Akhir-akhir ini pemerintah kerap melakukan tindakan-tindakan yang menuai keraguan atas kinerja dan kompetensi manajemennya bagi masyarakat luas, terlebih dari menjamurnya pandemi Covid-19 di Indonesia. Tertanggal 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia. Hal tersebut sangat ironis mengingat sehari sebelumnya, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membantah pernyataan Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang meragukan pernyataan pemerintah bahwa Indonesia memiliki nol kasus dari Covid-19. Terawan secara gamblang menjawab,
“Saya orang ragu, yo biarin aja. Nanggapi orang ragu lak pusing. Nomor satu adalah kenyataan, keterbukaan, kejujuran.”1R. Gunadha and F. Nabilla, “Baru Sehari Terawan Bantah Corona di Indonesia, 2 Warga Dinyatakan Positif,” suara.com, 02-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/03/02/125104/baru-sehari-terawan-bantah-corona-di-indonesia-2-warga-dinyatakan-positif. [Accessed: 22-May-2020]..
Morrison sebelumnya berpendapat bahwa “ Ini (Indonesia) adalah negara yang sangat besar dengan banyak pulau dan akan sangat sulit untuk memberikan jaminan absolut tentang angka-angka itu (jumlah pasien positif coronavirus).” 2J. Massola, “Morrison questions Indonesia’s coronavirus-free status,” The Sydney Morning Herald, 28-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.smh.com.au/world/asia/morrison-casts-doubt-on-indonesia-s-claim-to-be-coronavirus-free-20200228-p545d5.html.[Accessed: 22-May-2020].. Keraguan masyarakat Internasional terhadap Indonesia bukan yang pertama kali dilantunkan oleh PM Australia tersebut, sebelumnya seorang peneliti dari Harvard juga meragukan jumlah nol kasus di Indonesia. 3A. Powell, “Harvard expert says coronavirus likely now ‘gathering steam,’” Harvard Gazette, 11-Feb-2020. [Online]. Available: https://news.harvard.edu/gazette/story/2020/02/harvard-expert-says-coronavirus-likely-just-gathering-steam/ [Accessed: 22-May-2020].. Keraguan diperparah dengan kemunculan para pejabat publik yang memberikan tanggapan kontroversial mengenai pandemi ini, dimulai dari kelakar Menhub Budi Karya yang katanya sering mengonsumsi nasi kucing yang dianggap kebal virus corona4G. Priatmojo, “Positif Terjangkit, Menhub Budi Karya Pernah Berkelakar Soal Kebal Corona,” suara.com, 14-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/jogja/2020/03/14/212836/positif-terjangkit-menhub-budi-karya-pernah-berkelakar-soal-kebal-corona. [Accessed: 22-May-2020]., kelakar Menko Perekonomian dengan Menko Polhukam yang menggangap Covid-19 tidak masuk ke Indonesia akibat dari perizinan yang sulit5D. Garjito and R. Aditya, “Kelakar Menteri Airlangga: Izinnya Berbelit-belit, Virus Corona Tak Masuk,” suara.com, 15-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/02/15/141802/kelakar-menteri-airlangga-izinnya-berbelit-belit-virus-corona-tak-masuk [Accessed: 22-May-2020]., berbagai statement kontroversial lainnya dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi6K. C. Media, “Deretan Kontroversi Luhut Selama Corona, Ribut TKA China hingga Mudik Halaman all,” KOMPAS.com, 11-May-2020. [Online]. Available: https://money.kompas.com/read/2020/05/11/082220426/deretan-kontroversi-luhut-selama-corona-ribut-tka-china-hingga-mudik?page=all . [Accessed: 22-May-2020]., ditambah dengan salah satu rencana pemberian diskon insentif sebesar 30% bagi wisatawan dalam maupun luar negeri7D. Bowo Raharjo and Y. Arga Pramudita, “Genjot Pariwisata di Tengah Virus Corona, Pemerintah Akan Beri Diskon,” suara.com, 17-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/02/17/153852/genjot-pariwisata-di-tengah-virus-corona-pemerintah-akan-beri-diskon. [Accessed: 22-May-2020].. Kompilasi komentar para pejabat pemerintah yang terkesan acuh tak acuh terhadap pandemi terkait dapat diakses di platform ‘Narasi Bersuara’8D. Satrio, “Narasi.tv | Cuap-Cuap Pejabat Soal Corona,” Narasi.tv, 11-Apr-2020. [Online]. Available: https://www.narasi.tv/narasi-newsroom/cuap-cuap-pejabat-soal-corona [Accessed: 23-May-2020]..
