Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
No Result
View All Result
Economica
Home Riset

Urban Research 2013 Antara Pengguna Kendaraan Pribadi dan Umum di Kota Depok

by Divisi Penelitian
7 Agustus 2015
in Riset

URBAN RESEARCH 2013 ANTARA PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI DAN UMUM DI KOTA DEPOK

(2-3 November dan 16-17 November 2014, KecamatanPancoran Mas, Depok)

Pendahuluan

Depok merupakan kota administratif yang diresmikan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981. Selain pusat pemerintahan, kota Depok juga merupakan daerah penyangga karena berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara, DKI Jakarta. Penggunaan Kota Depok diarahkan untuk pemukiman, pendidikan, pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata, dan resapan air.

Kota Depok terus berkembang dan bertambah padat seiring meningkatnya aktivitas di Ibu Kota Negara. Hal ini terlihat dari pertambahan penduduk Kota Depok berdasarkan Sensus Penududuk yang meningkatdari 1,143,403 jiwa pada tahun 2000 menjadi 1,738,570 jiwa pada tahun 2010. Peningkatan ini juga diiringi dengan peningkatan PDRB Kota Depok yang meningkat 10.55 % pada tahun 2010. Selain menciptakan banyak kegiatan baru, peningkatan penduduk ini menyebabkan terjadinya kemacetan di jalan. Kemacetan ini diakibatkan oleh pemilihan jenis mode transportasi yang dilakukan penduduk.

Jenis mode transportasi yang dapat dipilih oleh penduduk adalah kendaraan pribadi dan kendaraan umum. Meskipun kemacetan setiap tahunnya bertambah parah, penduduk Depok masih lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Penyebab dari hal ini ialah karena adanya keputusan rasional konsumen, yaitu konsumen akan menggunakan kendaraan pribadinya saat benefit dari penggunaan kendaraan pribadi lebih besar daripada cost-nya.

Penggunaan kendaraan pribadi akan memunculkanbiaya, yaituterdiridaripajakkendaraanbermotor, bensin, toll, parkir, danlainnya. Sedangkanpenggunaankendaraan umum memunculkan biaya yang terdiri terdiri dari harga tiket, ongkos naik kendaraan, dan lainnya. Selain dari biaya perjalanan (trip cost), biaya lainnya terdiri dari opportunity cost, distribution cost,dan lethal cost.

Karena pajak sebagai biaya menggunakan kendaraan pribadi, pajak dapat mempengaruhi keputusan rasional konsumen. Maka salah satu instrument untukmengurangibanyaknyapenggunakendaraanpribadiialahpajak.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakahterdapatpotensipajak yang dapatditerapkanberdasarkanselisih trip cost antara kendaraan pribadi dan kendaan umum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Dari 72 responden, sebesar 71% bekerja sebagai pegawai swasta, 15% wiraswasta, 8% pegawai negeri, dan 6% pekerjaan lain-lain.

Walaupun pemilihan responden sudah diusahakan dilakukan secara merata pada setiap tingkat pendapatan, nyatanya dari total responden, sebesar 86% memiliki pendapatan di atas 2.200.000 yang sesuai dengan definisi world bank sudah termasuk golongan individu kaya. Sedangkan berpendapatan sebesar Rp 1,761,000-Rp 2,200,000 hanya 10%. Lalu3% berpendapatan sekitarRp1,761,000-Rp 2,200,000dan 1% sekitar Rp440,000-Rp 880,000

 

Trip Cost

Hasil perhitungan trip cost menunjukkan bahwa biaya dalam mengendarai kendaraan pribadi jauh lebih besar dari pada biaya dalam menggunakan kendaraan umum dengan biaya masing-masing sebesarRp118.421,00 dan Rp76.208,00. Karena responden diasumsikan sebagai individu yang rasional, keputusan masing – masing responden dalam menggunakan kendaraan pribadinya didasarkan pada faktor-faktor lain selain biaya.

