Banyak yang rumpang karna tak kunjung rampung
Merayakan riah walau nyatanya sedang riuh
Bertumpu setengah bingung, sisanya lagi linglung
Mulut manusia yang keruh buat hati rasa keluh
Lihat yang di puncak rasanya seperti dikoyak
Terbayang angan yang tak jua jadi kenyataan
Deras beban di pundak terlalu buat desak
Meranya ringan yang kini hanya kenangan
Malam panjang menyimpul segala engah
Esok jangan lupa kembali sumringah
*Puisi ini merupakan bagian dari rubrik Pojok Sastra. Dikurasi langsung oleh redaksi Economica.id
Discussion about this post