja Lubis, Project Officer JGTC 43th mengatakan bahwa JGTC ke-43 kali ini akan disajikan sesuai konsep baru. “Keputusan buat acara utama JGTC udah cukup bulat menuju konsep baru, tetapi untuk lebih detail dari acaranya masih dirumuskan” jelas Raja.
Selanjutnya, penyelenggara JGTC ke-43 belum dapat memberitahu secara lengkap karena konsep acara masih dalam proses penyempurnaan. “Akan tetapi, kami belum bisa memastikan waktu yang tepat untuk mengumumkannya karena konsep baru ini masih dalam tahap penyempurnaan untuk meminimalisir miskalkulasi” ungkap Raja.
Konsep Pre Event yang Berubah Drastis
Menengok perhelatan pada tahun sebelumnya, tak lengkap rangkaian acara JGTC tanpa pre-event sebagai pendampingnya. Begitu pula pre event JGTC ke-43 tahun ini. Sebagai acara musik tertua, JGTC berusaha tetap memberikan pengalaman berbeda kepada penikmat musik. “Tujuan pre event ini (tidak lebih hanya) memberikan nilai tambah kepada penikmat musik, khususnya musik jazz” jelas Raja.
Penyelenggara JGTC ke-43 tahun ini tetap berusaha menghadirkan pre event dengan mengedepankan nilai-nilai kepada penikmat musik jazz sendiri. “Mengetahui keadaan saat ini pre event tetap diusahakan tetapi akan sangat berubah drastis dari tahun tahun lalu,” ujar Raja. “Dengan keeping in mind value yang di ‘represent’ oleh masing-masing acara ini yang menjadi poin penting dalam perubahan bentuk pre event ini” pungkas Raja.
Melihat kondisi yang berbeda dari tahun sebelumnya, konsep pre event yang dihadirkan pun berubah drastis. Raja tidak sekadar melihat partisipasi publik sebagai faktor kesuksesan semata. “Pre event itu bukan bertujuan (atau secara kasar) menjadikan jumlah partisipasi publik sebagai faktor sukses utama” jelas Raja.
Menyiapkan Beberapa Skenario Cadangan
“Sedia payung sebelum hujan” menjadi ungkapan yang tepat bagi penyelenggara JGTC ke-43 dalam menghadapi kondisi ketidakpastian. Raja juga berbincang mengenai beberapa skenario yang mungkin terjadi. “JGTC menyiapkan skenario cadangan jika skenario utama mendadak tidak bisa dijalankan saat pelaksanaan acara” jelas Raja.
Skenario optimis untuk JGTC ke-43 tahun ini ialah diadakannya festival musik secara langsung. “Skenario optimis (yang kami sangat inginkan) vaksin keluar, semua aman, semua senang, semua bisa seru-seruan lagi di JGTC” ungkap Raja. Meski demikian, Raja menilai jika dilakukan secara langsung maka akan ada beberapa penyesuaian yang dilakukan.
Raja menilai skenario optimis bergantung dengan banyak pihak terkait. “Dalam artian skenario optimis ini diperlukan restu dan kepercayaan dari otoritas bersangkutan dan kerjasama yang beneficial dengan stakeholder lainnya” ungkap Raja. Tak menepis kemungkinan JGTC ke-43 juga mengacu kepada festival-festival yang akan berjalan seperti Synchronize Fest 2020, We The Fest 2020 dan lain-lain.
JGTConnect dan Virtual Concert
Merespon kondisi pandemi saat ini penyelenggara JGTC ke-43 menggalang dana melalui JGTConnect untuk membantu pihak yang terdampak pandemi Covid 19. “Acara ini puncaknya merupakan acara virtual concert, tipe acara pertama juga bagi sejarah JGTC” jelas Raja.
Acara yang dihelat secara daring oleh penyelenggara JGTC ini pun mendapat respon positif dari masyarakat. “Alhamdulillah, kita bekerja sama dengan ILUNI UI (Ikatan Alumni Universitas Indonesia) untuk penyaluran dana donasi ini dan kemarin terkumpul sekitar seratus juta (rupiah) yang memang merupakan target kami” pungkas Raja.
Raja juga menambahkan bahwa penggalangan dana ini telah berlangsung dari tahun ke tahun, namun dengan intensitas yang berbeda. Lebih lanjut, Raja menilai acara JGTConnect ini memiliki pesan tersendiri bagi penyelenggara. “Tujuan lain kami membuat acara ini, juga memberikan pesan kepada masyarakat umum, bahwa kami panitia JGTC (ke-43) terus berinovasi dan mencari cara untuk membawa (musik) jazz ke kampus walaupun sedang pandemi” tutup Raja.
Sumber foto: www.instagram.com/jgtcfestival/
Editor: Haikal Qinthara, Zahira Mahardhika
Discussion about this post