Bidding pelaksana Orientasi Pengenalan Kampus (OPK) FEB UI 2020 telah dilaksanakan pada 2 Mei 2020 secara daring melalui Microsoft Teams. Bidding ini dihadiri oleh perwakilan berbagai lembaga kemahasiswaan FEB UI, baik lembaga anggota Steering Committee (SC) maupun lembaga non-SC, hingga publik FEB UI. Acara ini dimoderatori oleh staf Komisi Kaderisasi dan Suksesi (Kadersuk) Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FEB UI secara bergantian di setiap sesi.
Panitia pelaksana OPK tahun ini membawa tema besar Merangkai Langkah Menuju Eksplorasi. Tema ini menekankan bahwa untuk memulai sebuah perjalanan, eksplorasi harus dimulai dengan sebuah langkah kecil. Hal ini sejalan dengan konsep butterfly effect, yang menjelaskan bahwa langkah kecil dapat membawa dampak yang besar di kemudian hari.
Sesi pertama dibuka dengan pengenalan calon Project Officer (PO) OPK FEB UI 2020, Fachry Kamiel. Serangkaian pertanyaan dilontarkan terkait motivasi dan kompetensi Kamiel sebagai PO OPK FEB UI 2020. Kamiel memiliki motivasi untuk menyelenggarakan acara OPK yang lebih menyenangkan.
“Awal mula mau jadi PO (Project Officer) karena mentee saya dulu mengeluh program OPK yang ngebosenin, yang harusnya OPK fun, malah bikin mereka capek. Terus kepikiran mau buat suasana opk yang lebih fun,” terang Kamiel.
Setelah sembilan pertanyaan dilontarkan, sesi 2 pun dimulai dengan pengenalan kedua Vice Project Officer (VPO) OPK FEB UI 2020, yakni Akhdan Yuandri Indrayadi dan Shania Khairunnisa. Sesi ini meraup pertanyaan lebih banyak dari sesi pertama. Dalam sesi 2, pertanyaan berkisar pada alasan dari pembagian Chain of Command (COC) atau struktur supervisi, kesulitan di OPK dan pandangan terhadap Kamiel, kualitas hubungan antar-PI OPK, hingga prioritas PI OPK FEB UI 2020.
Sesi 3 dilanjutkan dengan presentasi struktur kepanitiaan, profil, dan struktur COC. Selanjutnya, pada sesi 4 terdapat presentasi calon badan pengurus harian (BPH) oleh setiap divisi, yakni divisi medik, acara, humas, desain, & dokumentasi (HDD), operasional, komisi disiplin, dan mentor yang memaparkan konsep dan inovasi yang dibawa pada tahun ini.
Saat sesi tanya jawab divisi acara, kanal tiba-tiba terhapus sehingga menyebabkan proses bidding menjadi tertunda. Kadersuk BPM FEB UI kemudian membentuk kanal baru agar bidding dapat kembali berlangsung. Sayangnya, sesi tanya jawab divisi acara tidak dilanjutkan, sehingga publik sangat menyayangkan hal tersebut. “Sayang banget sesi tanya jawab sebelumnya engga dilanjutin,” tulis Fauzan Akbar Nurfurqon pada kolom pesan yang mendapat 10 likes dari publik.
Selain itu, moderator bidding acapkali menunda pertanyaan dari publik dengan alasan “dapat ditanyakan pada besok (Minggu (3/5), hearing BPH OPK FEB UI 2020)”. Padahal, hearing BPH OPK FEB UI 2020 yang dilaksanakan pada 3 Mei 2020 dilaksanakan tertutup dan publik tidak dapat bertanya secara langsung kepada calon BPH OPK FEB UI 2020.
Komentar publik terhadap moderator Bidding OPK FEB UI 2020 (Sumber: Istimewa)
Acara dilanjutkan dengan presentasi rancangan anggaran oleh Tiara Andriani selaku Treasurer dan Lidya Devina selaku Controller. Pada sesi ini, dijelaskan bahwa rancangan anggaran yang dipresentasikan belum disesuaikan dengan dampak pandemi Covid-19, yakni terdapat pemotongan alokasi block grant yang diberikan oleh Dekanat FEB UI. “Akan dikomunikasikan terlebih dahulu pada BPH dari divisi terkait,” respon Tiara.
Tim OPK FEB UI 2020 mengalokasikan anggaran untuk team building dan training camp yang dipertanyakan rasionalisasinya oleh pihak SC. “Karena ada beberapa divisi yang butuh bonding sehingga kita berusaha memfasilitasi hal tersebut agar kerjanya lebih optimal dan maksimal,” pungkas Devina yang mengakhiri sesi presentasi rancangan anggaran.
Acara berlanjut dengan sesi janji dan pertanggungjawaban publik, diakhiri dengan sesi tanya jawab kepada calon Pengurus Inti OPK FEB UI 2020. Secara keseluruhan, proses pelaksanaan Bidding OPK FEB UI 2020 berlangsung cukup baik. Namun, publik menyayangkan sesi tanya jawab bidding kali ini didominasi oleh pertanyaan dari SC. “Hal ini dikarenakan proporsi penilaian SC di kelulusan OPK lebih besar dibandingkan dengan lembaga non-SC dan publik,” respon Diaz Ryzka selaku Kepala Komisi Kadersuk BPM FEB UI 2020.
Rekapitulasi penanya pada bidding kali ini mengalami kenaikan secara proporsional, dari 7,53% menjadi 14,7% di tahun 2020. Meskipun begitu, terdapat penurunan penanya publik secara kumulatif, dari 7 pertanyaan menjadi 5 pertanyaan. Menurut Diaz, hal ini disebabkan pelaksanaan bidding secara daring tahun ini mempengaruhi moral dari para bidder.
Editor: Tesalonika Hana, Fadhil Ramadhan, Rani Widyaningsih.
Discussion about this post