Dunia berdecak kagum akan penemuan National Aeronautics and Space Administration (NASA) akan sebuah sistem yang menyerupai tata surya pada tanggal 23 Februari 2017 lalu. Sistem ini terdiri dari tujuh planet yang ukurannya menyerupai bumi. Kejutan dari NASA tidak sampai di situ. Sebagaimana dilansir dari situs resmi NASA (www.nasa.gov), tiga di antara tujuh planet-planet ini diyakini dapat ditinggali makhluk hidup.
Ketujuh planet penemuan NASA mengorbit pada sebuah bintang kerdil merah yang bersuhu sangat dingin, seperti planet-planet di tata surya mengorbit pada matahari. NASA menamakan sistem orbit ini sebagai The Transiting Planets and Planetesimals Small Telescope (TRAPPIST-1). Lokasinya yang berada di luar tata surya membuat TRAPPIST-1 digolongkan sebagai exoplanets. Meski demikian, TRAPPIST-1 relatif dekat dengan tata surya dan hanya berjarak 40 tahun cahaya (235 triliun mil) dari bumi.
Para peneliti melakukan observasi menggunakan tiga teleskop, yang dinamakan Spitzer, Hubble dan Kepler. Spitzer diposisikan sedemikian rupa sesuai orbit planet agar dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang sistem planet TRAPPIST-1. Kepler dirancang untuk memantau empat planet, tiga di antaranya adalah planet yang dapat diduga dapat ditinggali makhluk hidup. Ilmuwan menggunakan teleskop ini untuk mendeteksi keberadaan atmosfer dari hidrogen yang tebal dan keberadaan gas-gas lainnya (seperti yang ditemukan di planet Neptunus). Sementara itu, teleskop Hubble diorbitkan di sekitar dua planet terdekat dengan bintang kerdil, pusat TRAPPIST-1. Hasil pengamatan dari teleskop ini menunjukkan bahwa kedua planet tersebut tidak memiliki atmosfer yang tebal.
Kedepannya, bersama dengan tiga teleskop ini, ilmuwan juga akan menggunakan teleskop James Webb. Penggunaan teleskop ini direncanakan akan dimulai pada tahun 2018. Dengan tingkat sensitivitas yang lebih tinggi, Webb dapat mendeteksi eksistensi air, metana, oksigen, ozon, dan komponen-komponen lain dari atmosfer planet-planet tersebut. Webb juga mampu memberikan analisis terkait temperatur dan tekanan, yang menjadi salah satu kunci utama untuk menjawab pertanyaan apakah planet-planet ini dapat ditinggali makhluk hidup atau tidak.
Tim Economica juga berhasil mewawancarai Kartik Sheth, Program Scientist NASA Head Quarters di Washington DC . Pada kesempatan tersebut beliau mengungkapkan bahwa NASA akan terus menyelidiki elemen-elemen kimiawi yang menjadi indikator kehidupan, terutama air. “Penelitian yang dilaksanakan dalam jangka waktu panjang ini tentunya melibatkan percepatan teknologi. Percepatan ini dapat memajukan banyak aspek industri yang membuka peluang besar bagi manusia, terutama di bidang ekonomi. Mahasiswa perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan kemajuan teknologi dan industri melalui disiplin ilmu masing-masing,” tutup Kartik.
Selanjutnya: Eksklusif: Wawancara Penemuan Planet Mirip Bumi dengan Head Quarter NASA
Kontributor: Vibi Larassati
Editor: Silvia Adinda Tarigan
Discussion about this post