Tindakan-tindakan tersebut akhirnya memunculkan permasalahan baru pada dunia kesehatan di Indonesia. Dalam rentang waktu tiga bulan sejak kasus pasien positif pertama, Indonesia sudah mencapai jumlah pasien positif Covid-19 lebih dari 20.000 orang9“Indonesia Coronavirus: 1,528 Cases and 136 Deaths – Worldometer,” www.worldometers.info, 22-May-2020. [Online]. Available: https://www.worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/.[Accessed: 22-May-2020]., lalu ditambah dengan informasi yang diberikan oleh pemerintah yang “diberi batas“, hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, “Jadi memang ada yang kita sampaikan, ada yang tidak kita sampaikan karena kita tidak ingin menimbulkan keresahan dan kepanikan di masyarakat. Kita berusaha keras mengatasinya,” tutur presiden yang akrab dipanggil Jokowi tersebut10Liputan6.com and R. Ayuningtiyas, “Jokowi: Tidak Ingin Masyarakat Panik, Kita Tak Bersuara dalam Penanganan Covid-19,” liputan6.com, 13-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.liputan6.com/news/read/4201097/jokowi-tidak-ingin-masyarakat-panik-kita-tak-bersuara-dalam-penanganan-covid-19. [Accessed: 22-May-2020].. Ketidakseriusan pemerintah untuk mempersiapkan negara dalam menghadapi Covid-19 berbuah dengan hilangnya public trust terhadap pemerintah serta menumbuhkan rasa ketidakpercayaan dari masyarakat. Lalu muncullah berbagai macam skeptisme terhadap pemerintah berupa spekulasi dan opini akibat dari kegagalan mereka untuk melakukan kontrol terhadap pandemi Covid-19. Hal tersebut memunculkan pertanyaan, apakah sebenarnya pemerintah tidak mampu dalam menyikapi pandemi atau tidak mau dan memiliki tujuan lain sehingga membiarkannya bersinggah dengan masyarakat?
Kontradiksi Internal Pemerintah dalam Pengambilan Keputusan
Terdapat perbedaan yang cukup signifikan perihal data antar instansi pemerintah terkait jumlah kasus pasien positif Covid-19. Perbedaan antara data yang dimiliki oleh Pemda dengan Kemenkes ini dituturkan oleh BNPB beberapa waktu silam11A. Faiz Ibnu Sani, “BNPB Blak-blakan Data Kasus Positif COVID-19 Tidak Sesuai,” Tempo, 05-Apr-2020. [Online]. Available: https://nasional.tempo.co/read/1328220/bnpb-blak-blakan-data-kasus-positif-covid-19-tidak-sesuai. [Accessed: 22-May-2020].. Kejadian seperti ini tidak dapat dianggap sepele; pemerintah yang seharusnya memberikan kepastian justru membingungkan masyarakat. Maka dapat dikatakan logis apabila tahapan selanjutnya yang ditempuh oleh masyarakat adalah berusaha untuk mencari informasi dan menjelaskan fenomena tersebut sendiri, atau dalam kasus ini, Covid-19.
Pada awal bulan April silam Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menhub Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan berpendapat kebijakan larangan mudik akan menghambat perekonomian “Pertimbangan utama kami supaya ekonomi tidak mati sama sekali. Setelah kami hitung, ini pilihan yang terbaik,” jelasnya12K. C. Media, “Masih Banyak yang Gagal Paham Larangan Mudik Pemerintah Halaman all,” KOMPAS.com, 07-May-2020. [Online]. Available: https://money.kompas.com/read/2020/05/07/170809226/masih-banyak-yang-gagal-paham-larangan-mudik-pemerintah?page=all#page2. [Accessed: 22-May-2020].. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Mudik Idul Fitri Tahun 1441 H13Menteri Perhubungan ad Interim, “PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 25 TAHUN 2020.” 23-Apr-2020. [Online]. Available: https://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9QTSUyMDI1JTIwVEFIVU4lMjAyMDIwLnBkZg [Accessed: 22-May-2020]., yang bertolak belakang, justru meruntuhkan validasi dari ucapan Bapak Luhut. Dikutip dari KOMPAS.COM, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahardiansyah “Publik menurut saya bingung, aturannya ada sektoral masing-masing. Bingung masyarakat mau ikutin yang mana,” ujar Trubus14K. C. Media, “Pengamat: Aturan Pemerintah Terkait Mudik Lebaran Membingungkan Masyarakat,” KOMPAS.com, 19-May-2020. [Online]. Available: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/19/06240461/pengamat-aturan-pemerintah-terkait-mudik-lebaran-membingungkan-masyarakat?page=1. [Accessed: 22-May-2020].. Resistensi terhadap perizinan mudik atau pulang kampung dengan mencari celah dengan jalan – jalan tikus dan Bandara Soetta yang penuh dengan pengunjung beberapa waktu silam menjadi salah satu bukti. 15A. A. N. Hidayat, “Kemenhub Sebut Masyarakat Masih Berusaha Mudik Lewat Jalan Tikus,” Tempo, 16-May-2020. [Online]. Available: https://bisnis.tempo.co/read/1343007/kemenhub-sebut-masyarakat-masih-berusaha-mudik-lewat-jalan-tikus. [Accessed: 24-May-2020]. 16T. Hamdani, “Bandara Soetta Sempat Dipadati Penumpang, Nggak Ada yang Mudik?,” detikfinance, 21-May-2020. [Online]. Available: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5023520/bandara-soetta-sempat-dipadati-penumpang-nggak-ada-yang-mudik [Accessed: 24-May-2020].

Kenapa Tidak Percaya Pemerintah?

