Selasa, 15 Mei 2018, telah diadakan ceramah di Salihara yang diisi oleh Karlina Supelli, seorang dosen filsafat sekaligus aktivis gerakan reformasi 1998. Ceramah berdurasi 2,5 jam yang mengangkat tema “20 Tahun Reformasi: Majukah Rasionalitas dan Budaya Ilmiah kita?” menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, guru SD, hingga pegawai di Lembaga Sosial Masyarakat (LSM). Kapasitas tempat duduk yang berjumlah 250 tidak mampu menampung peserta yang hadir, hingga sebagian peserta terpaksa duduk di lantai.
Acara diawali dengan penyampaian pengantar topik ceramah oleh Nirwan Dewanto selaku moderator. Nirwan sempat menyinggung peristiwa pengeboman yang sedang menjadi topik hangat sebelum kemudian mengajak peserta untuk berdoa bersama bagi para korban pengeboman.
Usai pengantar dari moderator, ceramah dimulai. Ceramah ditujukan untuk membangun kebiasaan yang mencirikan budaya ilmiah tanpa harus menjadi ilmuwan. Caranya yakni dengan membiasakan diri untuk melatih kejujuran dalam memperoleh pengetahuan, kesetiaan terhadap fakta, keterbukaan terhadap kritik, kesediaan bekerja sama untuk saling menguji pendapat, dan penghormatan terhadap kemerdekaan berpikir.
Dengan begitu akan muncul kebiasan untuk mengakui kesalahan tanpa rasa malu. Rasionalitas dalam ceramah ini dimaknai sebagai langkah-langkah runtun dan runtut yang terbuka terhadap kekayaan dan keragaman dunia. Karlina memberi contoh bahwa dalam menanggulangi kebakaran hutan, tidak dapat diselesaikan dengan satu disiplin ilmu saja, tetapi juga diperlukan ilmu-ilmu lain seperti ilmu sosial budaya. Misalnya untuk mengatur kebiasaan masyarakat yang menyebabkan kebakaran hutan diperlukan ilmu antropologi.
Dalam sesi tersebut, Karlina juga berpendapat bahwa kegiatan ilmiah tidak menutup kemungkinan terjadinya suatu kecurangan untuk tujuan lain, seperti ambisi menaikan reputasi. Namun, prosedur ilmiah memiliki banyak tapis guna mencegah para ilmuwan saling mengecoh sehingga kecurangan akan terungkap, seperti yang terjadi saat pengumuman Pemilihan Presiden 2014.
Ceramah diakhiri tanpa membuat kesimpulan, sesuai dengan judul, ”Majukah Rasionalitas dan Budaya Ilmiah Kita?” di mana masing-masing peserta diharapkan untuk membuat kesimpulan yang rasional atas dasar budaya ilmiah. Usai ceramah, dibuka sesi tanya-jawab terkait materi yang relevan dengan isi ceramah.
Kontributor: Larasati Eka Wardhani
Editor: Emily Sakina Azra, Nur Fajriah
Discussion about this post