Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
Home Hard News

Propolis sebagai Obat Alternatif Melawan Virus Corona

by Marcello Patrick & Fadhel Haryo Bhagaskara
6 April 2020
in Hard News, Kampus, Nasional, News, Umum

COVID-19 atau virus corona dikonfirmasi telah masuk ke Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020 lalu. Salah satu dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M. Eng., tengah berupaya menemukan alternatif penangkalan dan pencegahan virus corona melalui pengembangan senyawa propolis, cinderamata lebah Tetragonula biroi aff Indonesia.

Ditemui di Gedung Dekanat Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada Senin, 9 Maret 2020, Dr. Sahlan memaparkan penemuannya pada Economica. Bersama tim peneliti FTUI,  Dr. Sahlan mencoba mencari alternatif penangkal virus corona dengan menggunakan propolis yang khas dari Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas nama UI dan bekerja sama dengan peneliti dari berbagai negara, termasuk Universitas Shizuoka di Jepang. Propolis sendiri adalah getah yang dikumpulkan oleh lebah madu dari berbagai pohon, aliran getah, atau sumber botani lainnya, yang digunakan oleh lebah untuk menutupi atau memperbaiki celah pada sarangnya. Tiap propolis memiliki perbedaan karena getah yang dihasilkan oleh lebah beragam, sesuai dengan jenis pohon dan berbagai faktor lainnya. 

Mengapa Harus Propolis?

Pemilihan propolis sebagai obat alternatif virus Covid-19 didasari oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Sahlan sembilan tahun belakangan ini. Dari hasil penelitiannya, ditemukan senyawa-senyawa baru di dalam propolis yang diberi nama sulawesins-A dan sulawesins-B. Senyawa ini kemudian diuji coba dengan metode molecular docking, yaitu metode untuk mengukur interaksi antar molekul atau senyawa. Hasilnya, ditemukan bahwa kekuatan kedua senyawa tersebut masing-masing sebesar -7.9 dan -7.5, hanya berbeda 0,1 dari senyawa N3—senyawa yang diyakini dapat menghambat virus corona agar tidak menempel pada sel inang—dengan kekuatan -8,0 yang dikembangkan oleh Prof. Yang dari Shanghai University, China. Semakin kecil angkanya, semakin bagus untuk memblok virus corona. Sehingga, semakin memperkuat potensi propolis sebagai alternatif penyembuhan virus corona.

Propolis yang diteliti menjadi obat alternatif Covid-19 berasal dari lebah Tetragonula biroi aff, lebah endemik khas Sulawesi. Setiap senyawa propolis yang dihasilkan dari lebah memiliki karakteristik yang berbeda, tergantung pada faktor-faktor lingkungan seperti sumber tanaman, metode ekstraksi, dan lokasinya. 

BACA JUGA

The 11th Music Gallery Optimis Gelar Konser Langsung

Economica Newsletter 12ᵗʰ Edition

Melanglang Buana Membawa Misi Budaya

Bergumul di Media Sosial, Black Campaign?

Cara kerja Propolis

“Struktur protein Covid-19 ini harus menempel pada sel inang yang hidup, yaitu paru-paru untuk dapat berkembang biak. Senyawa propolis ini berfungsi sebagai blocker atau penahan dari virus ini, sehingga tidak akan menempel di paru-paru,” ujar Dr. Sahlan. Namun, menurutnya, ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebelum propolis ini bisa dijadikan obat, salah satunya uji klinis. Akan tetapi, saat ini uji klinis belum dapat dilakukan karena belum ada sampel dari Covid-19 untuk dijadikan objek penelitian. Menurutnya, perlu dilakukan riset lanjutan untuk mengetahui sifat dari senyawa propolis  itu sendiri.

Dr. Sahlan berharap bahwa dari hasil penelitiannya ini dapat berguna untuk menjadi alternatif untuk menyembuhkan pasien dari Covid-19. Selain itu beliau juga berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan kepada uji klinis untuk mengetahui efek lebih lanjut dari senyawa propolis, dan pengujian langsung terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.

 

Foto oleh Pressfoto, diambil dari freepik.com

Editor: Rani Widyaningsih, Philipus Susanto, Fadhil Ramadhan, Tesalonika Hana, Haikal Qinthara

Tweet140

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    3177 shares
    Share 1271 Tweet 794
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    2982 shares
    Share 1193 Tweet 746
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    2116 shares
    Share 846 Tweet 529
  • UI Sepakat Menerapkan PJJ pada Semester Ganjil 2020

    2094 shares
    Share 842 Tweet 522
  • Covid-19: Risiko, Efek, dan Langkah Penanggulangan

    1833 shares
    Share 733 Tweet 458
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled

Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.

Non-necessary

Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.