Jerinx SID berspekulasi bahwa Covid-19 ini tidak seberbahaya yang disampaikan oleh WHO18“𝐉𝐑𝐗 on Instagram: ‘Cancer aja bisa kalah oleh kekuatan pikiran apalagi CV yg faktanya sudah BANYAK yg sembuh. Kasus cancer survivor seperti ini sudah banyak…,’” Instagram, 17-May-2020. [Online]. Available: https://www.instagram.com/p/CAR9iXkHEsz/. [Accessed: 22-May-2020].. Ia beranggapan bahwa yang lebih berbahaya untuk tubuh adalah psikosomatis (penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran mempengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah.)19dr. K. Adrian, “Gangguan Psikosomatis, Ketika Pikiran Menyebabkan Penyakit Fisik,” Alodokter, 03-Jun-2018. [Online]. Available: https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-Menyebabkan-penyakit-fisik. [Accessed: 22-May-2020]., bukan Covid-19. Menurut UK Research and Innovation (UKRI) Virus Corona menginfeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Bagi mereka yang sedang mengidap penyakit parah, pneumonia adalah bentuk penyakit yang paling umum dari Covid-19. Penyakit Covid-19 yang akut akan sangat berbahaya karena mencegah aliran oksigen normal dari paru-paru ke dalam aliran darah. Berbeda dengan apa yang disampaikan oleh seniman yang tinggal di Bali tersebut, Covid-19 menurut UKRI merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap remeh dampaknya terhadap tubuh manusia. 20[26]UK Research and Innovation, “How does the coronavirus cause illness?,” coronavirusexplained.ukri.org, 25-Mar-2020. [Online]. Available: https://coronavirusexplained.ukri.org/en/article/cad0001/ [Accessed: 24-May-2020]. Dalam diskusi daringnya melalui fitur live Instagram bersama dr. Tirta, ia beranggapan bahwa Covid-19 ini bagian dari manipulasi para elit global yang salah satunya menurut Jerinx adalah Bill Gates. Dilansir dari kumparan.com pemikiran Jerinx ini senada dengan Dr. Judy Mikovits, seorang ilmuwan yang bergelar PhD dalam bidang biokimia dan biologi molekuler dari George Washington University. Menurut Mikovits, Covid-19 hanyalah satu dari serangkaian krisis kesehatan palsu yang diciptakan oleh industri medis yang bekerja sama dengan Bill & Melinda Gates Foundation untuk menghasilkan pundi-pundi emas. 21H. A. Ferdian, “Siapa Elite Global yang Dimaksud Jerinx SID dalam Teori Konspirasi Corona?,” kumparan, 16-May-2020. [Online]. Available: https://kumparan.com/kumparansains/siapa-elite-global-yang-dimaksud-jerinx-sid-dalam-teori-konspirasi-corona-1tQ2ySwqbvg/full [Accessed: 24-May-2020].
Tindakan yang dilakukan Jerinx tersebut dapat diartikan sebagai sebuah skeptisme terhadap narasi mainstream pemerintah. Skeptisme sendiri merupakan sebuah keragu-raguan sistemik yang mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu putusan diakui kebenarannya22Misnal Munir, “Skeptisme dalam Filsafat Barat Sejak Yunani Kuno sampai Abad Modern,” Jurnal Filsafat, vol. 1, no. 1, pp. 3–13, 2017.. Lebih memilih memercayai teori-teori konspirasi dibandingkan data yang dikeluarkan oleh pemerintah, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa yang melatar belakangi kepercayaan Jerinx atas teori bahwa Covid-19 hanya konspirasi elite global?
Melalui akun instagramnya, Jerinx mengatakan virus ini hanyalah skema bisnis semata. Ia menuding bahwa virus ini berkaitan dengan Bill Gates karena menurutnya Gates sering sekali berkoar mengenai pandemi Covid-19 ini. Selain itu, ia mencurigai kapabilitas Dirjen WHO yang bukan berpendidikan dokter serta memiliki track record yang buruk menurut drummer SID tersebut. 23R. H. Permana, “Disebut Kotor oleh Jerinx, Ini Rekam Jejak Dirjen WHO Tedros,” detiknews, 30-Apr-2020. [Online]. Available: https://news.detik.com/berita/d-4997377/disebut-kotor-oleh-jerinx-ini-rekam-jejak-dirjen-who-tedros/1. [Accessed: 24-May-2020]. Konstruksi pemikiran yang sudah terlatar belakangi dengan ketidakpercayaan terhadap narasi dari media mainstream dan pemerintah akan menciptakan penolakan dengan bentuk skeptisme berupa spekulasi tersebut.
Apakah tindakan yang dilakukan Jerinx sebagai masyarakat yang bertujuan melawan pemerintah menjadi suatu bukti kegagalan pemerintah dalam membangun public trust? Lalu kenapa Ia tidak mengkritisi apa yang dilakukan pemerintah dan malah skeptis terhadap pemerintah? Hal ini merupakan bentuk konkrit implikasi dari skeptisme tersebut. Ketidakpuasan terhadap penjelasan pemerintah mendorong masyarakat untuk mengisi kekurangan informasi yang mereka rasakan atas penjelasan mengenai fenomena dunia sekitar. Saat dunia sering tampak membingungkan, berbahaya, dan kacau, masyarakat akan memiliki keinginan untuk memahami apa yang terjadi dan terdorong untuk menjelaskan kejadian-kejadian tersebut dengan menggunakan teori konspirasi sebagai jalan tengah, kondisi ini disebut alasan epistemik24K. Cherry, “Why People Believe in Conspiracy Theories,” Verywell Mind, 17-Jun-2019. [Online]. Available: https://www.verywellmind.com/why-people-believe-in-conspiracy-theories-4690335.. Teori konspirasi memang bukan sesuatu yang baru, memang ada beberapa kelompok yang gemar mengagungkan spekulasi-spekulasi tersebut. Menurut Goertzel, teori konspirasi merupakan sebuah penjelasan yang merujuk pada suatu kelompok tersembunyi yang bekerja secara rahasia untuk mencapai tujuan yang bersifat jahat25T. Goertzel, “Belief in Conspiracy Theories,” Political Psychology, vol. 15, no. 4, p. 731, Dec. 1994.. Kulminasi dari menguatnya teori konspirasi, jika tidak terkontrol, dapat berakhir dengan mayoritas masyarakat yang tidak percaya terhadap tindak tanduk pemerintah dan berujung ketidakstabilan negara dan konstruksi sosialnya.
