Menghadirkan pesona, kala menatap perdana
Ragu hilang, jiwa timbul gemilang
Daku percaya sejatinya engkaulah nirwana
Niscaya berada padamu, bahagia dunia
Kurun sebelum daku bersua dengan engkau
Hanya lara, getir, gemuruh rampang yang semua beruak
Berkat engkau, daku patut akan bersyukur
Nan selalu, setiap kala, setiap jam berdetik dan jantung berdetak
Lubuk nyawa bangkit penuh sentosa
lantaran engkau senantiasa
mengasihi derma bahagia.
Laksana daku bertemu lagi dengan engkau
jelma asa kan kembali berjumpa.
Semoga kelak cepat kita dapat bersatu, Jingga.
*Puisi ini merupakan bagian dari rubrik Pojok Sastra. Dikurasi langsung oleh redaksi Economica.id
Discussion about this post