Suasana ramai, ricuh, dan berapi-api mewarnai situasi gerbang Kukusan Teknik (Kutek), Universitas Indonesia (UI), Depok, siang tadi. Sekitar pukul 12.30, gerbang yang setiap harinya menjadi akses keluar masuk mahasiswa UI ramai oleh pengendara ojek yang sedang ricuh, yakni Gojek dan Ojek UI. Dibawah terik matahari, ratusan pengendara Gojek mengerumuni pangkalan ojek konvensional UI yang berada di gerbang Kutek, tepat di depan Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Lantaran terjadi keributan, banyak mahasiswa dan warga yang turut meramaikan lokasi ini. Akibatnya kelancaran lalu lintas pun sempat terganggu. Menurut keterangan Arya, salah seorang pengendara Gojek di tempat kejadian, penyebabnya tidak berbeda dengan permasalahan yang serupa beberapa waktu yang lalu.
“Beberapa jam yang lalu, dua orang teman saya ngantar penumpangnya ke daerah UI. Nah,tepat di sekitaran sini, teman saya itu dihadang sama tukang ojek disini, Mas. Awalnya mereka hanya diteriaki, tapi entah apa sebabnya, mereka akhirnya dipukuli” papar Arya.
Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), M. Faathir, juga menambahkan bahwa sekitaran pukul 09.00 tadi pagi memang terlihat ada pengendara Gojek yang dihadang seseorang di gerbang kutek. Dia dipaksa berhenti seolah sedang dirazia seorang polisi. Tidak hanya itu, motor dan pengendara Gojek ini ditendang oleh orang tersebut hingga hampir terjatuh. Pengendara Gojek itu pun memilih untuk pergi dari tempat itu.
Merasa tidak terima dengan kejadian ini, melalui grup WhatsApp, pengendara Gojek pun sepakat untuk berkumpul dan mendatangi gerbang kutek. Dengan jumlah yang lebih dari 100 pengendara, Gojek pun memenuhi pangkalan ojek konvensional gerbang kutek. Terlihat seperti tak berdaya, ojek konvensional tidak bisa berbicara banyak karena kalah jumlah dengan pengendara Gojek yang jauh lebih banyak.
Sempat terjadi adu mulut antara kedua bilah pihak, namun hal itu tidak berlangsung lama. Sekitar pukul 13.00, pihak keamanan UI pun tiba di lokasi dan mengamankan keadaan. Untuk menghindari berlanjutnya kericuhan, pihak keamanan UI pun segera membawa perwakilan kedua belah pihak untuk dimintai keterangan.
Beberapa hari sebelumnya beredar surat dari rektorat UI tentang diperbolehkannya Gojek beroperasi di wilayah Universitas Indonesia. Disebutkan bahwa Gojek boleh mengambil penumpang di dalam wilayah UI yang sudah memesan mereka. Padahal sebelumnya kedua belah pihak juga telah membuat perjanjian dan kesepakatan terkait bagaimana sistem kerja mereka di lingkungan kampus Universitas Indonesia. Yaitu Gojek hanya boleh mengantarkan penumpang ke dalam UI, bukan sebaliknya.
Hingga pada saat keadaan mulai reda, Gojek dan pihak UI belum mengetahui siapa pelaku pemukulan pengendara Gojek tersebut. Kericuhan ini pun berakibat munculnya kecemasan pada civitas akademika UI dan masyarakat sekitar. Mereka cemas ketika naik ojek atau Gojek, mereka justru menjadi korban perselisihan antara Gojek dengan Ojek Konvensional.
Penulis: Gumanti Oloan Simbolon
Discussion about this post