Menurut penelitian, meskipun kepercayaan terhadap konspirasi ini dimotivasi oleh keinginan untuk memahami, melakukan kontrol, dan merasa terhubung secara sosial, 26K. M. Douglas, R. M. Sutton, and A. Cichocka, “The Psychology of Conspiracy Theories,” Current Directions in Psychological Science, vol. 26, no. 6, pp. 538–542, Dec. 2017. ini bukan efek yang didapat orang dari apa yang mereka percaya. Alih-alih memenuhi kebutuhan akan kepercayaan dan kepastian, percaya terhadap konspirasi tampaknya memperkuat perasaan kebingungan, isolasi, pencabutan hak, dan kesepian. Keyakinan terhadap konspirasi tampaknya menciptakan siklus ketidakpercayaan yang mengarah pada ketidakberdayaan yang lebih besar.
Kebutuhan akan Kepastian
Sejatinya keraguan masyarakat terhadap pemerintah maupun keputusan tiap individu untuk meyakini konspirasi adalah penerapan dari hak asasi manusia, di mana setiap individu berhak untuk meyakini suatu hal, dan atau menyatakan pikiran mereka atas hal tersebut. Maka dari itu, hal seperti yang dilakukan Jerinx sebagaimana telah kita bahas, adalah suatu hal yang–secara legal–tidak salah. Pada akhirnya, apapun yang kita yakini, katakan, dan lakukan adalah hak kita sebagai warga negara sebagaimana terkandung dalam UUD Pasal 28E ayat 2 dan 3, di mana “(2) setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. (3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat27“UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.” [Online]. Available: https://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf [Accessed: 22-May-2020].. Hal yang kemudian harus kita sadari adalah sebagai sebuah negara, masyarakat dan pemerintah pasti memiliki agenda untuk keberlangsungan hidup bersama. Pertanyaannya, apakah dengan masyarakat mengemukakan skeptisme maupun teori konspirasi mereka tersebut produktivitas pemerintah akan dapat meningkat, atau justru situasi akan menjadi kontra-produktif? Bagaimanapun, kebebasan untuk menyatakan sikap dan mengeluarkan pendapat ini adalah hak dari setiap warga negara dan dilindungi oleh UUD.
Semakin banyak tindakan-tindakan yang memicu kebingungan di masyarakat akan menciptakan sikap antipati atau tidak percaya kepada pemerintah. Selain alasan epistemik yang mendorong orang-orang untuk percaya kepada konspirasi, terdapat sebuah kondisi psikologis yang bernama Ilusi Musa, dimana seseorang dengan mudah mengacuhkan detail sebuah pernyataan, karena ada hal lain yang dinilai lebih menarik.
Eryn Newman dari University of Southern California menyebut bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu, didasarkan pada lima pernyataan dasar28N. Schwarz, E. J Newman, and W. D Leach, “(PDF) Making The Truth Stick and The Myths Fade: Lessons from Cognitive Psychology,” ResearchGate, Jan. 2016. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/publication/295478583_Making_The_Truth_Stick_and_The_Myths_Fade_Lessons_from_Cognitive_Psychology [Accessed: 22-May-2020].. Pertama berupa bentuk konsensus sosial, “Apakah orang lain memercayainya?” di mana seseorang akan mempertanyakan pernyataan yang disampaikan oleh seseorang tidak hanya dipercayai oleh dirinya seorang. Kedua, upaya untuk mencari dukungan fakta yang dapat memperkuat pernyataan tersebut, “Apakah terdapat cukup bukti untuk menyokongnya?”. Selanjutnya, memperjelas konsistensi dari apa yang dipercayai oleh orang tersebut berkesinambungan dengan pernyatan yang dia dapatkan, “Apakah sesuai dengan apa yang saya percayai selama ini?”. Koherensi menjadi poin keempat untuk melihat reaksi dan persepsi terhadap sebuah pernyataan dengan bentuk pertanyaan yang menilai kelayakan secara logis dan gramatikal yang berkaitan antara satu sama lain untuk mendukung gagasan utama, “Apakah menceritakan kisah yang baik?”. Terakhir merupakan upaya untuk mempertanyakan kredibilitas dari pemberi pernyataan dan sumbernya, “Apakah berasal dari sumber yang dapat dipercaya?”.
Munculnya informasi-informasi baru tidak secara langsung ditelaah lebih dalam oleh tiap individu melainkan dinilai terlebih dahulu melalui subjektivitas masing-masing. Dikutip dari BBC, Newman menyatakan bahwa, “Meskipun kita tahu kita harus merunut pada fakta dan bukti, kita tetap menggunakan ‘perasaan'”, pungkasnya29D. Robson, “Mengapa kita gampang dibohongi?,” BBC News Indonesia, 26-Apr-2016. [Online]. Available: https://www.bbc.com/indonesia/vert_fut/2016/04/160421_vert_fut_dibohongi. [Accessed: 22-May-2020]..
