Tiga hari sebelum berlangsungnya pertandingan penyisihan antara tim Futsal Putri Fakultas Teknik (FT) dan tim Futsal Putri Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), secara tiba-tiba pihak FT melaporkan 11 pemainnya berhalangan hadir karena berbagai alasan akademis dan meminta penjadwalan ulang. Karena itulah, panitia Olim UI meminta tim Futsal Putri FT memberikan surat pernyataan berhalangan hadir yang ditandatangani dosen terkait. Akan tetapi, setelah dicek, terbukti bahwa tanda-tangan dosen yang dibubuhkan dalam surat pernyataan tersebut adalah palsu. Panitia Olim UI pun telah mengkonfirmasi mengenai kepalsuan tersebut.
Menurut salah satu anggota tim Futsal Putri FEB, dalam beberapa pertandingan belakangan, tim Futsal Putri Fakultas Teknik selalu mendapatkan jadwal pertandingan pada sore hari. Namun, tim futsal FT selalu meminta panitia untuk reschedule dengan berbagai alasan. Seharusnya, tim futsal FT mendapatkan jadwal tanding melawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Kamis, 21 November 2019 pukul 16.00 namun mereka meminta untuk reschedule dengan alasan ada 11 anggota tim menyatakan bahwa atlet-atlet mereka yang berada di jurusan Teknik Kimia, Teknik Industri, Arsitektur, Teknik Metalurgi, berhalangan hadir karena ada beberapa mahasiswa yang memiliki agenda lain seperti presentasi, kuis yang berkaitan dengan Ujian Tengah Semester (UTS) dan juga ada mahasiswa yang memiliki agenda untuk bimbingan skripsi. Pihak Panitia Olim UI pun meminta Tim Futsal Putri FT untuk membuat surat pernyataan.
Tim Futsal Putri FT pun mengumpulkan surat pernyataan beserta dengan tanda tangan dosen terkait dalam waktu yang singkat. Panitia pun langsung mengkonfirmasi surat pernyataan tersebut tanpa menunggu jawaban dari pihak FEB. Singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan surat pernyataan membuat pihak FEB merasa bahwa ada kejanggalan dari permintaan izin ini.
Pihak FEB pun memeriksa kebenaran fakta dari surat pernyataan tersebut. Setelah ditelusuri, pihak FEB menemukan bahwa ada kejanggalan dengan tanda tangan yang dibubuhkan di surat pernyataan yang diajukan oleh pihak FT UI. Pihak FEB melakukan crosscheck dengan cara membandingkan tanda tangan dosen yang terbubuh di surat pernyataan tersebut dengan tanda tangan dosen yang sama di skripsi beberapa mahasiswa Fakultas Teknik yang diperoleh melalui google dari lib.ui.ac.id, dan kedua tanda tangan tersebut berbeda.


Kemudian, pada hari Selasa tanggal 19 November Panitia Olim UI mengkonfirmasi bahwa tanda tangan yang ada di surat keterangan itu memang benar dipalsukan serta meminta pihak Departemen Olahraga FEB dan Departemen Olahraga Fakultas Teknik untuk bertemu di Lapangan FIB pukul 18.00. Hasil dari pertemuan tersebut adalah panitia memutuskan untuk tidak melakukan sanksi apapun terhadap kejadian ini karena panitia menilai belum ada pihak yang dirugikan. Reschedule yang direncanakan belum terjadi, tapi karena indikasi tersebut menurut peraturan futsal telah mencederai sportivitas, maka tim Futsal Putri Fakultas Teknik tidak diperbolehkan mengikuti Olim UI di tahun 2020.
Pihak Departemen Olahraga BEM FEB UI, diwakili Lalune Adira sebagai Wakil Kepala, sangat mengapresiasi tindakan yang dilakukan oleh panitia, karena panitia sudah berani bersikap tegas terhadap kejadian ini dengan menghukum pihak Fakultas Teknik atas pemalsuan tanda tangan tersebut. Meskipun FEB belum dirugikan karena belum terjadi reschedule, tapi hal ini sangat berpotensi untuk merugikan pihak FEB setelah reschedule itu sudah dilakukan dan pihak FEB baru tahu bahwa surat tersebut ternyata dipalsukan.
Namun, Departemen Olahraga FEB UI sangat menyayangkan ketiadaan public statement dari panitia, yang membuat pihak FEB mempertanyakan motif panitia karena telah menutup-nutupi kecurangan ini yang telah gagal dideteksi. “Public statement diperlukan sebagai bukti transparansi panitia Olim kepada publik yang dapat dijadikan pembelajaran supaya nggak ada kejadian yang mencederai sportivitas lagi di Olim tahun berikutnya,” tambah Lune.
Terkait peraturan yang ada, Lalune berpendapat bahwa sebaiknya peraturan memberi arahan untuk menjalani sebuah acara, bukan membatasi. Apabila ada hal yang belum dijelaskan di peraturan, sebaiknya panitia mengantisipasi dan mencari jalan tengah, mencari solusi atas permasalahan tersebut untuk ditindaklanjuti.
Editor: Vibi Larassati, Harnum Yulia Sari
Discussion about this post