Pasca pengumuman resmi tiga Calon Rektor UI di Balai Kirti, Rektorat Universitas Indonesia, MWA UI yang terdiri dari Erry Riyana Hardjapamekas, S.E. (Ketua MWA UI), Drs. Tubagus Farich Nahril, MBA (Anggota MWA UI), dan Amar Khoerul Umam (Ketua MWA UI Unsur Mahasiswa) disambut oleh sekelompok mahasiswa berjaket kuning yang telah menunggu di luar gedung. Mereka adalah perwakilan dari BEM se-UI yang hendak menyampaikan aspirasi terkait Pemilihan Rektor.
Kedua pihak pun menggelar diskusi di halaman rektorat. Di sini, mahasiswa kembali menuntut agar hasil penilaian dari Pilrek dibuka untuk publik, dengan begitu publik dapat turut mengawasi jika terjadi kecurangan. Namun, MWA diwakili oleh Erry menyatakan bahwa hasil penilaian tidak dapat dipublikasikan karena sifatnya konfidensial, menyangkut informasi intelektualitas para Calon Rektor, sehingga untuk publikasi harus mendapat persetujuan dari pihak yang bersangkutan, baik penilai maupun yang dinilai.
Mulyawan Tuankotta (Ketua BEM FE) meminta agar setidaknya peringkat ketujuh Calon Rektor dalam penyeleksian tiga besar kemarin dipublikasikan. Namun, MWA kembali menolak pemeringkatan dan menyatakan bahwa urutan nama akan selalu berdasarkan abjad agar publik bisa tetap memiliki pandangan yang objektif. Selanjutnya, Amar kembali menegaskan pada para mahasiswa bahwa publikasi penilaian seleksi pada proses yang sebelumnya memang tidak dapat dilakukan. Namun, belajar dari proses-proses tersebut, untuk proses selanjutnya kemungkinan besar hal ini dapat dilakukan.
Meskipun tuntutan mereka tidak membuahkan hasil, diskusi antara MWA dan BEM se-UI berlangsung lancar. Di akhir acara, BEM se-UI menyerahkan buku rekomendasi kebijakan yang telah mereka buat kepada MWA.
Penulis: Yuanita Intan
Discussion about this post