Lalu muncullah pengecualian yang terjadi terhadap pola reaksi dan persepsi di atas, yaitu dengan dipengaruhi oleh detail-detail ‘tidak penting’ yang sama sekali tidak berhubungan dengan fakta nyata. Salah satu implikasi dari ilusi tersebut adalah seseorang cenderung untuk mempercayai orang yang dikenal atau memiliki kredibilitas tertentu secara pribadi. Semakin banyak melihat orang dekat membicarakan suatu pernyataan, maka akan semakin besar untuk mempercayai anggapan kebenaran pernyataan tersebut, tanpa memperhitungkan validitasnya.
Newman membuktikan bahwa orang-orang akan cenderung mempercayai sesuatu yang diucapkan berulang-ulang atau populer dibicarakan meskipun yang membahas hal tersebut bukanlah seorang ahli, tidak akan mempengaruhi tingkat kepercayaan seseorang. Ini akan menimbulkan ilusi bahwa opini konspirasi tersebut populer dan lebih diterima dibandingkan dengan faktanya, kemudian pada akhirnya, masyarakat akan meyakininya sebagai kebenaran yang baru. Keyakinan masyarakat, pada akhirnya, tidak akan berasal dari penelitian, pernyataan, atau statistik yang sesuai dengan kaidah metodologi yang memadai, melainkan dari figur populer di masyarakat.
Pandemi yang sekarang terjadi ini mungkin belum dapat terlihat langsung oleh kasat mata disekitar kita. Bahkan terdapat ungkapan liar bahwa jika kita mematikan televisi maka pandemi virus ini seolah tidak pernah terjadi. Kita hanya bisa melihat keadaan sekitar , di mana kehidupan akan berjalan dengan normal bagi sebagian besar jika tidak ada yang mengetahui keadaan mengenai pandemi ini. Meskipun data riil kematian yang disampaikan oleh berbagai institusi dan pemerintah melonjak serta kamar-kamar di rumah sakit yang penuh terisi, tidak menampik keadaan sekitar yang dapat terlihat normal oleh masyarakat awam. Dengan menyadari hal ini, kita bisa melihat bahwa sejatinya terdapat keterbatasan persepsi per individu untuk melihat sebuah lukisan, dimana dunia ini adalah sebuah lukisan utuh yang tidak dapat dipandang secara utuh hanya dengan mata telanjang. Akan sangat wajar jika terjadi banyak terbentuk pandangan-pandangan yang berbeda dan mungkin saja sangat drastis perbedaannya satu sama lain jika tidak adanya acuan atau alat bantu untuk melihat lukisan dunia ini.
Pemerintahan yang tegas dan politik yang stabil mungkin menjadi salah satu alat bantu untuk memahami keindahan lukisan tersebut. Namun, bukan berarti masyarakat harus mengikuti pemerintah dengan buta. “Power tends to corrupt,…” ujar John Dalberg-Alton. Selama pemerintahan dilaksanakan oleh manusia, masyarakat perlu tetap waspada terhadap dekadensi pemerintah. Masyarakat memerlukan senjata melawan misinformasi.
Gelombang Ombak Informasi dan Disinformasi yang Ambigu
Pergerakan teknologi yang sangat cepat mendukung kemajuan penyebaran arus informasi. Arus yang deras ini menjadi permasalahan di masyarakat karena dibuat kebingungan dan tidak mampu memilah, menyeleksi, serta memanfaatkan informasi yang sudah mereka peroleh. Menurut James Potter, terdapat 7 keterampilan (skill) yang diperlukan untuk memenuhi kesadaran kritis bermedia melalui literasi media yang akan membantu menghadapi derasnya arus informasi30W. J. Potter, “Media Literacy NINTH EDITION,” SAGE Publications Inc, Jan-2019. [Online]. Available: https://us.sagepub.com/en-us/nam/media-literacy/book254860 [Accessed: 25-May-2020]..
Kemampuan analisis menuntut untuk dapat mengurai pesan yang telah diterima ke dalam bentuk lain yang berarti. Lalu kemampuan untuk mengevaluasi, dengan membuat penilaian atas makna dari bentuk lain tersebut. Selanjutnya teknik pengelompokan , yaitu menentukan bentuk-bentuk tersebut yang memiliki ciri kemiripan dan perbedaan lalu dikelompokkan ke dalam kategori-kategori lebih lanjut. Keempat kemampuan untuk menginduksi atau mengambil kesimpulan atas pengelompokan tersebut yang kemudian digeneralisasi ke dalam makna pesan yang lebih besar. Setelah itu melakukan deduksi menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan suatu bentuk yang lebih spesifik. Keenam mensintesis apa yang telah dikumpulkan untuk menjadi sebuah struktur baru. Terakhir adalah abstracting yaitu menciptakan sebuah deskripsi singkat, jelas, dan akurat untuk menggambarkan esensi pesan dengan lebih singkat dari bentuk aslinya.
Dengan memiliki dasar-dasar literasi media masyarakat akan memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang tidak baik, diluar siapa yang memberikan informasi tersebut. Dengan menjadi individu yang mampu memilah mana yang baik atau buruk dan benar ataupun salah, akan menguntungkan diri sendiri, sehingga dapat meminta hak serta pertanggungjawaban dari disinformasi yang diberikan oleh suatu media atau bahkan dari pemerintah itu sendiri. Dengan begitu masyarakat menjadi lebih kritis dan mampu membedakan kebenaran dan kebohongan yang pada zaman ini memiliki batasan tipis akibat derasnya arus informasi.