Data Deskriptif Faktor Pemilihan Berkendaraan Pribadi 

Ranking faktor-faktor pemilihan seseorang menggunakan kendaraan pribadi :

1 : cepat

2 : aman

3 : nyaman

4 : murah


Data Deskriptif Kekurangan Kendaraan Umum

Ranking faktor-faktor penyebab kekurangan kendaraan umum :

1 : tidak nyaman

2 : tidak tepat waktu

3 : tidak layak

4 : kurang aman

5 : sulit dicapai

6 : mahal

 

Data DeskriptifPreferensiKendaraan

Dari empat faktor yaitu faktor harga, kecepatan, kenyamanan, dan keamanan dalam memilih suatu jenis kendaraan, mayoritas responden berargumen bahwa menurut mereka kendaraan pribadi lebih nyaman, lebih aman, lebih cepat, dan lebih murah dibandingkan kendaraan umum.  Rata-rata perbedaan kenyamanannya  6.13 kali lipat.Perbedaan keamanannya 8 kali lipat.Perbedaa nkecepatannya sebesar3 kali lipat.Perbedaan murahnya 2.37 kali lipat.

Dengan presepsi seperti diatas, tidak mengherankan apabila jumlah pengguna kendaraan pribadi semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Perhitungan Peluang Pajak

Rata – rata responden akan mengganti penggunaan kendaraan pribadi dengankendaraan umum apabila terjadi kenaikan pada total biayakehidupansehari – harisebesar2.3 kali lipat. Dari total biaya kehidupan sehari – hari tersebut, responden hanya mampu menanggung biayapenggunaan kendaraan pribadi apabila pajak dinaikkan sebesar2.72 kali lipat. Peluangpajak di sinidapat di cerminkan dari kedua aspek tersebut. Rata – rata responden memiliki kecenderungan untuk menukar kendaraan pribadi dengankendaraan umum apabila pajak ditingkatkan lebih dari2.72 kali lipat.

Mayoritas responden mengeluhkan mengenai faktor kenyamanan, keamanan, dan kedisiplinan kendaraa numum.Kendaraanumumdinilaiseringterlambat, kurangbanyak armada, memilikipengemudi yang tidaktertib (kasus bus), dan memiliki fasilitas yang kurang layak.

Maka dari itu saran dari responden  sebagian besar adalah hal – hal  yang mampu mengatasi kekurangan tersebut. Responden menyarankan untuk memperbaiki fasilitas dan pelayanankendaraanumum, serta menambah armada kendaraan.

Tulisan ini merupakan hasil Urban Research dari Divisi Penelitian BO ECONOMICA FEUI

Tweet132

Discussion about this post

POPULER

  • Pancasila di antara Sosialisme dan Kapitalisme

    6365 shares
    Share 2546 Tweet 1591
  • Program dan Kebijakan Kesehatan Mental, Tanggung Jawab Siapa?

    6203 shares
    Share 2481 Tweet 1551
  • Over-socialization: Is Social Media Killing Your Individuality?

    3800 shares
    Share 1520 Tweet 950
  • Pendidikan Seks di Indonesia: Tabu atau Bermanfaat?

    3576 shares
    Share 1430 Tweet 894
  • Indikasi Kecurangan Tim Futsal Putri FT UI dalam Olim UI 2019

    3233 shares
    Share 1293 Tweet 808
  • Tentang
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi

© 2019 Badan Otonom Economica

No Result
View All Result
  • Hard News
  • Kajian
  • Penelitian
  • In-Depth
  • Sastra
  • Mild Report
  • Feature
Situs ini menggunakan cookie. Dengan menggunakan situs ini Anda memberikan izin atas cookie yang digunakan.

Selengkapnya Saya Setuju
Privacy & Cookies Policy

Privacy Overview

This website uses cookies to improve your experience while you navigate through the website. Out of these cookies, the cookies that are categorized as necessary are stored on your browser as they are essential for the working of basic functionalities of the website. We also use third-party cookies that help us analyze and understand how you use this website. These cookies will be stored in your browser only with your consent. You also have the option to opt-out of these cookies. But opting out of some of these cookies may have an effect on your browsing experience.
Necessary
Always Enabled
Necessary cookies are absolutely essential for the website to function properly. This category only includes cookies that ensures basic functionalities and security features of the website. These cookies do not store any personal information.
Non-necessary
Any cookies that may not be particularly necessary for the website to function and is used specifically to collect user personal data via analytics, ads, other embedded contents are termed as non-necessary cookies. It is mandatory to procure user consent prior to running these cookies on your website.
SAVE & ACCEPT