Berbagai kemampuan yang dibeberkan oleh James Potter sebagai modal untuk memahami literasi media. Sebagai modal awalnya adalah kemampuan berpikir kritis, dimana kemampuan ini bukan sesuatu yang dapat dikembangkan dalam waktu satu malam, apalagi akan sangat melelahkan jika baru dipelajari saat usia sudah tidak produktif lagi. Apakah di Indonesia sudah memiliki sistem pendidikan yang mengajarkan masyarakatnya untuk memiliki kemampuan berpikir kritis? Apakah sudah terlaksana sistem pendidikan tersebut?
Menilik tahun 2015 sebagai tahun pertama implementasi dari kurikulum 2013 di Indonesia, tercatat sudah 5 tahun kurikulum ini berjalan dan sudah mengalami satu kali revisi. Kurikulum yang memiliki konsep untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara analitis dan kritis siswa ini beralasan melakukan pengembangan kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup di era masyarakat global dan berkemampuan jernih dan kritis dalam berpikir31Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013” Jan. 2014.[Online]. Available: https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf [Accessed: 24-May-2020].. Peran serta pengajar yang menjadi key holder keberhasilan dari kurikulum ini harus dinilai lebih lanjut. Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengarahkan para pengajar yang turut serta langsung di lapangan dengan memberikan bekal yang sesuai dengan porsinya. Melihat statistik dari BKN usia PNS tenaga pengajar di Indonesia, lebih dari 70% berusia diatas 45 tahun32M. Ridwan, “Statistik PNS per Desember 2018: Tenaga Guru dan Kesehatan Menjadi Fokus Pemenuhan Kebutuhan ASN,” Apr. 2019. [Online]. Available: https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2019/04/Statistik-PNS-per-Desember-2018-Tenaga-Guru-dan-Kesehatan-Menjadi-Fokus-Pemenuhan-Kebutuhan-ASN.pdf [Accessed: 24-May-2020]., hal ini akan menghasilkan produk kontra produktif atau penghambur-hamburan biaya pelatihan untuk mengimbangi kemampuan mereka terhadap teknologi yang berkembang saat ini dan tujuan kurikulum 2013. Pemangkasan guru yang sudah memasuki usia kurang produktif seharusnya dilakukan guna meregenerasi tenaga pengajar agar mampu memaksimalkan manfaat dari pelatihan tenaga pengajar untuk pelaksanaan kurikulum 2013.
Regenerasi tenaga pengajar harus bersamaan dengan quality control pengajar pada rentang waktu tertentu, substansi dari perbaikan pelaksanaan kurikulum 2013 harus melihat keadaan nyata pelaksanaan kurikulum tersebut dengan melihat kualitas siswa di kelas, apakah upaya pembangunan kelas aktif dalam berdiskusi sudah mengalami kemajuan? Atau pencanangan evaluasi kurikulum ini gagal? Dengan begitu dapat dilihat hasilnya bahwa kedepannya Indonesia akan memiliki masyarakat dengan bentuk pemikiran seperti apa,karena pada akhirnya apa yang terjadi di masyarakat sekarang ini tak terlepas dari hasil racikan kurikulum pendidikan di masanya.
Untuk mencapai cita-cita negeri yang maju, bangsanya perlu mandiri dalam berpikir dan tegas menentukan nasibnya dengan akal pikirannya sendiri. Tidak perlu lagi untuk ragu mengambil keputusan di tengah derasnya informasi yang simpang siur serta mampu mempertegas peran serta pemerintah.
Akhir Kata
Kegagalan mediasi pemerintah, upaya kelompok tertentu dalam melanggengkan teorinya, pola pemikiran yang dipegang teguh masyarakat, dan sistem pendidikan yang berjalan memiliki keterkaitan tak terlihat namun bertali simpul sangat erat dalam isu di tengah pandemi saat ini. Masyarakat yang tidak berhasil diyakinkan dan diberikan kenyamanan oleh pemerintah cenderung menjadi masyarakat yang selalu menolak peraturan dan anjuran yang diberikan. Lalu terdapat beberapa kalangan yang menyemaikan bibit-bibit teorinya untuk dikonsumsi kalangan masyarakat di tengah kegagalan mediasi informasi oleh pemerintah untuk mengisi harapan kepastian yang harus dipenuhi. Memercayai pergerakan tersebut bukan masalah besar jika dilakukan dengan pemikiran kritis dan sehat. Sikap skeptis ini menjadi penanda bahwa kegagalan pemuasan kebutuhan masyarakat oleh pemerintah nyata adanya. Memang sangat diperlukan tindakan pemerintah yang dapat mengontrol kepuasan masyarakat agar tindakan – tindakan ini tidak terjadi dalam waktu yang berkepanjangan guna mencegah perlambatan kinerja pemerintah untuk membangun negara yang maju.
Berpikir secara kritis dan memberikan saran yang dianjurkan tertuju kepada pemerintah akan jauh lebih berguna dalam membantu praktek perkembangan suatu negara dibandingkan menolak secara membabi buta pernyataan dan peraturan pemerintah dengan mempercayai spekulasi liar yang tidak memiliki dasar empiris atau pondasi argumen yang jelas. Memang dalam jangka pendek yang sedang terjadi sekarang ini, yaitu pandemi Covid-19 pemerintah sudah terlambat dalam membangun kesan yang baik kepada rakyatnya dalam menghadapi dan mempersiapkan negara. Namun, bukan berarti perbaikan kinerja yang terlambat ini tidak akan memberikan dampak kepada masyarakatnya. Diperlukan sebuah tindakan evaluatif terhadap segala gerak-gerik yang sudah menimbulkan keributan dan mengakui kecerobohan-kecerobohan yang dilakukan para pejabat dan jajarannya. Tindakan-tindakan yang hanya berupa opini seperti mengelak saran atau kritik hanya akan menjadi sebuah bibit yang menumbuhkan rasa ketidakpercayaan publik kepada pemerintah. Karena sebatas kata-kata tidak akan memperbaiki suasana yang sudah rusak oleh tindakan keteledoran.
Editor : Anugerah Pekerti Islamilenia, Miftah Rasheed Amir, Rama Vandika Daniswara, Muhammad Daffa Nurfauzan
Illustrator : Dhea Monica
Referensi
↵1 | R. Gunadha and F. Nabilla, “Baru Sehari Terawan Bantah Corona di Indonesia, 2 Warga Dinyatakan Positif,” suara.com, 02-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/03/02/125104/baru-sehari-terawan-bantah-corona-di-indonesia-2-warga-dinyatakan-positif. [Accessed: 22-May-2020]. |
---|---|
↵2 | J. Massola, “Morrison questions Indonesia’s coronavirus-free status,” The Sydney Morning Herald, 28-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.smh.com.au/world/asia/morrison-casts-doubt-on-indonesia-s-claim-to-be-coronavirus-free-20200228-p545d5.html.[Accessed: 22-May-2020]. |
↵3 | A. Powell, “Harvard expert says coronavirus likely now ‘gathering steam,’” Harvard Gazette, 11-Feb-2020. [Online]. Available: https://news.harvard.edu/gazette/story/2020/02/harvard-expert-says-coronavirus-likely-just-gathering-steam/ [Accessed: 22-May-2020]. |
↵4 | G. Priatmojo, “Positif Terjangkit, Menhub Budi Karya Pernah Berkelakar Soal Kebal Corona,” suara.com, 14-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/jogja/2020/03/14/212836/positif-terjangkit-menhub-budi-karya-pernah-berkelakar-soal-kebal-corona. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵5 | D. Garjito and R. Aditya, “Kelakar Menteri Airlangga: Izinnya Berbelit-belit, Virus Corona Tak Masuk,” suara.com, 15-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/02/15/141802/kelakar-menteri-airlangga-izinnya-berbelit-belit-virus-corona-tak-masuk [Accessed: 22-May-2020]. |
↵6 | K. C. Media, “Deretan Kontroversi Luhut Selama Corona, Ribut TKA China hingga Mudik Halaman all,” KOMPAS.com, 11-May-2020. [Online]. Available: https://money.kompas.com/read/2020/05/11/082220426/deretan-kontroversi-luhut-selama-corona-ribut-tka-china-hingga-mudik?page=all . [Accessed: 22-May-2020]. |
↵7 | D. Bowo Raharjo and Y. Arga Pramudita, “Genjot Pariwisata di Tengah Virus Corona, Pemerintah Akan Beri Diskon,” suara.com, 17-Feb-2020. [Online]. Available: https://www.suara.com/news/2020/02/17/153852/genjot-pariwisata-di-tengah-virus-corona-pemerintah-akan-beri-diskon. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵8 | D. Satrio, “Narasi.tv | Cuap-Cuap Pejabat Soal Corona,” Narasi.tv, 11-Apr-2020. [Online]. Available: https://www.narasi.tv/narasi-newsroom/cuap-cuap-pejabat-soal-corona [Accessed: 23-May-2020]. |
↵9 | “Indonesia Coronavirus: 1,528 Cases and 136 Deaths – Worldometer,” www.worldometers.info, 22-May-2020. [Online]. Available: https://www.worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/.[Accessed: 22-May-2020]. |
↵10 | Liputan6.com and R. Ayuningtiyas, “Jokowi: Tidak Ingin Masyarakat Panik, Kita Tak Bersuara dalam Penanganan Covid-19,” liputan6.com, 13-Mar-2020. [Online]. Available: https://www.liputan6.com/news/read/4201097/jokowi-tidak-ingin-masyarakat-panik-kita-tak-bersuara-dalam-penanganan-covid-19. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵11 | A. Faiz Ibnu Sani, “BNPB Blak-blakan Data Kasus Positif COVID-19 Tidak Sesuai,” Tempo, 05-Apr-2020. [Online]. Available: https://nasional.tempo.co/read/1328220/bnpb-blak-blakan-data-kasus-positif-covid-19-tidak-sesuai. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵12 | K. C. Media, “Masih Banyak yang Gagal Paham Larangan Mudik Pemerintah Halaman all,” KOMPAS.com, 07-May-2020. [Online]. Available: https://money.kompas.com/read/2020/05/07/170809226/masih-banyak-yang-gagal-paham-larangan-mudik-pemerintah?page=all#page2. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵13 | Menteri Perhubungan ad Interim, “PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 25 TAHUN 2020.” 23-Apr-2020. [Online]. Available: https://kemlu.go.id/download/L1NoYXJlZCUyMERvY3VtZW50cy9QTSUyMDI1JTIwVEFIVU4lMjAyMDIwLnBkZg [Accessed: 22-May-2020]. |
↵14 | K. C. Media, “Pengamat: Aturan Pemerintah Terkait Mudik Lebaran Membingungkan Masyarakat,” KOMPAS.com, 19-May-2020. [Online]. Available: https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/19/06240461/pengamat-aturan-pemerintah-terkait-mudik-lebaran-membingungkan-masyarakat?page=1. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵15 | A. A. N. Hidayat, “Kemenhub Sebut Masyarakat Masih Berusaha Mudik Lewat Jalan Tikus,” Tempo, 16-May-2020. [Online]. Available: https://bisnis.tempo.co/read/1343007/kemenhub-sebut-masyarakat-masih-berusaha-mudik-lewat-jalan-tikus. [Accessed: 24-May-2020]. |
↵16 | T. Hamdani, “Bandara Soetta Sempat Dipadati Penumpang, Nggak Ada yang Mudik?,” detikfinance, 21-May-2020. [Online]. Available: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5023520/bandara-soetta-sempat-dipadati-penumpang-nggak-ada-yang-mudik [Accessed: 24-May-2020]. |
↵17 | A. Muhammad Daryono, “Bandara Soetta Ramai: Tak Social Distancing hingga Potensi Bikin Klaster Corona,” kumparan, 15-May-2020. [Online]. Available: https://kumparan.com/kumparannews/bandara-soetta-ramai-tak-social-distancing-hingga-potensi-bikin-klaster-corona-1tPpA2JQ6WU/full. [Accessed: 25-May-2020]. |
↵18 | “𝐉𝐑𝐗 on Instagram: ‘Cancer aja bisa kalah oleh kekuatan pikiran apalagi CV yg faktanya sudah BANYAK yg sembuh. Kasus cancer survivor seperti ini sudah banyak…,’” Instagram, 17-May-2020. [Online]. Available: https://www.instagram.com/p/CAR9iXkHEsz/. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵19 | dr. K. Adrian, “Gangguan Psikosomatis, Ketika Pikiran Menyebabkan Penyakit Fisik,” Alodokter, 03-Jun-2018. [Online]. Available: https://www.alodokter.com/gangguan-psikosomatis-ketika-pikiran-Menyebabkan-penyakit-fisik. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵20 | [26]UK Research and Innovation, “How does the coronavirus cause illness?,” coronavirusexplained.ukri.org, 25-Mar-2020. [Online]. Available: https://coronavirusexplained.ukri.org/en/article/cad0001/ [Accessed: 24-May-2020]. |
↵21 | H. A. Ferdian, “Siapa Elite Global yang Dimaksud Jerinx SID dalam Teori Konspirasi Corona?,” kumparan, 16-May-2020. [Online]. Available: https://kumparan.com/kumparansains/siapa-elite-global-yang-dimaksud-jerinx-sid-dalam-teori-konspirasi-corona-1tQ2ySwqbvg/full [Accessed: 24-May-2020]. |
↵22 | Misnal Munir, “Skeptisme dalam Filsafat Barat Sejak Yunani Kuno sampai Abad Modern,” Jurnal Filsafat, vol. 1, no. 1, pp. 3–13, 2017. |
↵23 | R. H. Permana, “Disebut Kotor oleh Jerinx, Ini Rekam Jejak Dirjen WHO Tedros,” detiknews, 30-Apr-2020. [Online]. Available: https://news.detik.com/berita/d-4997377/disebut-kotor-oleh-jerinx-ini-rekam-jejak-dirjen-who-tedros/1. [Accessed: 24-May-2020]. |
↵24 | K. Cherry, “Why People Believe in Conspiracy Theories,” Verywell Mind, 17-Jun-2019. [Online]. Available: https://www.verywellmind.com/why-people-believe-in-conspiracy-theories-4690335. |
↵25 | T. Goertzel, “Belief in Conspiracy Theories,” Political Psychology, vol. 15, no. 4, p. 731, Dec. 1994. |
↵26 | K. M. Douglas, R. M. Sutton, and A. Cichocka, “The Psychology of Conspiracy Theories,” Current Directions in Psychological Science, vol. 26, no. 6, pp. 538–542, Dec. 2017. |
↵27 | “UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.” [Online]. Available: https://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf [Accessed: 22-May-2020]. |
↵28 | N. Schwarz, E. J Newman, and W. D Leach, “(PDF) Making The Truth Stick and The Myths Fade: Lessons from Cognitive Psychology,” ResearchGate, Jan. 2016. [Online]. Available: https://www.researchgate.net/publication/295478583_Making_The_Truth_Stick_and_The_Myths_Fade_Lessons_from_Cognitive_Psychology [Accessed: 22-May-2020]. |
↵29 | D. Robson, “Mengapa kita gampang dibohongi?,” BBC News Indonesia, 26-Apr-2016. [Online]. Available: https://www.bbc.com/indonesia/vert_fut/2016/04/160421_vert_fut_dibohongi. [Accessed: 22-May-2020]. |
↵30 | W. J. Potter, “Media Literacy NINTH EDITION,” SAGE Publications Inc, Jan-2019. [Online]. Available: https://us.sagepub.com/en-us/nam/media-literacy/book254860 [Accessed: 25-May-2020]. |
↵31 | Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, “Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013” Jan. 2014.[Online]. Available: https://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Wamendik.pdf [Accessed: 24-May-2020]. |
↵32 | M. Ridwan, “Statistik PNS per Desember 2018: Tenaga Guru dan Kesehatan Menjadi Fokus Pemenuhan Kebutuhan ASN,” Apr. 2019. [Online]. Available: https://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2019/04/Statistik-PNS-per-Desember-2018-Tenaga-Guru-dan-Kesehatan-Menjadi-Fokus-Pemenuhan-Kebutuhan-ASN.pdf [Accessed: 24-May-2020]. |
Discussion about this post